JAKARTA — Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman MUI Pusat menyelenggarakan Talkshow bertema Konten Ramah di Tengah Wabah Perpektif Psikologi. Talkshow ini bertepatan juga dengan wabah Covid-19 yang tengah menjalar di tengah masyarakat. Konsultan Psikologi Zona Arfina Sukabdi dan Wakil Ketua Komisi Infokom MUI yang sekaligus Dosen Kajian Islam dan Psikologi PSKTII Universitas Indonesia, Dr. Thobib Al-Asyhar menjadi pembicara dalam kegiatan ini.
Ketua LBPKI MUI, Prof. Endang Soetari, saat membuka kegiatan itu mengungkapkan bahwa konten menjadi bagian penting saat ini. Segala ungkapan, kata dia, dalam bentuk literasi dan kebijakan yang dipublikasikan kepada masyarakat merupakan konten. Maka narasi konten yang muncul harus ramah dan meneduhkan masyarakat.
“Kita berharap konten yang keluar jangan membuat masyarakat semakin bingung, tapi masyarakat semakin teduh, masyarakat tidak salah persepsi dengan kebijakan pemerintah,” katanya, Selasa (12/05) di Jakarta.
“Kami mengharapkan pandangan dari aspek komunikasi dan psikologi agar supaya apa yang disampaikan pemerintah, maupun masyarakat, serta MUI secara aktif justru memberikan kemudahan dan mengatasi apa yang menjadi problem di masyarakat,” imbuhnya.
Sekretaris LPBKI MUI, Arif Fakhruddin menambahkan, pendekatan psikologi dalam pentahshihan konten seperti ini merupakan hal baru. Biasanya, kata dia, pendekatan yang dipakai dalam penthshihan konten keislaman lebih ke arah tekstual atau pendekatan dalil al-Quran.
Memang, kata dia, pemilihan tema psikologi ini tidak lepas dari apa yang sedang menjalar di masyarakat sekarang ini yaitu Covid-19. LPBKI MUI langsung mendatangkan pembicara yang selama ini mendalami psikologi yaitu Dr. Thobib Al-Asyhar. Arif berharap, melalui pendekatan psikologi ini bisa terwujud konten yang ramah di tengah wabah.
“Wabah ini membuat suasana keprihatinan, bagaimana peran stakeholder konten tetap mengarusutamakan konten yang mendamaikan,” katanya.
Dia menyampaikan, kegiatan ini berusaha menampilkan konten apa yang sebaiknya hadir di tengah wabah. Sehingga jangan sampai konten yang ada di tengah masyarakat justru menelurkan masalah baru.
“Bagaimana konten yang ramah di tengah wabah, kondisi aktualnya seperti apa dan bagaimana tips-tips bagaimana di dalam kondisi seperti ini kita memiliki psikologi yang tough,” katanya. (Azhar/Din)