JAKARTA — Sebelum relaksasi kebijakan dari pemerintah muncul, beberapa kalangan Islam protes mengapa Masjid ditutup, sementara pasar dan tempat lain masih tetap buka.
Protes tersebut kian menguat pasca pemerintah berencana menerapkan relaksasi PSBB. Beberapa pihak mendukung upaya membuka kembali Masjid itu. Tapi tidak dengan ketua Satgas Covid-19 MUI, KH. Zaitun Rasmin.
Menurutnya, apapun kebijakan yang di keluarkan pemerintah saat ini, selama pandemi Covid-19 belum jelas tuntasnya, maka masjid tidak boleh goyah. Masjid, kata dia, harus tetap tidak dijadikan kegiatan berjamaah oleh umatnya, kecuali khusus kalangan internal masjid seperti pengurusnya untuk adzan.
Memang, kata dia, ada sebagian umat yang ingin masjid dibuka kembali karena banyak tempat lain sudah dibuka. Namun, menurutnya, tindakan seperti itu tidak sepatutnya ditiru oleh masjid. Masjid, ujar dia, dalam masa pandemi ini harus menjadi tauladan yang baik bagaimana menyikapi wabah covid-19 ini. Dengan begitu, sekalipun beberapa pihak sudah membuka atau melanggar koridor kesehatan Covid-19, tidak menjadikan masjid cemburu atau latah dan mengikuti tindakan serupa.
“Kalaupun terpaksa pemerintah relaksasi, kemudian pedagang sudah menjerit, maka masjid tidak perlu terpengaruh. Kita ini kalau memandang sesuatu kebaikan, kalau orang lain meruntuhkannya, kita berlahan. Tidak bisa menyelematkan semuanya jangan mengobarkan semuanya,” tegas Kiai Zaitun, Selasa (13/05) di Jakarta.
“Angkutan transportasi beberapa sudah terpaksa dibuka, sudahlah kita jangan cemburu. Apa daruratnya sekarang umat kembali ke masjid? Sementara jalan keluar dari Fiqih kita jelas, masalah hujan saja tidak usah ke masjid, ada hewan liar saja tidak perlu ke masjid, maka ketika ada wabah yang seperti ini, kita sudah cukup, tidak usah dulu ke masjid,” imbuh dia.
Pada masa-masa kegamangan menyikapi Covid-19 seperti ini, lanjut dia, ulama harus bertindak sebagai benteng umat dengan menjaga kehidupannya. Ulama harus terus bersuara lantang menjaga kemaslahatan umat dengan tetap tidak ibadah di masjid saat beberapa pihak bimbang antara menjaga ekonomi atau kesehatan.
“Kita harus menjadi benteng umat yang kokoh, bahwa kalau orang melakukan hal yang keliru, kita tidak usah melakukan hal-hal yang keliru. Kekuatan kita dalam memegang kekuatan umat itu, akan menjadi benteng bagi umat ini,” pungkasnya. (Azhar/Din)