Site icon Darulfunun El-Abbasiyah

Kyai Ma’ruf: Jadikan BMT sebagai Penggerak Ekonomi Sosial

JAKARTA — Baitu Al-Maal Wa Al-Tamil (BMT) mengalami perkembangan yang sangat pesat di tengah pertumbuhan roda ekonomi syaria’ah. Diketahui, saat ini jumlah BMT tak kurang dari 4.000 koperasi yang tersebar di seluruh pondok pesantren dan lembaga keIslaman lainnya di Indonesia.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa BMT dapat berpotensi menjadi penggerak perekonomian dari bawah sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi sosial.

“Saat ini adalah momen yang tepat untuk kita dapat menggelorakan kembali berbagai upaya untuk memberdayakan usaha mikro dan kecil,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan kunci dalam acara BMT Summit 2020 yang diselenggarakan secara daring oleh Majelis Ulama Indonesia, Senin (16/11/2020).

Dalam pandangannya, potensi perkembangan BMT akan terus melesat mengingat bahwa pemerintah saat ini memiliki kemauan politik yang sangat tinggi untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.

“Pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah difokuskan kepada 4 (empat) hal yaitu: Pengembangan Industri Produk Halal, Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Pengembangan Dana Sosial Syariah, dan Pengembangan dan perluasan kegiatan usaha Syariah,” urainya.

Ke empat fokus upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di atas, menurutnya, sangatlah erat kaitannya dengan pengembangan Usaha mikro, kecil, dan menengah. Kedepannya kesuksesan pelaksanaan 4 fokus tersebut tentu akan menghasilkan usaha mikro dan kecil termasuk BMT yang tangguh dan memiliki daya saing.

Pemerintah saat ini memberikan prioritas pengembangan kepada usaha mikro di seluruh pelosok tanah air. Pada tahap awal program ini, Pemerintah memberikan bantuan tunai langsung kepada 12 juta usaha mikro yang tidak sedang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan. Hal ini sangat tepat mengingat usaha mikro dan kecil adalah tulang punggung dalam penyerapan tenaga kerja yang menyerap hampir 75 persen dari seluruh angkatan kerja.

“Pengembangan UMKM menjadi sangat penting sebagai upaya kita untuk mengurangi kesenjangan,” ujar dia.
(Nurul/Din)

Exit mobile version