JAKARTA— Permasalahan utama dalam konteks wakaf di Indonesia adalah masalah literasi dan edukasi, meski wakaf sudah dikenal lama di Indonesia namun belum mendongkrak edukasi dan literasi wakaf pada level tertinggi.
Padahal menurut anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI), DR Irfan Syauqi Beik, literasi merupakan kunci agar umat mau untuk berwakaf. “Literasi kunci pemahaman dan kunci untuk mendorong orang agar mau berwakaf, kata dia dalam webinar “Literasi Wakaf Uang” yang digelar Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia, Kamis (11/02) secara virtual.
Dengan hal ini, Irfan berharap agar kedepan BWI bersama dengan stakeholder mampu melakukan penguatan edukasi dan literasi mengenai wakaf dan memperbaiki kelembagaan dan SDM nadzir. “Inilah pentingnya kolaborasi dengan stakeholder, harus kita dorong dan kuatkan agar potensi wakaf ini bisa membawa berkah untuk perekonomian bangsa,” ujar dia.
Irfan menjelaskan dalam sejarah dunia Islam wakaf pernah menjadi mesin atau roda ekonomi umat Muslim di Turki pada abad ke-2 Hijriyah yang saat itu digaungkan Imam Az-Zuhri.
Menurut dia, selama berabad-abad lamanya wakaf mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi umat dengan basis pembiayaan bisnis umat. Inilah semangat yang dia harapkan bisa juga dikembangkan di Indonesia yakni pemberdayaan ekonomi umat melalui potensi wakaf. “Kita coba bangkitkan kembali potensi wakaf uang yang sampai mencapai angka Rp 180 triliun ini,” ujar dia. (Nurul/Nashih)