Di Webinar MUI, Pakar: Herbal Berpotensi Jadi Obat Alternatif Covid-19.

JAKATA— Obat-obatan tradisional bisa menjadi alternatif pengobatan Covid-19. Tentu saja, sebelum disahkan menjadi obat harus melalui uji klinis apakah memang bisa digunakan masyarakat dan tidak ada risiko.

Hal ini disampaikan Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Obat-obatan Tradisional Holistik, Nur Tjahjadi, dalam webinar bertajuk “Peran Penting Pengobatan Komplementer Tradisional Herbal dan Spiritual (Thibbun Nabawi) untuk Penanganan Covid-19 Ditinjau dari Kajian Sains serta Mengikuti Prinsip Syariah Islam’’, yang digelar Lembaga Kesehatan MUU Kamis (4/6) di Jakarta.

Tjahjadi menilai, Indonesia memiliki lebih dari 3.000 bahan herbal dan beberapa di antaranya,  berhasil menetralisir Covid-19.
“Saya sedang meracik delapan bahan herbal di antaranya yang menurut saya berhasil adalah jahe, daun salam, bunga cengkeh, rimpang, lengkuas. Lima bahan herbal itu menurut saya mampu menjadi penetral Covid-19 yang saya racik di dapur saya sendiri. Selebihnya, masih dalam tahap uji coba mandiri,” ujarnya.

Dia menyampaikan, beberapa negara di dunia sudah mengupayakan pengakuan pengobatan tradisional sebagai alternatif. Di India misalnya, masyarakatnya kerap memakai bahan herbal bernama ayuverda. Selain India, China juga menggunakan obat herbal dalam penanganan Covid-19 bernama Lianhua Qingwen dan itu diakui.

Menurut, pemakaian obat herbal ini karena kandungannya yang bermanfaat untuk tubuh seseorang. Dia sendiri sudah menggunakan beberapa obat herbal seperti biji pala. Dia menyebutkan biji pala memiliki kandungan vitamin dan minela yang tinggi. Manfaat biji pala antara lain mengatasi insomnia, mengendalikan tekanan darah, dan menjaga kesehatan kuliat.

Sementara itu, kata dia, cengkeh bisa digunakan sebagai obat herbal anti virus karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Cengkeh juga membantu tubuh terhindar dari penyakit. Kunyit mampu melawan radikal bebas dan menghambat tumbuhnya sel tumor. Jahe bisa digunakan untuk menilai kemampuan indra perkasa seseorang sehingga bisa digunakan mendeteksi Covid-19.

“Biasanya, saat meracik obat-obatan herbal itu, saya sambi dengan membacakan murattal Alquran,” ungkap dia.
Dia berharap, pada masa mendatang, akan ada buku berisi kumpulan resep obat herbal. “Salah satu yang diharapkan dari seminar hari ini adalah terciptanya keluar satu buku tentang herbal,” kata dia.  (Zulfikar Rakasiwi/ Nashih)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia