Site icon Darulfunun El-Abbasiyah

Pernah Terpapar Covid-19, Prof Utang Ranuwijaya: Kuncinya Tetap Berpikir Positif

JAKARTA—Kasus pasien positif Covid-19 terus mengalami lonjakan di Indonesia. Banyak orang yang terkena dampak dari virus ini tak terkecuali dengan Ketua MUI Bidang Pengkajian dan Penelitian, Prof. Utang Ranuwijaya. Prof. Utang, begitu dia disapa, menceritakan pengalamannya saat pada awal Januari 2021 dinyatakan positif Covid-19. Diawali dengan panas badan hingga 38° C, lalu satu hari berikutnya Prof. Utang merasa indera penciumannya tidak normal sehingga timbul kecurigaan bahwa dirinya terpapar virus Covid-19.

Tak mau berasumsi sendiri, akhirnya Prof. Utang memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit dan diperoleh hasil bahwa dirinya positif terinfeksi virus Covid-19. Ujian pun datang silih berganti, pada hari ke-4 ia dinyatakan positif, lalu gantian pula istrinya mengalami gejala yang sama. Gejala yang dirasakan istrinya termasuk dalam kategori sedang-berat karena disertai sesak nafas.

“Saya dan Istri dirawat di RS hampir empat minggu. Ketika sampai di rumah, kemudian di tes kembali melalui PCR tapi ternyata masih positif baru kemudian dinyatakan negatif ketika bulan Februari pekan kedua,” ujar Prof. Utang, Rabu (30/06) di Jakarta.

“Jadi kalau dihitung-hitung, saya positif Covid-19 itu selama hampir satu bulan setengah,” lanjutnya menjelaskan saat dihubungi oleh tim MUI.OR.ID.

Prof. Utang berbagi pengalamannya saat positif Covid-19, ia turut memberikan opininya agar cepat sembuh dari infeksi wabah ini. Pada intinya dalam agama Islam, umat muslim diajarkan untuk senantiasa menanamkan sikap ridho dan bersabar terhadap semua musibah yang diberikan oleh Allah. Sikap ridho dan sabar dalam menyerahkan segala urusan pada Allah membuat kita menjadi lebih bisa berpikir positif. Dua hal ini sebenarnya yang menjaga imunitas tubuh karena dibalik tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

“Imunitas kita melemah kalau kita stress dan tidak sabar dalam menghadapi segala sesuatu, sabar adalah kuncinya dan tentunya juga disertai ikhtiar yang sesuai dengan anjuran dokter,” kata Prof. Utang

Ada hadits Nabi yang menjelaskan bahwa tiap penyakit itu ada obatnya. Prof. Utang meyakini kebenaran dari hadits tersebut yang berbunyi:

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَأَبُو الطَّاهِرِ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى قَالُوا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin ‘Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku ‘Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari ‘Abdu Rabbih bin Sa’id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah ‘azza wajalla.” (HR Muslim).

Hadits lainnya menyebutkan:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Sa’id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan kepadaku ‘Atha`bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga.” (HR Bukhari).

Prof. Utang meyakini kebenaran hadits tersebut. Dia mengungkapkan telah melakukan berbagai ikhtiar untuk menyembuhkan sakitnya. Salah satunya adalah menerapkan pengetahuan dan informasi valid yang ia dapatkan dari para ahli untuk menangani penyakitnya.

“Saya menghisap minyak kayu putih untuk melegakan pernafasan lalu ditambah dengan konsumsi vitamin C dan banyak-banyak berpikir positif,” ujarnya.

“Saya punya keyakinan untuk sembuh,” sambungnya untuk menegaskan betapa pentingnya berpikiran positif di kala sakit.

Prof. Utang mengajak untuk berdoa dan bertobat pada Allah. Meyakini setiap musibah ada hikmahnya, karena jika kita meyakini hal-hal yang positif maka pada akhirnya segala sesuatu itu akan berakhir dengan kegembiraan. Kegembiraan bathiniah yang dapat menyembuhkan sakit fisik maupun psikologis. (Hurryyati Aliyah/Din)

Exit mobile version