JAKARTA — Hingga saat ini, perjuangan dan semangat wasathiyah keislaman diharapkan mampu memenuhi ruang-ruang dakwah keagamaan secara istikamah dan berkelanjutan.
Hal itu disampaikan oleh Wasekjen MUI Arif Fahrudin, dalam acara Pembukaan Pendidikan Khatib Wasathi oleh Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sabtu (08/01).
Dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, pria yang sekaligus Pembina Forum Khatib Wasathi menyampaikan, keberadaan para dai dan khutaba dipastikan mampu menghidupkan oase moderasi keislaman dalam dinamika umat melalui media dakwah yang berkembang saat ini.
“Narasi-narasi wasathiyah, terutama di ruang dakwah harus dipenuhi. Para khutaba dipastikan mampu terus bersinergi mengisi ruang-ruang yang telah penuh tersebut,” terangnya.
Hal itu, kata dia, sesuai dengan kebutuhan umat dan tantangan zaman. Dia melihat, kesempatan dakwah yang dimiliki para khutaba di setiap hari Jumat sangat besar dalam menyampaikan nilai-nilai Islam moderat.
Oleh demikian itu, Arif berharap ruang dakwah khutbah Jumat harus bisa dimaksimalkan dengan sebaik mungkin. Pendidikan Komisi Dakwah kali ini diharapkan mampu mengkolaborasikan kesiapan khatib yang kompeten, substansi materi khutbah dan para jamaah sebagai objek khutbah.
“Begitu luar biasanya Allah mensyariatkan hari Jumat kepada kita, di mana di dalamnya terdapat khutbah Jumat. Maka oleh karena itu khutbah Jumat bisa kita maksimalkan sebaik mungkin, baik Khatib, isi dan umat yang mendengarkan,” kata dia.
Lebih lanjut, menanggapi kegiatan ini, Arif menyampaikan apresiasi besar kepada Komisi Dakwah MUI yang telah merealisasikan suatu kegiatan pencerahan dan bimbingan keumatan dengan semangat wasathiyah Islam.
“Kami sangat bangga. Ini langkah positif, para kharib dibimbing oleh komisi dakwah, dan komisi dakwah terus bisa melakukan kolaborasi dengan para khutaba. Sehingga ini menjadi ujung tombak bimbingan bagi umat,” ucapnya dengan apresiatif.
(A. Fahrur Rozi/Angga)