JAKARTA – Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Ketua Komisi Fatwa MUI, Prof Hasanuddin Abdul Fattah. Wakil Ketua Umum MUI yang mengkoordinasi bidang Fatwa ini menyampaikan, sosok Prof Hasan merupakan orang yang sangat ringan dalam persoalan-persoalan agama.
“Beliau yang saya kenal, adalah orang yang sangat entengan, ringan kalau ada persoalan agama. Persoalan agama yang membutuhkan jawaban cepat. Beliau adalah kitab berjalan yang selalu bisa menjawab persoalan keagamaan, wabil khususil khusus, pondasi ekonomi syariah dan kehidupan bermasyarakat, ” ujarnya, Jum’at (11/02) pasca acara tahlil malam pertama untuk Prof Hasanuddin AF secara virtual.
Dengan karakter seperti itu, Kiai Marsudi melanjutkan, Prof Hasan menjadi bagian sangat penting di Komisi Fatwa selama ini. Segala amal yang dikerjakan Prof Hasan, menurut dia, dipaketkan kepada Allah SWT melalui dedikasinya di Komisi Fatwa puluhan tahun.
“Saya yakin, amal sholeh yang ditinggalkan oleh almarhum dilihat oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Terlebih, apa yang beliau fatwakan telah dipaketkan di Komisi Fatwa MUI. Manfaatnya sungguh bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia serta rujukan bagi dunia internasional, ” ungkapnya.
Untuk itu, Kiai Marsudi mengatakan, apa yang sudah dikerjakan Prof Hasan perlu banyak dicontoh dan diteladani. Tokoh berwawasan luas seperti Prof Hasan sangat dibutuhkan oleh umat. Generasi yang meneruskan jejak Prof Hasan sangat dibutuhkan karena persoaln umat di dunia semakin terus berkembang.
“Amal sholeh beliau ini rasanya belum bisa ada yang menandingi. Karena karya dan usahanya yaitu menghidupkan fatwa-fatwa MUI mengenai ekonomi syariah dan sosial kemasyarakatan, ” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Kiai Marsudi juga memanjatkan doa agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, keistiqomahan, dan kemampuan meneruskan amal sholeh yang telah ditinggalkan Prof Hasan.
“Mewakili Majelis Ulama Indonesia, saya turut berduka cita atas wafatnya Prof. Hasanuddin selaku Komisi Fatwa MUI. Insyaalmarhum min ahlil khoir, min ahlil khoir, min ahlil khoir, ” pungkas Kiai Marsudi. (Isyatami Aulia/Azhar)