RAMADHAN SARANA AMAL SHALIH
Dr. Agus Hermanto
Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung
Rasulullah SAW bersabda: “Ditanya Rasulullah SAW tentang siapa manusia yang paling banyak masuk surganya Allah? Maka rasul menjawab, taqwa kepada Allah dan berakhlak mulia, kemudian ditanya tentang siapa manusia yang paling banyak dimasukkan ke dalam nerakanya Allah? Maka Rasulullah menjawab, mulut dan kemaluan. (HR. Tirmidzi)
Taqwa dan akhlakul karimah merupakan jalan menuju surganya Allah SWT, maka daripada itu, kita harus berlomba-lomba untuk senantiasa mendapatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Puasa ramadhan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan spirit inilah semoga kita senantiasa mendapatkan kebwrkahannya (la’allakum tattaqun) yaitu menjadi orang yang bertaqwa.
Sebaliknya bahwa mulut adalah sarana untuk menghantarkan manusia dimasukkan kedalam nerakanya Allah, manakala manusia tidak mampu mengendalikannya (salaamatul insaani fi hiddzi al lisan) keselamatan manusia ada pada menjaga lisan. Hal ini sangat penting, karena bisa jadi seseorang tergelincir bukan karena kakinya namun ia tergelincir karena lisannya.
Selain lisan juga kemaluan, yang menjadi sumber bencana, yaitu manakala seseorang tidak mampu mengendalikan syahwatnya., sehingganya ia selalu dalam kemaksiatan, lebih lebih di bulan ramadhan, bahwa ujian yang terbesar selama berpuasa adalah bukan karena menahan dari makan dan minum, melainkan karena menahan syahwat yang merupakan jihad besar selama ramadhan dan di luarnya (asyaddu al-jihad, jihad al-hawaa)
Kesehatan adalah sarana utama seseorang melakukan amal shalih, sehingga kesehatan dan ketenangan hati lebih berharga dari harta kekayaan (al shihhah wa raahatu al-baali, aghlaa min al-kunuuzi wa al-maali).
Ketengan hati sangat dibutuhkan dalam beribadah, karena dengan hati yang tenang akan dapat menghadirkan keikhlasan dan kekhusyukan dalam beribadah. Selain itu juga ketenangan hati sejatinya adalah buah dari ketaqwaan kepada Allah, yang dengan ketaqwa tersebut akan menghadirkan ketenangan. Yang terpenting adalah bagaimana dapat menghadirkan ketenangan tersebut dalam kehidupan kita, dan setiap langkah kita?
Imam Hasan Al Bisri mengatakan, “Sesungguhnya setiap hamba akan selalu dalam kebaikan, manakala nasehat selalu hadir pada dirinya dan ia selalu melakukan muhasabah (introspeksi diri) pada dirinya.
Mengingat bahwa manusia sumber kelalaian, sehingga setiap saat harus senantiasa adanya nasehat yang datang, karena nasehat merupakan sugesti sekaligus motivasi dalam kehidupan, introspeksi diri adalah kontrol diri agar manusia tidak selalu dalam kesalahan, kelalaian dan kekhilafan. Semoga kita senantiasa mendapatkan keberkahan ramadhan, dan menjadikan ramadhan sebagai sarana untuk memperbanyak amal shalih. Wallahu a’lam.