Makassar, muisulsel.com – Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Dr KH Muammar Bakry Lc MA, turut angkat bicara terkait pimpinan MUI. Miftachul Akhyar mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.
Muammar mengatakan, MUI adalah rumah umat Islam dengan latar belakang paham keagamaan yang berbeda. Warna dan kekakhasan MUI dalam menjawab problematika kagamaan berbeda dengan cara pandang seperti NU, Muhammadiyah hingga Salafi dan lain-lain.
Karena (MUI) terdiri dari latar belakang ormas yang berbeda, maka sikap toleran yang dibangun dalam bermazhab dalam menelorkan fikih Indonesia menjadi hal yang spesifik bagi Majelis Ulama Indonesia.
Wajah toleransi dalam fikih Islam bisa terlihat jika perwakilan tokoh-tokoh agama dalam lembaga MUI adalah ulama yang fakih dengan literasi kitab fikih yang baik dan memiliki wawasan kebangsaan yang hebat.
Dengan begitu, MUI menjadi acuan seluruh umat Islam Indonesia sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
KH Miftachul Akhyar adalah sosok fakih yang moderat, integritas keulamaan dan kebangsaan menyatu dalam kepribadian yang sederhana. Bukan hanya aset nahdhiyin, melainkan juga aset umat dan bangsa Indonesia. KH Miftah menjadi representasi keagamaan yang luas dan bertanggung jawab secara akademik.
Sangat disayangkan jika posisinya sebagai Rois Am PBNU membuat beliau harus meninggalkan MUI. Wajah MUI sangat ditentukan oleh personil pengurusnya, baik secara keilmuan dan kepribadian yang menjunjung nilai nilai moderasi beragama (wasathiyah islamiyah)
Mundur
Sebagaimana dipublikasikan detik.com, Sabtu (21/5/22), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi pengunduran diri Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dari Ketua Umum MUI. Gus Yahya menyebut pengunduran diri Miftachul Akhyar di MUI sudah selesai.
“Kan sudah selesai. Pengunduran diri dari Ketum MUI toh? sudah selesai,” kata Gus Yahya dikutip detik.com, usai acara Konferensi Besar PBNU 2022 di Hotel Yuan Garden, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2022) malam.
“Ya saya tidak tahu, mau diterima atau tidak wong Rais Aam (Miftachul Akhyar) sudah mundur dari ketua MUI,” katanya.
BACA JUGA:
Melalui Refreshing Dai, MUI Sulsel Tekankan Dakwah Islam Wasathiyah
Sebelumnya, MUI menolak keputusan Ketua MUI untuk mengundurkan diri. MUI menyebutkan, sesuai dengan hasil rapat pimpinan, penolakan itu sudah dikomunikasikan dengan Miftachul Akhyar.
“Sudah (dikomunikasikan) pokoknya beliau ketika dikonfirmasi apa itu, apa namanya, eh begini pengunduran diri kan beliau sampaikan, ini kan wewenangnya di MUI, kan MUI sudah jelas tegas menolak,” kata Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan kepada wartawan, Jumat (18/5/22).
Amirsyah mengatakan hasil rapat pimpinan dan rapat kesekjenan menolak tegas permohonan pengunduran diri ketua MUI. Dia menyebut Miftachul Akhyar akan memimpin MUI sampai 2025.
“Beliau kan ketua umum dari 2020-2025 hasil musyawarah nasional. Itu kan standar kan beliau permohonan. Permohonan dalam konteks ini dua kali rapat. Rapat kesekjenan dan rapat pimpinan Selasa lalu itu jelas mengamanahkan kepada beliau untuk memimpin MUI sampai 2025,” katanya.
Informasi yang dihimpun, Miftachul Akhyar telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keputusan mundur ini disampaikan Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan dalam rapat gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat. (*)
The post MUI Dalam Persimpangan Tokoh Moderat appeared first on MUI SULSEL.