Site icon Darulfunun El-Abbasiyah

Peta Wind Farm di Cornwall vs Indonesia

Sekilas kita akan beranggapan Wind Farm ini adalah wajar dibangun di Inggris, karena mereka punya sumberdaya dan kapital untuk membangun.

Tetapi ada satu sisi yang ternyata perlu kita ekplorasi, wilayah Cornwall ini termasuk wilayah yang subur akan Wind Farm, bukan karena dua hal diatas yang akan saya sorot, tetapi karena mereka sudah MEMULAI dari windmill sejak 300-400 tahun yang lalu, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk beradaptasi dengan teknologi yang baru.

Ada cost yang lebih besar sebenarnya dari teknologi, yakni sustainability, diterima oleh masyarakat, SDM yang tersedia mendukung operasional, tanah yang bisa diberdayakan, dan yang terpenting juga tidak ada gap sosial, kita bisa bayangkan jika hal seperti ini dibangun di daerah yang memiliki gap sosial, akan mahal untuk memilihara keamanan aset dsb.

berikut list heritage windmills di Cornwall
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_windmills_in_Cornwall

Berapa banyak daya terpasang Wind Turbine di UK, sampai 2016 tercatat sekitar 15,6 GW jumlah yang fantastis, kira-kira cukup untuk mensuplai listrik pulau sumatera yang memiliki beban sekitar 12 GW, sedangkan luas UK sendiri tidak lebih dari 1/2 pulau sumatera.

 
Yang menarik juga, resistensi warga masih juga terjadi di UK, resistensi tapi memilki kapasitas terpasang 15,6 GW ini luar biasa, walau dalam kapital UK diuntungkan oleh regulasi nasionalnya yang memberikan kesempatan untuk menggenarasi sumber energi oleh swasta.
 
Indonesia juga sebenarnya secara UU sudah dijami beberapa tahun sejak reformasi (kalau tidak salah ingat), akan tetapi dalam implementasi memang Indonesia terlambat melangkah.
 
Saya pernah melihat roadmap energi ini sekitar tahun 2005, tidak terlalu banyak ada perubahan yang signifikan, yang kemudian disadari pada 2 tahun pemerintahan SBY, dan terus diprogress sekarang ini pada pemerintahan Jokowi.
 
Jika kita lihat map Wind Farm Cornwall yang saya attach, yang juga perlu dibangun adalah industri penopang, dan gap sosial, karena tanpa kedua hal tersebut rasanya terlalu mahal biaya untuk memulai (start-up) dan mempertahankan keberlangsungan (sustainability).
 
Semoga menjadi pencerahan dan melecut semangat kita,
Exit mobile version