JAKARTA— Mufti Rusia Syekh Albir Krganov dan rombongan berkunjung kantor Majelis Ulama Indonesia di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2022).
Rombongan diterima Wakil Ketua Umum MUI Dr KH Marsudi Syuhud, Ketua Bidang HLNKI MUI Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Komisi HLNKI MUI Dubes, Bunyan Saptomo, dan jajaran pengurus MUI lainnya dari Komisi HLNKI, Komisi Fatwa dan Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI.
Dalam kunjungan tersebut, Kiai Marsudi memperkenalkan MUI sebagai markas bagi semua ormas Islam di Indonesia. Kiai Marsudi berharap agar kunjungan yang difasilitasi Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren) tersebut bermakna sebagai silaturahim (tali kasih sayang), shilatulfikri (tali pemikiran), dan shilatulmal (tali ekonomi) bagi Indonesia dan Rusia.
Sementara itu, Ketua Inkopontren Dr Mohammad Sukri, menyatakan koperasi bukan hanya sebagai badan sosial, melainkan sebagai badan hukum yang sama dengan usaha di muka bumi.
Ia juga memperkenalkan rombongan Inkopontren seperti Sekum Hapi Zajuli, Bendahara Muhammad Azhari, Hubungan Luar Negeri Deva Rachman dan beberapa pengusaha lainnya yang siap bekerja sama dengan pengusaha Rusia.
Sementara itu, Mufti Rusia Albir Krganov menyampaikan bahwa saat ini banyak pengusaha yang saling tidak percaya sebab banyaknya kebohongan. Maka, saat ini para pengusaha juga mencari mitra baru. Dia berharap pengusaha Muslim Indonesia dapat bermitra dengan pengusaha Rusia dalam berbagai aspek seperti investasi, perdagangan, infrastruktur, pendidikan, produk halal, dan pariwisata halal.
Muslim Rusia saat ini menurut Mufti Krganov memiliki hubungan baik dengan pemerintah Federasi Rusia. Bahkan saat ini tumbuh banyak organisasi Islam. “Saya berharap ulama Indonesia dan Rusia dapat membahas bersama masalah dunia dan masalah kehidupan sesuai Alquran dan sunnah,” kata Mufti Krganov yang diterjemahkan Dr Popov Alexander dari Moscow Chamber of Commerce and Industry.
Dubes Bunyan Saptomo dalam sesi diskusi bertanya terkait bantuan Mufti Rusia terhadap masyarakat Krimea Muslim. Mufi Krganov menjawab bahwa situasi di Semenanjung Krimea saat ini tambah kondusif.
“Ada 300 ribu orang Islam, sekarang telah ada 400 organisasi Islam yang dapat hak dan legalitas, serta sementara dibangun masjid utama di sana,” jelas Krganov.
Mufti Krganov bahkan mengundang MUI untuk dapat berkunjung ke Rusia dan melihat bagaimana perkembangan Islam di Rusia.
Dia berharap berita bohong (fake news) atau fitnah terkait Rusia dapat diatasi dengan kunjungan langsung ke Rusia dan menguatkan kerja sama antara ulama di kedua negara.
“Struktur organisasi Islam di Rusia ada banyak organisasi seperti di Indonesia ada NU, Muhammadiyah, dan organisasi lainnya. Ada 95 muftiyat dalam tiga organisasi besar. Semuanya saling bekerja sama,” tambah Mufti Krganov.
Sebelum menutup diskusi, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyimpulkan terkait pentingnya membangun poros Islam Indonesia-Rusia dimulai dari saling tukar menukar kartu nama, pembentukan kelompok kecil, dan dilanjutkan pada kerja sama antara Muslim Indonesia dan Rusia. (Yanuardi Syukur, ed: Nashih)