JAKARTA— Ketua Panitia Pelaksana Milad ke-47 Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengungkapkan tiga landasan untuk memperkuat kesatuan dan kekuatan di antara umat. Ketiga kekuatan itu yakni ta’aruf (mengenal), tafahum (memahami) dan taawun (saling menolong) di antara umat.
“Maka penting bagi kita untuk terus mengasah ini,” kata Kiai Cholil Nafis dalam sambutannya di perayaan Milad ke-47 MUI, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (26/7) malam.
Kiai Cholil menambahkan, Indonesia saat ini memasuki masa persiapan tahun politik 2024. Dia mengkhawatirkan terjadinya sebuah konflik yang dibumbui legitimasi agama.
“Maka ini penting untuk membangun kesatuan, karena tidak mungkin kita kuat tanpa persatuan,” ujarnya.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah ini mengingatkan, pada saat Piagam Madinah, hal yang pertama ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW adalah persatuan di seluruh rakyat Madinah.
Oleh karena itu, pada Milad ke-47 ini, kata kiai Cholil, MUI ingin mengingatkan kembali untuk menyatukan melalui merajut kesatuan dan kekuatan.
“Oleh karena itu, kami berharap, MUI ini menjadi tenda besar umat Islam untuk merajut persatuan dan kesatuan,” tuturnya.
Dalam membangun ketiga landasan itu, ungkap kiai Cholil, perlu adanya konsepsi baru melihat fenomena dunia yang baru.
“Bagaimana kita ini membangun hubungan yang baik antar sesama warga negara. Ini penting untuk kita lakukan,” sambungnya.
Termasuk, kata kiai Cholil, membangun hubungan antara intelektual dengan pemerintah.
Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini menyayangkan anggapan bahwa ulama yang bagian dari pemerintah sudah tidak ulama.
Selain itu, lanjutnya, bagi ulama yang menghantam pemerintah seakan-akan keulamaannya semakin kritsal. Menurut dia, perlu adanya upaya menyatukan antara ulama dan umaro.
“Sehingga, membangun Indonesia yang sejahtera di masa yang akan datang,”kata dia. (Sadam Al-Ghifari/Azhar)