JAKARTA–Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI menggelar silaturahim dengan sejumlah artis untuk membahas pengembangan seni budaya Islam di Indonesia. Pada kesempatan itu, Waketum MUI, Buya Anwar Abbas mengatakan bahwa MUI bertugas menjaga umat agar seni tidak menyimpang dari syara.
“Dalam kesimpulan saya, tidak ada aspek kehidupan kita yang tidak ada tuntunannya, kalau dalam Islam ada tuntunannya,” paparnya di Aula Buya Hamka Gedung MUI, Jakarta Pusat, Rabu (27/7).
Namun, Buya Anwar menyayangkan pada akhir-akhir ini hanya aspek politik yang menonjol, sementara aspek ekonomi Islam lemah.
Padahal, kata dia, ekonomi dan seni merupakan sebuah industri yang tidak bisa dipisahkan, karena menurutnya semua orang menyukai seni.
Dengan demikian, ujar Buya, tidak pas jika keindahan seni budaya hari ini terusik hal-hal secara syar’i. Inilah tugas MUI untuk menjaga umat agar seni tidak menyimpang dari syara.
“Bagaimana caranya supaya umat ini tidak menyimpang, silakan mengembangkan creativity tapi yang dibolehkan syara,”,ujarnya.
Buya Anwar juga mengapresiasi anak-anak Indonesia yang dinilai hebat dalam mengembangkan seni budaya.
“Kenapa anak-anak yang hebat tidak kita bantu fasilitasi untuk bisa tampil?,”tegasnya.
Selain itu, Buya Anwar juga menegaskan jangan sampai ada kegiatan seni yang menyimpang dari agama.
“Soal Citayam Fashion Week, saya tidak bisa menyalahkan, saya menghimbau agar orang tua dan masyarakat bisa mengoreksi diri, supaya ke depan, Citayam Fashion Week religius,”harapnya.
Buya Anwar juga menyesalkan Citayam Fashion Week yang ternyata dimanfaatkan oleh kalangan LGBT.
“LGBT bukan HAM, karena merugikan banyak orang lain, tidak memberikan kemaslahatan. Saya meminta kawan-kawan yang bergerak di seni budaya juga bertanggung jawab untuk generasi di masa depan,”kata dia.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, Kiai Jeje Zaenuddin, mengatakan dengan kesempurnaan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, seni seharusnya tidak hanya indah namun juga terarah.
Kiai Jeje juga menyampaikan bahwa seni budaya bersifat universal sehingga menjadi pintu masuk seluruh pintu dari sekat-sekat peradaban.
“Kita diingatkan silsilah nenek moyang kita, Adam Hawa, keanekaragaman, dari perbedaan diarahkan menjadi ta’aruf, maka keanekaragaman yang luas, ada pintu perekatnya, salah satunya adalah kesenian,”ujarnya.
Pada tahun 2023, kata Kiai, akan diadakan kongres seni budaya. Maka forum seperti ini dibutuhkan sebagai salah satu bentuk realisasi.
Pada kesempatan yang sama, Kiai Jeje juga menyatakan bahwa dalam lingkup kecil, seperti TV MUI, penampilan seni budaya pun masih kosong, dan kekosongan ini harus diisi.
“Sehingga penonton TV MUI, tidak hanya tentang tausiyah, tetapi juga seni budaya,”paparnya.
Dalam kegiatan silaturahim ini, hadir sejumlah pekerja seni alias artis di antaranya Erick Yusuf, Helvy Tiana Rosa, Dwiki Dawarman, Arie Untung dan lainnya.
(Ilham Fikri/Angga)