JAKARTA –Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan pesan jelang perayaan pergantian Tahun Baru Islam atau Hijriyah. Pergantian tahun tersebut akan jatuh pada 30 Juli 2022.
Ketua MUI Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin mengatakan, sepanjang tahun 1443 H umat Islam berada pada suasana transasi dan adaptasi dari situasi Pandemi Covid-19.
“Dan di akhir tahunnya, alhamdulillah kita dapat menghirup suasana kebebasan dari kekangan protokol kesehatan dan pembatasan aktivitas yang ketat, setelah pandemi mereda,” ujar kiai Jeje, kepada MUIDigital, Jumat (29/7/2022).
Menurut dia, situasi seperti ini harus disyukuri. Namun, harus tetap waspada dan hati-hati.
Kiai Jeje menekankan, kewaspadaan dan kehati-hatian harus terus dilakukan agar tidak terulang kembali gelombang pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, kiai Jeje mengingatkan bahwa makna yang hakiki dari pergantian tahun adalah jatah usia dan umur dunia yang terus berkurang dan semakin dekat pada ajal dan kehancuran.
“Maka harus memotivasi untuk meningkatkan kualitas amal kebajikan sebelum hilang peluang dan kesempatan,” sambungnya.
Kiai Jeje berharap, momen pergantian tahun Hijriyah ini dapat menginspirasi untuk menjadikan semangat hijrah sebagai ruh kehidupan agar terus berhijrah.
“Yaitu merubah dan meningkatkan kualitas hidup kita kearah yang lebih baik,” jelasnya.
“Dari kelalaian kepada giat, dari kebodohan kepada ilmu, dari kemiskinan kepada kesejahteraan dan terusnya,” tambahnya.
Wakil Ketua Umum PP Persis ini mengajak umat Islam untuk mempersiapkan diri di tahun 1444 H sebagai tahun penuh harapan dan keberkahan untuk perbaikan hidup dan kehidupan pada segala aspek.
“Baik itu di bidang aqidah dan peribadatan, maupun bidang maumalah dan akhlak moralitas kita pada tataran pribadi dan keluarga, maupun tataran masyarakat dan negara,” pungkasnya.
(Sadam Al-Ghifari/Fakhruddin)