All posts by Admin

Peserta Silaturrahim Dai dan Halaqoh Dakwah Nasional Deklarasikan Diri sebagai Dai-Daiyah Nusantara

JAKARTA—Peserta acara Silaturrahim Dai dan Halaqoh Dakwah Nasional mendeklarasikan diri sebagai Dai-Daiyah Nusantara yang berkomitmen untuk dakwah menyatukan dan memperkokoh umat dalam kebhinekaan.

Deklarasi itu mereka sampaikan secara bersama-sama seusai temu silaturrahim dan dialog dakwah di antara Dai-Daiyah di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (26/07/2022).

Mereka berdeklarasi senantiasa berpegang teguh terhadap beberapa poin penting yang tercantum dalam teks Deklarasi Dai dalam menjalankan amanah dakwah untuk umat.

Berikut beberapa poin deklarasi para Dai-Daiyah, di antaranya:

  1. Akan mendakwahkan Islam ala ahlissunnah wal jamaah.
  2. Akan selalu berdakwah untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat untuk tegaknya izzul Islam wal muslimin.
  3. Akan berdakwah untuk merajut ukhuwwah Islamiyah, basyariyah dan wathoniyah.
  4. Akan selalu berdakwah dengan mengedepankan sikap toleransi baik dalam internal umat Islam, dengan pemeluk agama lain dan dengan pemerintah.
  5. Akan berdakwah untuk membangun kedewasaan umat dalam berpolitik, sehingga politik tidak menjadi sebab perpecahan umat dan perpecahan bangsa.
  6. Senantiasa berdakwah menolak segala bentuk ekstrimisme, radikalisme dan terorisme baik verbal maupun fisik yang dapat menjadi sumber perpecahan dan konflik di kalangan sesama anak bangsa.
  7. Siap berperan aktif dalam memberikan inspirasi, membina, dan memberikan teladan bagi umat.
  8. Siap bersinerji dengan semua lembaga baik negeri maupun swasta demi terciptakan dakwah yang menyejukkan, mengedepankan akhlakul karimah dan uswah hasanah dalam rangka terciptanya keamanan, kenyamanan dan kedamaian serta kesejukan.
  9. Berkomitmen berdakwah dengan pedoman dakwah Islam dan siap mendapat arahan dan bimbingan Majelis Ulama Indonesia.

(A Fahrur Rozi/Fakhruddin)



Waketum MUI Sampaikan Pentingnya Sifat Tasamuh di Depan Para Dai

JAKARTA — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud, menyampaikan pentingnya konsep dan sifat tasamuh dalam merajut kesatuan dan kekuatan umat di tengah perbedaan.

“Kita bisa kumpul di sini dan merawat umat karena kita mempunyai sifat tasamuh,” kata dia dalam acara Silaturrahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional, Milad ke-47 MUI di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/7/2022).

Dia menjelaskan, konsep tasamuh adalah sifat pengertian dan mau memberi ruang kepada sesama dalam mengekspresikan perasaan dan fikiran. Dengan itu, kata dia, mereka merasa dihargai keberadaannya.

“Intinya adalah memberi ruang kepada sesama, yakni perasaan dan fikiran kepada orang lain,” terangnya.

Dengan itu, Kiai Marsudi mengapresiasi acara silaturrahim para dai, sekaligus berharap pertemuan serupa secara konsisten dan berkala terus dilaksanakan ke depan.

“Kami intruksikan, ini terus berlanjut ke depan, setidaknya 3 bulan sekali,” kata Kiai Marsudi.

Kiai Marsudi menyadari, ada banyak sekali paham dan organisasi-organisasi keagamaan yang ada di Indonesia. Adanya silaturrahim di antara para dai, menurut dia, penting untuk wadah diskusi dan evaluasi dakwah umat.

“Maka dengan kita kumpul di rumah MUI, ini bentuk simbol dan gerakan nyata persatuan umat Indonesia,” ujarnya.

(A Fahrur Rozi/Fakhruddin)



Waketum MUI Sampaikan Pentingnya Sifat Tasamuh di Depan Para Dai

JAKARTA — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud, menyampaikan pentingnya konsep dan sifat tasamuh dalam merajut kesatuan dan kekuatan umat di tengah perbedaan.

“Kita bisa kumpul di sini dan merawat umat karena kita mempunyai sifat tasamuh,” kata dia dalam acara Silaturrahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional, Milad ke-47 MUI di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/7/2022).

Dia menjelaskan, konsep tasamuh adalah sifat pengertian dan mau memberi ruang kepada sesama dalam mengekspresikan perasaan dan fikiran. Dengan itu, kata dia, mereka merasa dihargai keberadaannya.

“Intinya adalah memberi ruang kepada sesama, yakni perasaan dan fikiran kepada orang lain,” terangnya.

Dengan itu, Kiai Marsudi mengapresiasi acara silaturrahim para dai, sekaligus berharap pertemuan serupa secara konsisten dan berkala terus dilaksanakan ke depan.

“Kami intruksikan, ini terus berlanjut ke depan, setidaknya 3 bulan sekali,” kata Kiai Marsudi.

Kiai Marsudi menyadari, ada banyak sekali paham dan organisasi-organisasi keagamaan yang ada di Indonesia. Adanya silaturrahim di antara para dai, menurut dia, penting untuk wadah diskusi dan evaluasi dakwah umat.

“Maka dengan kita kumpul di rumah MUI, ini bentuk simbol dan gerakan nyata persatuan umat Indonesia,” ujarnya.

(A Fahrur Rozi/Fakhruddin)



Awali Kegiatan Milad Ke-47, MUI Gelar Silaturrahim Dai dan Pegiat Medsos

JAKARTA— MUI mengawali kegiatan Milad ke-47 dengan mengadakan silaturahmi dai dan pegiat medsos pada Selasa (26/07) pagi. Kegiatan ini bernama Silaturrahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional. Selain dihadiri para da’i dan daiyah, influencer keislaman di media sosial yang sedang naik daun yaitu Habib Husei Ja’far Alhadar juga hadir.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menyampaikan bahwa dai berperan penting dalam merajut kesatuan dan kekuatan dalam bingkai kebinekaan.

Dalam kegiatan bertema “Dakwah Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebinekaan” itu, dia berharap halaqah dakwah ini menjadi ajang diskusi dan evaluasi kondisi umat terkini. Terlebih, kata dia, tahun ini terhitung sudah mulai memasuki tahun politik yang potensial merubah kondisi keumatan.

“Kalau para dai perang ayat dan perang statement, itu bisa kacau, ” ungkap dia Selasa (26/07) saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut di Hotel Sultan, Jakarta.

Dia mengungkapkan, pertemuan ini adalah upaya awal untuk mempertemukan seluruh dai dan daiyah di Indonesia. Dia ingin memastikan silaturahim serupa bisa terus berjalan berkelanjutan.

“Jadi jangan kita melakukan perang-perang di dunia maya, mari kita bicarakan dan diskusikan hal-hal yang baik di MUI,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini menyampaikan, MUI berperan penting dalam melahirkan halaqah dakwah yang sesuai dengan konteks kebangsaan dan kebinekaan. Sejauh ini, ujar dia, delegasi dai yang hadir dalam kegiatan tersebut sudah mengikuti program standardisasi dari MUI.

“Ini yang dakwah di telivisi dan Mushola sudah terstandardisasi oleh MUI. Bahkan, di beberapa negara, seperti Malasyia dan Brunei, ternyata juga menggunakan standard sertifikasi dari MUI juga,” tuturnya. (A Fahrur Rozi/Azhar)



Awali Kegiatan Milad Ke-47, MUI Gelar Silaturrahim Dai dan Pegiat Medsos

JAKARTA— MUI mengawali kegiatan Milad ke-47 dengan mengadakan silaturahmi dai dan pegiat medsos pada Selasa (26/07) pagi. Kegiatan ini bernama Silaturrahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional. Selain dihadiri para da’i dan daiyah, influencer keislaman di media sosial yang sedang naik daun yaitu Habib Husei Ja’far Alhadar juga hadir.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menyampaikan bahwa dai berperan penting dalam merajut kesatuan dan kekuatan dalam bingkai kebinekaan.

Dalam kegiatan bertema “Dakwah Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebinekaan” itu, dia berharap halaqah dakwah ini menjadi ajang diskusi dan evaluasi kondisi umat terkini. Terlebih, kata dia, tahun ini terhitung sudah mulai memasuki tahun politik yang potensial merubah kondisi keumatan.

“Kalau para dai perang ayat dan perang statement, itu bisa kacau, ” ungkap dia Selasa (26/07) saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut di Hotel Sultan, Jakarta.

Dia mengungkapkan, pertemuan ini adalah upaya awal untuk mempertemukan seluruh dai dan daiyah di Indonesia. Dia ingin memastikan silaturahim serupa bisa terus berjalan berkelanjutan.

“Jadi jangan kita melakukan perang-perang di dunia maya, mari kita bicarakan dan diskusikan hal-hal yang baik di MUI,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini menyampaikan, MUI berperan penting dalam melahirkan halaqah dakwah yang sesuai dengan konteks kebangsaan dan kebinekaan. Sejauh ini, ujar dia, delegasi dai yang hadir dalam kegiatan tersebut sudah mengikuti program standardisasi dari MUI.

“Ini yang dakwah di telivisi dan Mushola sudah terstandardisasi oleh MUI. Bahkan, di beberapa negara, seperti Malasyia dan Brunei, ternyata juga menggunakan standard sertifikasi dari MUI juga,” tuturnya. (A Fahrur Rozi/Azhar)



Nikah Siri, Apa Akibatnya?

nikah-siri,-apa-akibatnya?

MUI Sulsel Menjawab – Assalamu ‘alaykum Warohmatullahi Wabarakatuh. Saya ingin menanyakan perihal nikah siri dan apa konsekuensinya???

Oleh warga 081241627XXX

JAWABAN:

Nikah siri berasal dari Bahasa Arab yang artinya pernikahan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau rahasia (sirr, سرّ = rahasia)

Nikah siri diakui secara agama karena telah memenuhi rukun yaitu, adanya mempelai pria dan wanita, adanya wali, dua saksi dan ijab kabul. Namun, pernikahan tersebut tidak diakui oleh negara karena tidak dilakukan di hadapan penghulu atau pegawai pencatat nikah atau tidak tercatat di Kantor Urusan Agama (sesuai pasal 2 undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan).

Nikah siri kebanyakan dilakukan karena beberapa faktor. Di antaranya; ingin cepat terlaksana, praktis karena tidak mau repot melengkapi dokumen yaitu KTP, Kartu Keluarga, blanko N dari kelurahan, akta cerai bagi mempelai yang duda atau janda dan izin istri pertama yang ditetapkan pengadilan agama untuk pernikahan kedua.

Dampak negatif dari pernikahan siri dominan terhadap istri dan anak. Untuk istri, ia potensial kehilangan hak mendapat perlindungan sebagai istri karena statusnya tidak tercatat secara sah, sehingga rentan mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga. Di samping itu, ia juga berisiko ditinggal suami tanpa ada jaminan.

Adapun untuk anak-anak yang lahir dari pernikahan siri, mereka rentan ditinggal oleh orang tua mereka, terutama ayah. Anak-anak itu juga kesulitan mendapatkan akta kelahiran ataupun memiliki akta yang hanya menyebut nama ibu saja. Akibatnya, anak kesulitan bersekolah karena untuk masuk sekolah diperlukan akta kelahiran. Di samping itu mereka potensial kehilangan hak-hak pengasuhan dari ayah karena tidak ada bukti yang mengaitkan mereka sebagai anak kandung.

Dengan demikian, sebaiknya menikah secara resmi dan dicatatkan di KUA setempat. Jika dilakukan di balai nikah pada waktu jam kerja, maka pernikahan tersebut gratis atau Rp. “0”. Apalagi di dalam anjuran agama, nikah itu sunnah diumumkan dalam bentuk jamuan atau walimah, tidak disembunyikan sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

أَوْلِمْ وَلَوْ بشاة

“Adakanlah walimah, walaupun dengan seekor kambing” (Muttafaqun Alayh/ Bukhari (Hadis No: 5167) kitab an-Nikah, Muslim (no. 1427)

Penjelasan kata walimah dari perintah “awlim”:

والوليمة على العُرس مستحبة] والمراد بها طعام يتخذ للعرس… وأقلها للمكثر شاةٌ، وللمقل ما تيسر]

Artinya: Walimah pernikahan hukumnya sunah. Yang dimaksud dalam hal ini ialah jamuan makan ketika pernikahan… Paling sedikit hidangan bagi orang mampu ialah seekor kambing, dan bagi orang yang kurang mampu, hidangannya apa pun semampunya. (Syekh Muhammad bin Qasim, al-Fathul al-Qarib, Dar al-‘Alamiyah, Kairo, 2018, hlm. 178).

The post Nikah Siri, Apa Akibatnya? appeared first on MUI SULSEL.



Milad ke-47 MUI dan Tantangan Ukhuwah di Tahun Politik

Oleh: KH M Cholil Nafis, PhD, Ketua Panitia Pelakana Milad ke-47 MUI dan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah

Hari ini, Selasa bertepatan dengan 26 Juli 1975 lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri atas prakarsa ulama dan umara. Berdirinya MUI tak lepas dari semangat untuk memberikan wahana menjalankan mekanisme yang efektif dan efesien dalam upaya memelihara dan membina kontinuitas partisipasi umat Islam Indonesia terhadap pembangunan.

Selama 47 tahun sejak berdiri, di usia yang tak lagi muda ini MUI telah memberikan kontribusi bagi ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. MUI mengemban tanggung jawab yang tak sederhana. Dinamika politik, sosial, dan keagamaan yang muncul di Tanah Air muncul dengan beragam manath al-hukmi (objek hukum), yang melatarbelakanginya. Hal ini tentu membutuhkan respons cepat dan tepat dari MUI agar respons dan tanggapan yang dikeluarkan menjadi panduan dalam keseharian. Peran himayatul ummah (pengayom umat), tidak sekadar menjadi adagium tanpa aksi nyata. Beragam program yang berorientasi keumatan telah dilakukan MUI bergandengan tangan dengan pemerintah, sebagai mitra strategis (shadiqul hukumah).

Peran dan tanggung jawab ini tentu masih akan terus melekat. Dalam konteks Milad ke-47 ini juga demikian. Tahun politik akan masih menjadi tantangan besar bagi umat, di samping tantangan lainnya seperti ekonomi. Efek polarisasi pada Pemilu 2019 masih terasa sampai sekarang, yaitu perpecahan di antara umat akibat polarisasi yang terjadi. Meskipun begitu, terdapat dua perekat bagi kita yaitu pertama, dalam rangka keagamaan dan keimanan, bisa dirajut untuk membangun kesatuan di antara kita.

Kedua, kebangsaan dan nasionalisme. Caranya adalah dengan mencintai Tanah Air atas dasar iman didahulukan dari cinta kelompok dan golongannya.

Kerangka inilah yang akan kita rajut dalam wadah Majelis Ulama Indonesia, dengan semangat keagamaan yang tinggi jangan sampai melunturkan semangat kebangsaan. Begitu jugga sebaliknya, semangat nasionalisme jangan sampai melunturkan semangat keagamaan kita. Sebuah kekuatan yang berpilar pada keagamaan dan nasionalisme. Yakni Ketuhanan yang Maha-Esa yang bertujuan membangun bangsa demi menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan kekuatan untuk membangun bangsa yang tidak dapat dipisahkan.

Selanjutnya, kerangka ini akan kita bingkai dalam merajut kebangsaan dan kesatuan sehingga menjadi kekuatan dalam bingkai kebhinekaan. Jadi, pluralitas yang berada di tengah-tengah kita, menciptakan sebuah keindahan bagai pelangi. Tak hanya itu, ia juga menjelma menjadi sebuah power yang saling menguatkan dan saling merasakan untuk membangun bangsa di masa yang akan datang.

Karenanya Milad kali ini menjadi momentum bagaimana umat Islam bersatu dalam tenda besar Majelis Ulama Indonesia guna mengayomi, menjaga, membimbing, sekaligus memberdayakan umat di masa depan. Melalui payung besar inilah kita bersama-sama membangun umat dan bangsa.

Milad ke-47 Majelis Ulama Indonesia (MUI) diharapkan dapat menyatukan langkah bersama untuk mementingkan dan mendahulukan kemaslahatan masyarakat. Jadi kita sekarang ini menyatukan langkah, mendahulukan kemaslahatan umum daripada kepentingan pribadi dan kelompok.

Inilah relevansi dari tema Milad ke-47 tahun ini yaitu “Merajut Kesatuan dan Kekuatan dalam Bingkai Kebhinekaan.”

Dengan mengangkat tema ini, MUI berharap umat Islam dapat mendahulukan cinta Tanah Air daripada cinta kelompok masing-masing dan menyatukan religiusitas dengan kebangsaan. Jadi satu kata yaitu cinta Tanah Air atas dasar keimanan.

Religiutas keimanan akan menjadi landasan dalam mengartikulasikan kebangsaannya melalui cinta keadilan. Yang menjadi kerangka dengan diangkatnya tema ini adalah sila kelima dari Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesa. Dengan begitu, diharapkan umat Islam dapat berjamaah dalam shalatnya, ekonominya, sosialnya, dan kebangsaannya. Untuk itu, MUI pada Milad kali ini, mengupayakan untuk merajut ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah.

Jadi membangun negara atas dasar iman, nasionalisme, dan kemanusiaan. Karenanya, kita rajut pesaudaraan sesama Muslim (ukhuwah bainal Muslimin), persaudaraan se Tanah Air (ukhuwah bainal muwathinin) dan persaudahaan sesama umat manusia (ukhuwah insaniyah) yang berdasarkan iman islam dan kebangsaan kita.

Dan kedepan gerakan dakwah dan ukhuwah akan bersifat paralel. Kami mengajak umat untuk konsisten menjalankan ajaran Islam dan cinta Canah Air. MUI juga dapat menjadi sarana membangun dan merekatkan ukhuwah. Selamat Milad ke-47. Mari satukan langkah untuk kemaslahatan umat, bangsa, dan negara.



MUI Sulsel dan RRI Makassar Teken MoU Program Syiar Islam

mui-sulsel-dan-rri-makassar-teken-mou-program-syiar-islam

Makassar, muisulsel.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel dan manajemen stasiun radio pemerintah RRI Makassar membuat nota kesepahaman, Memorandum of Understanding (MoU), untuk program siaran dakwah atau syiar Islam.

Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr Najamuddin Lc MA dan Ketua RRI Makassar Dr Ferdy Kusno SSos MSi hadir meneken MoU, di Gedung RRI Makassar, Jl Riburane, Makassar, Senin (25/7/2022).

Penandatanganan MoU antara MUI Sulsel dan RRI, di Gedung RRI Makassar, Jl Riburane, Makassar, Senin (25/7/2022).

Hadir Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel Prof Muhammad Jufri, pengurus MUI Sulsel Prof Dr H Abustany Ilyas MA, Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA , Dr H Waspada Santing M SosI M Hi, dan Dr Amiruddin M E I.

Baca juga:

Jual Tanah Wakaf, Bagaimana Hukumnya? Ketua MUI Sulsel Menjawab

Halo! Ini Pelamar yang Lolos Masuk Pengaderan Ulama MUI Sulsel

KH Najamuddin, mengatakan, RRI adalah siaran yang mampu menyentuh banyak daerah bahkan sampai ke Pulau Kalimantan.

Rais Syuriah PWNU itu mengapresiasi RRI Makassar yang telah memberi ruang kepada MUI Sulsel untuk menyampaikan syiar Islam.

“MUI sangat berterima kasih kepada RRI Makassar yang telah memberi kepercayaan,dalam waktu dekat kami akan siap menyusun jadwal dakwah untuk disampaikan lewat saluran ini,” kata KH Najamuddin.

Penandatanganan MoU antara MUI Sulsel dan RRI, di Gedung RRI Makassar, Jl Riburane, Makassar, Senin (25/7/2022).

Ferdy Kusno, dalam sambutannya, menyampaikan RRI Makassar fungsinya sebagai corong informasi kepada masyarakat.

“Kami sangat bersyukur jika MUI Sulsel berkenan mengisi kegiatan dakwah di sesi acara kami,” kata Fardy.

Saat ini, lanjut Fardy, RRI Makassar sudah mampu menjangkau ke pelosok daerah hingga ke luar Pulau Sulawesi. Adapun pendengarnya mencapai satu juta orang.

Penandatanganan MoU antara MUI Sulsel dan RRI, di Gedung RRI Makassar, Jl Riburane, Makassar, Senin (25/7/2022).

Selain saluran radio, RRI juga sudah bisa siaran langsung via media sosial YouTube dan media sosial lainnya. (Irfan)

The post MUI Sulsel dan RRI Makassar Teken MoU Program Syiar Islam appeared first on MUI SULSEL.



Dubes Maroko: Ibnu Batutah Inspirasi Relasi Maroko-Indonesia

JAKARTA— Duta Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdella bersilaturahim dengan Komisi HLNKI MUI di Kantor MUI, Jakarta Selasa pekan lalu (19/7/2022). Kedatangan Dubes Maroko tersebut disambut Ketua MUI Bidang HLNKI, Dr Sudarnoto Abdul Hakim dan Ketua Komisi HLNKI Dubes Bunyan Saptomo.

Selanjutnya, silaturahim dan diskusi diadakan di ruang Ketua Umum MUI. Waketum MUI Dr KH Marsudi Syuhud dan Ketua MUI KH Abdullah Jaidi juga hadir dalam silaturahim dan diskusi tersebut setelah rapat Dewan Pimpinan MUI.

Dalam diskusi tersebut, Dubes Maroko bercerita terkait pentingnya menjalin kerja sama antara Maroko dengan Indonesia dan apa yang dapat dikerjasamakan dengan MUI.

Diskusi juga membahas terkait sosok petualang Muslim dari Maroko Ibn Battutah yang selama 30 tahun keliling dunia, termasuk ke Indonesia. Sosok Battutah menjadi salah satu inspirasi untuk semakin mendekatkan relasi antara Indonesia dan Maroko. “Hubungan secara emosional Indonesia dan Maroko sudah terjalin kuat,” tutur dia.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Marsudi Syuhud, mengatakan hubungan kerjasama dengan negara Maroko sudah cukup lama, yakni sejak zaman ditemukannya Fakfak.
Diketahui, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Maroko sangat erat. Baik hubungan secara resmi dengan pemerintah maupun antarmasyarakat Islam itu sendiri.

Salah satu bentuk kerja sama yang sangat dirasakan adalah kerja sama terkait pendidikan antara Indonesia dan Maroko. Diketahui, saat ini banyak pelajar dari Indonesia yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat Perguruan tinggi yang ada di Maroko.

Menurut Kiai Marsudi, dalam pertemuan tersebut melahirkan beberapa harapan terkait kerja sama ke depannya.
Pertama, MUI dapat menjadi jembatan atau penyambung antara santriwan dan santriwati di Indonesia untuk bisa melanjutkan pendidikan di Maroko. Kedua, menjalin kerja sama antara Mufti Maroko dan MUI.

“Insya Allah ada kemungkinan untuk kita menjalin kerja sama antara Mufti Maroko dan MUI. Kerja sama tersebut dapat berupa sharing idea tentang ide Istimbatul hukm, yaitu bagaimana cara membuat hukum yang sesuai pada zaman dan era yang terus berkembang saat ini, baik itu hukum agama maupun tentang hukum ekonomi syariah saat ini semakin berkembang,” tutur Pengasuh Ponpes Darul Uchwah ini saat menyampaikan harapannya.

Ketiga, menjalin kerja sama dengan lembaga ulama yang ada di Maroko, baik berupa Sharing idea maupun melakukan agenda–agenda tahunan. Keempat, membuka kesempatan ekspor dan impor antara Indonesia dengan Maroko melalui komisi Ekonomi di MUI.

Baik Dubes Maroko dan MUI bersepakat untuk melanjutkan pembicarakan kerja sama dalam berbagai sektor seperti pertukaran pelajar, dialog antarulama dan lain sebagainya. Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Pengurus Komisi HLNKI MUI yakni Sekretaris Komisi Dr Andy Hadiyanto, Dubes Safirah Machrusah, Dr Suherman, Dr Burhanuddin, H Oke Setiadi, Agus Nilmada Azmi, dan Yanuardi Syukur. Setelah silaturahim, dilanjutkan dengan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan dari kedua pihak. (Yanuardi Syukur, ed: Nashih)



Berlangsung Sehari Penuh pada 26 Juli 2022, Milad MUI Ke-47 Berisi Lima Kegiatan Penting

JAKARTA— Milad MUI Ke-47 yang berlangsung 26 Juli 2022 di Hotel Sultan Jakarta berisi lima kegiatan penting dan berbobot. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang berlangsung secara daring karena Covid-19, Milad MUI ke-47 ini berjalan secara luring dengan agenda yang padat. Ada lima kegiatan penting dalam Milad MUI Ke-47 tahun ini.

Ketua Pelaksana Milad MUI Ke-47, KH Cholil Nafis, menyampaikan bahwa pada Selasa (26/07) pagi, mulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB, akan ada kegiatan Silaturahmi Dai dan Halaqah Dakwah Nasional. Pada kegiatan tersebut, akan ada silaturahmi antara dai dan influencer.

Pada kegiatan tersebut, ujar dia, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian akan mengisi pidato kunci (keynote speech) bertema Dakwah Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebinekaan.

“Selanjutnya, pada siang harinya, akan ada acara forum ukhuwah yang mengundang tokoh masyarakat serta pimpinan ormas Islam dan pembukaan acara Annual Conference on Fatwa Studies ke-6, ” ujar Ketua MUI Bidang Dakwah itu kepada MUIDigital, Senin (25/07).

Forum ukhuwah ini, kata dia, bermaksud mendengar dan menyatukan berbagai pendapat untuk merespons isu-isu terkini seperti polarisasi umat.

Sementara kegiatan Annual Conference on Fatwa Studies, lanjut dia, bertujuan menjadi ajang koreksi ilmiah kepada MUI. Ajang yang sudah berjalan rutin untuk yang ke enam kalinya ini, imbuh dia, menjadi sarana otokritik MUI untuk semakin memperbaiki diri.

“MUI memiliki banyak keputusan-keputusan dalam bentuk fatwa. Ajang Annual Conference on Fatwa Studies ini ingin menggali masukan ilmiah dari berbagai kalangan khususnya akademisi, ” ujarnya.

Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini memaparkan, pada sore harinya, Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan program Wakaf, Infak, Zakat, dan Sedekah Pesantren (WIZSTREN). Ini adalah program baru BI yang bekerjasama dengan Himpnan Pebisnis dan Usahawan Pondok Pesantren (Hebitren).

Puncaknya, pada malam hari setelah magrib, menjadi kegiatan inti Milad MUI ke-47 yang diawali dengan istighosah. Setelah itu, akan masuk kegiatan utama berupa sambutan dari Ketua Panitia Milad, Wakil Ketua Umum MUI, dan arahan dari Presiden RI yang diwakili Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

“Semula Presiden sudah berencana hadir, namun karena ada agenda kenegaraan ke luar negeri, maka diwakilkan kepada Kiai Ma’ruf Amin, ” ujar Kiai Cholil.

Di sela-sela sambutan-sambutan langsung tersebut, juga ada ucapan selamat/tahniah dari DPD, MPR, MA, MK, Menteri Agama, Kapolri, Gubernur BI, Duta Besar Arab Saudi, dan Duta Besar Palestina. (Saddam Al-Ghifari/Azhar).



Ketua MUI: Milad ke-47, Menyatukan Langkah untuk Utamakan Kepentingan Umum

JAKARTA– Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke 47 diharapkan dapat menyatukan langkah bersama untuk mementingkan dan mendahulukan kemaslahatan masyarakat.

Demikian disampaikan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Chalil Nafis. “Jadi kita sekarang ini menyatukan langkah, mendahulukan kemaslahatan umum daripada kemaslahatan pribadi dan kelompok,” ujarnya kepada MUIDigital, senin (25/7).

Kiai Chalil melanjutkan, Milad ke-47 MUI kali ini mengangkat tema “Merajut Kesatuan dan Kekuatan dalam Bingkai Kebhinekaan.”

Dengan mengangkat tema ini, kiai Chalil mengatakan, MUI berharap umat Islam dapat mendahulukan cinta Tanah Air daripada cinta kelompok masing-masing.

“Dan menyatukan religiusitas dengan kebangsaan. Jadi satu kata yaitu cinta Tanah Air dan keimanan,”ungkapnya.

Kiai Chalil yang juga Ketua Pelaksana Milad ke-47 MUI ini menjelaskan, religiutas keimanan akan menjadi landasan dalam mengartikulasikan kebangsaannya melalui cinta keadilan.

Kiai Chalil menuturkan, yang menjadi kerangka dengan diangkatnya tema ini adalah sila kelima dari Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dengan begitu, kata kiai Chalil, diharapkan umat Islam dapat berjamaah dalam shalatnya, ekonominya, sosialnya, dan kebangsaannya.

Untuk itu, MUI pada Milad kali ini, mengupayakan untuk merajut ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah.

“Jadi kemanusiaanya yang kita bangun juga. Cinta karena kebangsaannya, tapi landasannya ukhuwah bainal muslimin yang berdasarkan keislaman kita,” pungkasnya.

(Sadam Al-Ghifari)



KH Maruf Amin Akan Wakili Presiden Jokowi Hadir di Milad ke-74 MUI

JAKARTA – Wakil Presiden KH Maruf Amin dijadwalkan akan menghadiri Istighotsah di Milad ke-74 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Maruf Amin dijadwalkan akan hadir pada acara tersebut di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (26/7).

Ketua Pelaksana Milad ke-74 MUI, KH Chalil Nafis mengatakan bahwa Presiden Jokowi sedang melaksanakan kunjungan kenegaraan sehingga tidak bisa hadir pada acara Milad ke-74 MUI.

Namun, kata dia, MUI mengundang sejumlah menteri dan undangan terkait untuk hadir pada Milad ke-74 MUI.

“Dan beberapa menteri terkait, termasuk Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Menteri Agama, dan undangan kementrian terkait,” kata dia kepada MUIDigital, Senin (25/7).

Kiai Cholil menambahkan, MUI juga mengundang Duta Besar Negara sahabat di antaranya Arab Saudi, Mesir dan Palestina. Ketiga negara itu juga sudah menyatakan akan hadir.

Kiai Cholil yang juga Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah mengatakan, para peserta pun akan hadir yang terdiri dari Pimpinan MUI, Pimpinan Komisi dan Lembaga MUI, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi Terpilih.

Pengasuh Ponpes Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini menjelaskan, pihaknya tidak bisa mengundang seluruh pondok pesantren dan perguruan tinggi karena keterbatasan tempat.

Pada kegiatan tersebut, MUI juga memberikan undangan khusus bagi Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar dan pimpinan Ormas Islam yang bernaung di MUI.

“(Mereka) akan hadir di acara Milad,”pungkasnya. (Sadam Al-Ghifari/Angga)



KPU Bulukumba Harap Dukungan MUI Hadapi Pemilu 2024

kpu-bulukumba-harap-dukungan-mui-hadapi-pemilu-2024

Bulukumba, muisulsel.com – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulukumba berharap dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bulukumba dalam menghadapi Pemilu 2024.

“Kami berharap dukungan MUI dalam menangkal penyebaran berita bohong, politik uang, termasuk kami berharap MUI menjadikan konten ceramahnya atau pesan moral kepada masyarakat,” kata Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Bulukumba, Syamsul, menyampaikan harapannya kepada MUI Bulukumba melalui muisulsel.com, Senin (25/7/2022).

“Konten ceramah, bagaimana bohong di mata agama, bahaya berita bohong, apalagi jika menyebabkan konflik. Konflik antarsesama anak bangsa,” ujar mantan jurnalis Makassar itu menambahkan.

KPU RI resmi membuka tahapan Pemilu 2024 sejak 14 Juni 2022. Tahapan pertama berupa perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan pemilu.

Masa kampanye selama 75 hari, mulai tanggal 13 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Hari pemungutan suara tetap pada 14 Februari 2024.

Pekan lalu, Ketua KPU Bulukumba Kaharuddin dan rekan audiens ke kantor MUI Bulukumba. Mereka menyampaikan harapan dukungan untuk KPU.

Pekan lalu komisioner KPU Bulukumba audiens ke kantor MUI Bulukumba. Mereka menyampaikan harapan dukungan untuk KPU.

Kedatangan komisioner Bulukumba tersebut disambut Ketua Umum MUI Bulukumba Drs KH Tjamiruddin MPdi, Wakil Ketua I MUI Bulukumba Dr H Abd Hakim Bukhari SAg MPd, Waketum III MUI Bulukumba H Muh Anshar Mahdy SAg MA, Sekretaris Umum Dr Muhammad Asbar MPdi, Wakil Sekretaris Syukriadi SAg MM, dan Ketua kmKomisi Fatwa H Patahuddil Lc MPdi.

Abdul Hakim Bukhari menyampaikan, KPU Bulukumba juga ingin melanjutkan nota kesepahaman, MoU, antara KPU dan MUI Bulukumba sebelumnya.

“MoU dalam mensukseskan pemilu aman, damai dan sejuk, dgn melibatkan ulama dalam edukasi dan sosialisasi pemilu yang Jurdil nyaman dan damai,” kata Abdul Hakim Bukhari. (ile)

 

The post KPU Bulukumba Harap Dukungan MUI Hadapi Pemilu 2024 appeared first on MUI SULSEL.



MUI Tempuh Sejumlah Langkah Dukung Resolusi PBB Tangkal Islamofobia

JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia menyatakan telah mengambil sejumlah langkah untuk memberikan dukungan terhadap PBB atas penetapan Resolusi 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk menangkal Islamofobia.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI), Dr Sudarnoto Abdul Hakim, menjelaskan telah beberapa kali mengeluarkan pernyataan sikap terkait perlawanan terhadap Islamofobia.

“MUI juga pernah bertemu langsung dengan Dubes Kanada di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi terkait perlawanan terhadap Islamophobia dalam kasus yang terjadi di Kanada,” kata Sudarnoto saat menerima audensi Ketua Komunitas Aspirasi Emak-Emak, Wati Imhar Burhanuddin, bersama rombongan di Kantor MUI, Jakarta pekan lalu, Senin (19/7/2022). Turut mendampingi dalam kesempatan itu, pengurus harian Komisi HLNKI, Yanuardi Syukur.

Selain itu, ungkap Sudarnoto, pihaknya juga menggelar langsung dua pekan pascapenetapan tersebut webinar internasional sebagai respons atas upaya menangkal Islamofobia. Dalam webinar yang melibatkan ormas Islam tersebut tercetus 5 pernyataan sikap.

Lebih lanjut, Sudarnoto menegaskan keputusan PBB tersebut menjadi sangat penting dalam konteks membangun peradaban dunia yang berbasis pada kemanusiaan, dan dalam kaitan upaya kita membangun tatanan dunia yang adil dan damai.

MUI menyambut positif dukungan masyarakat terkait dengan perlawanan terhadap Islamofobia dan berharap agar semua aspirasi tetap dalam kerangka hukum yang berlaku di Indonesia.

Sementara itu, Wati Imhar dan komunitasnya mendukung Resolusi PBB dalam menangkal Islamophobia. Mereka bahkan menyatakan dukungannya dengan mengusulkan agar hari internasional menangkal Islamophobia tersebut dijadikan sebagai hari libur nasional.

“Hal ini untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia konsisten terhadap resolusi tersebut,” kata Wati Imhar. (Yanuardi Syukur, ed: Nashih)



Milad 47 Tahun MUI, Kiai Cholil Nafis: Kami Ingin Dapat Masukan Masyarakat

JAKARTA—Ketua Panitia Pelaksana acara Milad ke-47 Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis menyampaikan bahwa momentum perayaan Milad MUI menjadi ajang serap aspirasi dari masyarakat kepada MUI.

Hal itu terbukti dengan adanya call papers 6th annual conferences on fatwa studies sebagai bagian dari serangkaian acara untuk memeriahkan perayaan Milad MUI yang ke-47.

“Kita ingin dapat masukan dari masyarakat,” kata dia sebagaimana keterangan tertulis kepada MUIDigital. Senin (25/07/2022).

Kiai Cholil mengatakan, setidaknya masukan yang diberikan kepada MUI mengandung isi yang berarti, memiliki keterbaruan rekomendasi dan solusi (novelty), serta kritik dan saran yang konstruktif untuk kebaikan MUI ke depan.

Kriteria masukan di atas, kata Kiai Cholil, bertujuan memberikan gambaran secara utuh soal kiprah dan peran MUI di tengah masyarakat. Dengan demikian, MUI bisa bercermin untuk mengevaluasi kekurangan dan memaksimalkan capaian-capaian yang telah dirasakan umat.

“Ini untuk memantapkan capaian MUI ke depan, yakni menjaga umat (himayatul ummah), membimbing umat (riayatul ummah), dan pemberdayaan umat (taqwiyatul ummah),” harap Kiai Cholil. (A. Fahrur Rozi/Angga)



Jika Anda dalam Kesulitan Masalah Apa Saja, Nabi Ajarkan Ini

jika-anda-dalam-kesulitan-masalah-apa-saja,-nabi-ajarkan-ini

إذا وقعتم في ورطة
و اشتد عليكم البلاء فاستعينوا بالله الكريم وتوكلوا عليه فهو نعم المولى ونعم النصير

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أُعَلِّمُكُمُ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ حِينَ جَاوَزَ الْبَحْرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ؟» فَقُلْنَا: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: “قُولُوا: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ العلي الْعَظِيمِ”.
رواه الطبراني في المعجم الأوسط

Jika kalian dalam keadaan kesulitan atas masalah apa saja, maka memohonlah pertolongan kepada Allah Swt dan segera bertawakkal sebab Dialah sebaik baik Penajaga dan Penolong.

Rasulullah saw bersabda, “Maukah saya ajarkan kalian kalimat yang dibaca Musa Alaihissalam ketika menyebarang lautan saat dikejar bani israil? Bacalah Allohumma lakalhamdu, wa Ilaykal musyatakaa, wa Antal musta’an, wala hawla wala quwwata illa billahi aliyyil adzhim. HR. Tabrani dalam Mu’jam alawsath.

BACA JUGA:

Khotbah Id Direktur Pascasarjana UIN Alauddin: Memahami Hikmah Iduladha

Halo! Ini Pelamar yang Lolos Masuk Pengaderan Ulama MUI Sulsel

The post Jika Anda dalam Kesulitan Masalah Apa Saja, Nabi Ajarkan Ini appeared first on MUI SULSEL.



Komisi HUB MUI Sulsel Undang Tokoh Lintas Agama Amerika Diskusi Publik di Makassar

komisi-hub-mui-sulsel-undang-tokoh-lintas-agama-amerika-diskusi-publik-di-makassar

Makassar, muisulsel.com – Komisi Hubungan Antarumat Beragama (HUB) Majelis Ulama Indonesia Sulsel mengagendakan diskusi publik yang melibatkan tokoh lintas agama dari Amerika, di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (27/7/2022).

Tokoh lintas agama asal Amerika Serikat yang bakal hadir yaitu Matius Ho, Rabi dr David Rosen, dan Dr Ari Gordon. Mereka tergabung dalam organisasi nonprofit berbasis New York City, Amerika Serikat.

BACA JUGA:

Pendeta di Asrama Haji, Ini Tanggapan MUI Sulsel

Halo! Ini Pelamar yang Lolos Masuk Pengaderan Ulama MUI Sulsel

Ketua Komisi HUB MUI Sulsel Prof Dr H Wahyuddin Naro M Hum menyampaikan agenda diskusi akbar ini saat pertemuan dengan sejumlah pengurus MUI Sulsel, di Warkop Arnum, Jl Tupai, Makassar, Ahad (24/7/2022).

“Kami juga akan mengundang peserta ketua dan tokoh lintas agama di Sulsel atau yang tergabung di FKLA [Forum Kemanusiaan Lintas Agama] yang sudah didiriakn oleh Komisi HUB MUI Sulsel,” kata Prof Wahyudin Naro, wakil Rektor II UIN Alauddin.

Hadir dalam pertemuan ini, Sekretaris Umum MUI Sulsel Dr KH Muammar Bakry Lc MA, Ketua Bidang HUB MUI Sulsel Dr Ir Hj Andi Majdah M Zain MSi. Selanjutnya, pengurus Komisi HUB Dr Arqam Azikin, Dr KH Hasid Hasan Palogai MA, Andi Suriyati Barisi SAg, Aflaha Ali Muchtar SP, dan Nurcahya SAg.

Pertemuan Komisi HUB MUI Sulsel, di Warkop Arnum, Jl Tupai, Makassar, Ahad (24/7/2022).

Wahyudin mengungkapkan, diskusi lintas agama tersebut untuk mencari gagasan dan mendorong pemberdayaan potensi umat beragama.

“Selain ketua dan tokoh lintas agama kita juga menghadirkan peserta alumni jurnalistik yang pernah mengikuti diklat yang diadakan FKLA,” ujar Wahyuddin.

Prof Wahyuddin yang juga ketua FKLA Sulsel menyebut peserta diklat jurnalis merupakan binaan FKLA yang mengikuti diklat jurnalistik pada 31 Maret 2022. Dia berharap peserta yang mayoritas kalangan milenial nantinya bisa menjadi corong informasi untuk keharmonisan umat beragama. (Zulkifli/Irfan)

The post Komisi HUB MUI Sulsel Undang Tokoh Lintas Agama Amerika Diskusi Publik di Makassar appeared first on MUI SULSEL.



Halo! Ini Pelamar yang Lolos Masuk Pengaderan Ulama MUI Sulsel

halo!-ini-pelamar-yang-lolos-masuk-pengaderan-ulama-mui-sulsel

Makassar, muisulsel.com – Tahap seleksi calon peserta program Pengaderan Ulama MUI Sulsel sudah usai. Tercatat 24 peserta dinyatakan lolos.

Proses seleksi akhir berupa tes wawancara, berlangsung di Kantor MUI Sulsel, Jl Masjid Raya, Bontoala, Makassar, Sabtu (23/7/22).

Berikut ini muisulsel.com himpun daftar nama peserta yang lolos.

Penyelenggaraan program pengaderan MUI Sulsel diagendakan bulan depan. MUI Sulsel menginginkan semua peserta menghasilkan karya tulis.

“Kita berharap peserta tak hanya sekadar mengikuti materi saja tapi bisa membuat karya yang nantinya diserahkan ke MUI Sulsel untuk disebarkan,” kata Ketua Bidang Pendidikan dan Pengaderan MUI Sulsel Dr KH Kamaluddin Abunawas MA saat rapat membahas program tersebut, Kamis (21/7/2022).

MUI Sulsel mengagendakan pengaderan selama 20 hari, mulai tanggal 1 sampai 20 Agustus 2022, di Sultan Alauddin Hotel & Convention, Jl Sultan Alauddin, Makassar.

Terkait proses pendidikan kader, penitia berharap kepada masing-masing pemateri membawa makalah atau catatan referensi untuk dibagikan kepada peserta.

“Pemateri harus memberikan fotocopy materinya untuk menjadi bahan pembelajaran. Mengingat waktunya cuma 20 hari maka, pemateri diusahakan menyampaikan materi lebih ke metodologi,” ujar KH Kamaluddin. (Ile/Mursaha)

The post Halo! Ini Pelamar yang Lolos Masuk Pengaderan Ulama MUI Sulsel appeared first on MUI SULSEL.



Panitia Milad ke-47 akan Seminarkan 10 Makalah Seputar MUI, Ini Daftarnya

JAKARTA—Pleno Tim Makalah MUI Studies dalam rangka Milad ke-47 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan 10 makalah terpilih yang akan diseminarkan pada rangkaian acara puncak Milad.
Dalam keterangan yang diterima MUIDigital, 10 makalah terpilih akan diseminarkan pada Selasa (26/7/2022) pukul 08.00-12.00 Wib bertempat di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta.

Menurut anggota Seksi Acara milad ke-47 MUI, Selvy Yuspitasari, seleksi dan seminar terhadap 10 makalah terpilih merupakan bagian dari acara untuk memeriahkan Milad yang ke-47 MUI.

Tujuannya adalah untuk mengajak generasi milenial menyuarakan kiprah dan peran MUI di masyarakat dalam memperkaya pemahaman, rasa memiliki serta menghargai perbedaan yang terjadi di lapangan.

“Hal inilah yang akan memperkaya pemahaman dan rasa memiliki serta menghargai perbedaan yang terjadi di lapangan,” kata dia ketika dikonfirmasi oleh MUIDigtal, Ahad (24/7/2022).

Dia pun menjelaskan, call papers ini juga tidak terlepas mendongkrak semangat dalam melakukan penelitian ilmiah yang bergerak dalam ruang lingkup ilmu pengtahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman dan takwa (IMTAQ) secara integratif dan sistematis.

Berbeda dengan sosialisasi oleh komisi fatwa, Menurut Selvy, seminar pada makalah Milad ini lebih menekankan pada pembahasan secara luas terhadap ruang lingkup kafatwaan dan peran MUI dan tujuannya dalam merajut perbedaan dalam ukhuwah yang solid.

“Dalam komisi fatwa, lebih ditekankan pada pemahaman tentang fatwa dalam segala hal, namun dalam makalah milad ini, pembahasannya luas,” terangnya.
Berikut daftar 10 makalah terpilih:

  1. Meningkatkan Peran MUI Dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ddemo Terbinanya Umat Yang Religius dan Intelek (Ahmad Musa Said, Pusat Riset Perikanan-Badan Riset dan Inovasi Nasional)
  2. MUI, Pengembangan Industri Halal dan Dukungan Terhadap Global Halal Hub 2024 (Dr. Sulistyowati, SE, M.Si, STIE Indonesia Banking School)
  3. Politik Islam, Pilar Demokrasi dan Instrumen Masyarakat Madani (Ramdhan Muhaimin, S.Sos, M.Soc.Sc, Universitas Al-Azhar Indonesia)
  4. Merawat Keberagaman Indonesia Menuju Representasi Wajah Islam Dunia (Holifurrahman, S.Sos.I, M.Pd, Al Wildan Boarding School)
  5. MUI Dari Masa ke Masa (Studi Analisis Fatwa Produk Halal) (Wahyu Hidayat, PTIQ Jakarta)
  6. Kiprah MUI Dalam Menjaga Iman dan Imun Umat Menuju Masyarakat Kuat: Upaya MUI Dalam Memberantas Covid 19 (Arif Rofiuddin, UIN Jakarta)
  7. Quo Vadis Peran MUI Dalam Membangun Harmoni Antariman Di Era Digital (Kurdi Fadal, IAIN Pekalongan)
  8. Membumikan Fatwa MUI: Upaya Memperteguh Ketahanan Nasional Dalam Bidang Kerohanian (Ahmad Baedowi, M.Si)
  9. Kapasitas MUI Dalam Menanggulangi Pelecehan Seksual Di Lingkungan Pesantren (Ilda Yulia Putri, UIN Jakarta)
  10. Komitmen Kebangsaan MUI Dalam Menguatkan Ketahanan Politik Di Indonesia (Inggar Saputra)
    (A Fahrur Rozi, ed: Nashih)


Dekopin Anugerahi KH Marsudi Syuhud sebagai Tokoh Penggerak Pembangunan Koperasi Utama

JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud menerima penghargaan tertinggi dari Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai tokoh penggerak Pembangunan koperasi utama.

Penghargaan tersebut diberikan pada Puncak Peringatan Koperasi ke-72 Dekopin di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (23/7).

Ketua Umum Dekopin, Nurdin Halid memberikan langsung penghargaan tersebut yang dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Wakil Ketua Umum Dekopin, Mohamad Sukri menyampaikan, Kiai Marsudi sangat berjasa dalam membangun Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren). Bahkan, berkat jasanya itu, eksistensi Inkopontren hingga tembus ke internasional.

“Beliau ini dinilai sangat berjasa karena pernah merintis dan mendirikan Inkopontren pada tahun 1994 hingga sekarang, Inkopontren masih eksis. Bukan hanya dalam negeri, tapi juga di luar negeri,” kata dia saat diwawancarai, Sabtu (23/7).

Pria yang akrab disapa Sukri ini menilai, sosok ulama seperti Kiai Marsudi ini sangatlah langka. Apalagi, Sukri melihat bahwa Kiai Marsudi masih mau memberikan perhatian pada ekonomi umat.

Sehingga, kata dia, Kiai Marsudi mendapatkan penghargaan sebagai penggerak koperasi utama.

“Beliau memperoleh penghargaan Tokoh Penggerak Koperasi Utama, yaitu penghargaan tertinggi pribadi atau personal dari gerakan koperasi,” ungkapnya.

Kiai Marsudi yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Inkopontren ini memang dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam merespons berbagai isu nasional hingga internasional.

Tidak hanya itu, Kiai Marsudi juga dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam bidang keulamaan dan bidang ekonomi umat.

Salah satu pembuktiannya dapat dilihat dari berdirinya Pesantren Ekonomi Darul Uchwah yang terletak di Jakarta Barat. Sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Uchwah, Kiai Marsudi menjadikan pesantren ini memiliki orientasi pada kewirausahaan.

Pesantren tersebut hingga kini telah memiliki beberapa cabang di berbagai daerah, di antaranya Bogor, Depok, Bekasi, Wonogiri, Tegal, Lampung, dan Palembang. (Sadam Al-Ghifari/Angga)



Hari Anak Nasional, LPPOM MUI Gelar Kompetisi Video Yel-yel Anak Peduli Halal untuk PAUD

JAKARTA— Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM MUI) menyelenggarakan kompetisi yel-yel anak Indonesia cinta produk halal. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan hari anak nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli.

Direktur Komunikasi LPPOM MUI, Osmena Gunawan, menyampaikan bahwa kompetisi yel-yel ini ditujukan untuk anak tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD). Kompetisi ini bisa diikuti oleh seluruh anak Indonesia dengan didampingi guru maupun orang tuanya.

Selain memperingati hari anak nasional, kegiatan ini juga menjadi cara LPPOM MUI mensosialisasikan Undang-Undang Jaminan Produk Halal dan aturan turunannya yang berlaku di Indonesia.

“Undang-Undang Jaminan Produk halal sudah berlaku di Indonesia. Ini menjadi tugas kita mensosialisasikan kepada umat Islam. Di hari anak nasional ini, kita awali sosialisasi kepada anak-anak mulai tingkat PAD sudah kita ajarakan mereka memilih produk halal,” ungkap Oesmina, Jum’at (23/07) kepada MUIDigital.

Dikatakannya, selain kompetisi yel-yel, LPPOM MUI juga mengadakan talkshow edukasi halal di PKbM 06 Meruya bersama beberapa PAUD.

“Undang – Undang Jaminan Produk Halal sudah berlaku di Indonesia, tentu ini mmenjadi tugas kita untuk mensosialisasikannya kepada umat. Kita mulai sosialisasikan juga kepada anak – anak kecil, mulai pada tingkat PAUD kita sudah ajarkan mereka untuk memilih produk yang halal”, Ujar Osmena.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk peringatan hari anak nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli. Dalam kegiatan tersebut, LPPOM MUI menyelenggarakan Talkshow Edukasi Halal di PKBM 06 Meruya Bersama beberapa Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Sementara itu, panitia kegiatan ini, Anifaquyatun mengimbau seluruh guru PAUD mengajak murid-muridnya mengikuti kompetisi yel-yel ini.

“Kami menghimbau untuk seluruh anak-anak usia PAUD agar mengikuti kompetisi yel–yel didampingi orang tua atau guru dengan membuat video bertema anak peduli halal. Silakan mendaftar dengan ketentuan dan syarat yang berlaku,” ujar dia. (Dhea Oktaviana/Azhar)



MUI Makassar Bedah Buku “Peran Ulama Melayu Indonesia di Cape Town”

mui-makassar-bedah-buku-“peran-ulama-melayu-indonesia-di-cape-town”

Oleh:

Jurlan Em Saho’as

Makassar, muisulsel.com – Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Makassar bedah buku karya Prof Dr HM Hamdar Arraiyyah MAg, di Hotel Aston Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Sabtu (23/7/2022).

Buku dengan judul, “Peran Ulama Melayu Indonesia di Cape Town Sejak Akhir Abad XVII-Awal Abad XX1.”

Ketua MUI Makassar Dr KH Baharuddin Abduh Shafa MA, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas bedah buku. Menurutnya, buku tersebut sangat menarik untuk dibahas karena tokoh yang disebutkan adalah ulama asal Sulsel Syekh Yusuf Al Makassary.

“Banyak pencerahan dan motivasi yang didapatkan ketika membicarakan ulama kharismatik ini,” kata Kh Baharuddin.

Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Makassar bedah buku karya Prof Dr HM Hamdar Arraiyyah MAg, di Hotel Aston Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Sabtu (23/7/2022) .

KH Hamdar Arraiyyah, mengatakan, masih banyak jejak perjuangan dan dakwah Islam Syekh Yusuf di Afrika Selatan yang harus digali.

“Buku ini ditulis dari catatan perjalanan dan hasil wawancara saya selama melakukan penelitian langsung di Cape Town Afrika Selatan,” kata Hamdar.

Dia menambahkan, “Syekh Yusuf tidak hanya sebagai ulama tapi beliau juga diberi gelar pahlawan. Hal ini bisa dilihat rekam jejaknya dalam berdakwah dan perjuangan dalam mengusir penjajah.”

Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Makassar bedah buku karya Prof Dr HM Hamdar Arraiyyah MAg, di Hotel Aston Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Sabtu (23/7/2022).

Mengenai simpang siurnya makam Syekh Yusuf, menurut Hamdar, dari hasil penelusuran dan wawancara dengan ulama di Afrika Selatan, Syekh Yusuf lahir di Gowa dan dimakamkan di Afrika Selatan.

Prof Hamdar yang juga sebagai ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Makassar ini juga menunjukan bukti-bukti foto ketika berkunjung ke situs sejarah Syekh Yusuf di Cape Town.

Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Makassar bedah buku karya Prof Dr HM Hamdar Arraiyyah MAg, di Hotel Aston Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Sabtu (23/7/2022).

Penyelenggara bedah buku ini juga menghadirkan sejarawan dan psikolog yaitu Prof Dr H Kadir Ahmad MA dan DR H Andi Muh Sabiq Mansyur M Si.

Turut hadir Sekertaris Umum MUI Makassar DR KH Masykur Yusuf MA dan Bendahara Umum Drs HM Yunus HJ.(Jurlan Em Saho’as/Irfan)

The post MUI Makassar Bedah Buku “Peran Ulama Melayu Indonesia di Cape Town” appeared first on MUI SULSEL.



Sekjen MUI Pusat Hadiri Rapat Koordinasi MUI Sulsel, Dorong Peningkatan Layanan Umat

sekjen-mui-pusat-hadiri-rapat-koordinasi-mui-sulsel,-dorong-peningkatan-layanan-umat

Makassar, muisulsel.com – Sekretaris Jenderal MUI Pusat Dr KH Amirsyah Tambunan yang membuka rapat koordinasi MUI Sulsel di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Sabtu (23/7/22).

Rapat yang melibatkan pengurus harian dan pemberdayaan organisasi, pengurus komisi badan atau lembaga MUI Sulsel. Hadir puluhan peserta.

KH Amirsyah Tambunan, dalam sambutanya, berharap MUI harus proaktif melakukan pelayanan kepada umat.

“Sebagai mitra pemerintah, MUI juga aktif memberi nasihat kepada pemimpin demi menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar,” kata KH Amirsyah.

Peserta rapat koordinasi MUI Sulsel di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Sabtu (23/7/22).

Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Najamuddin AS Lc MA, menyampaikan apresiasinya kepada pengurus dan lembaga MUI Sulsel yang telah aktif berkontribusi untuk umat dan pemerintah.

“Terbukti MUI sudah mendapat penghargaan dari Kanwil Sulsel dan dari Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia atas jasa layanan kepada umat dan sosial,” ujar KH Najamuddin, rais syuriah PW NU Sulsel.

Ketum juga mengapresiasi kepada tim media MUI Sulsel yang aktif mengabarkan informasi dan dakwah MUI.

Sekretaris Umum MUI Sulsel Dr KH Muammar Bakry Lc MA tampil menyampaikan laporan kinerja termasuk media MUI Sulsel.

Muammar memaparkan, performa portal muisulsel.com mengalami peningkatan dan mayoritas pengunjungnya kalangan milenial.

“Tak hanya di Indonesia jumlah pembaca kita juga sudah sampai ke luar negeri seperti Amerika dan Belanda. Bahkan ada lembaga dari Belanda yang mau bergabung dengan MUI Sulsel untuk program penanggulangan LGBT,” kata Muammar, dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin.

Muammar juga menyampaikan bahwa ke depannya MUI Sulsel akan meningkatkan dakwah dengan memanfaatkan media digital MUI Sulsel lebih optimal.

Rapat dilanjutkan dengan laporan dan usulan program kerja dari masing-masing komisi dan lembaga MUI Sulsel.

Kegiatan akbar pengurus ini mulai Pukul 13.00 Wita sampai menjelang petang tadi. (Irfan)

The post Sekjen MUI Pusat Hadiri Rapat Koordinasi MUI Sulsel, Dorong Peningkatan Layanan Umat appeared first on MUI SULSEL.



Berikut Ini Makalah 6th Annual Conferences on Fatwa Studies yang Dinyatakan Lolos

JAKARTA– Rapat pleno tim penilai makalah 6t Annual Conferences on Fatwa Studies pada Jumat (22/7/2022) menyatakan 50 makalah lolos seleksi yaitu sebagai berikut ini:
PESERTA 6th ACFS YANG DINYATAKAN LOLOS

Selamat nama-nama tersebut dinyatakan LULUS dalam tahap Seleksi Call For Paper 6th Annual Conference on Fatwa MUI Studies.

Bagi peserta, silakan bergabung dalam grup WhatsApp dengan klik link berikut ini:
https://bit.ly/3b0dI4C

.