All posts by Admin

MUI Makassar Bahas Perilaku Keagamaan Netizen dan Launching Buku Wasathiyah

mui-makassar-bahas-perilaku-keagamaan-netizen-dan-launching-buku-wasathiyah

Makassar, muisulsel.com – Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar diskusi publik dan launching buku dakwah, di Hotel Horison Ultima Makassar, Jl Jend Sudirman, Makassar, Rabu (13/7/22).

Diskusi dengan topik “Media Sosial dan Perilaku Keagamaan Netizen di Era Digital.”

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar diskusi publik dan launching buku dakwah, di Hotel Horison Ultima Makassar, Jl Jend Sudirman, Makassar, Rabu (13/7/22).

MUI Makassar menghadirkan tiga narasumber: Dosen Komunikasi Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr Citra Rosyalin Anwar MSi, Psikolog UNM Dr Farida Aryani MPd, dan Ketua Komisi Infokom MUI Makassar Dr Firdaus Muhammad MA.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar diskusi publik dan launching buku dakwah, di Hotel Horison Ultima Makassar, Jl Jend Sudirman, Makassar, Rabu (13/7/22).

Moderator Drs H Jurlan Em S Hao’S mencatat 100-an peserta. Mereka dari perwakilan sekolah, siswa-siswi, mahasiswa, pemuda KNPI, IPNU IPPNU, IPM, Fatayat NU Makassar, Aisyiyah Makassar, dan pengurus MUI kecamatan se-Makassar.

“Kita ingin siswa pelajar santun, baradab, bermedia sosial. Sebaiknya netizen terutama pelajar milih konten amar ma’ruf nahi mungkar,” kata Firdaus Muhammad, pengamat Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar.

Firdaus mengingatkan pentingnya merawat jejak digital, “Hindari berkomentar yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebab ada jejak digital yang dampaknya nanti kembali ke diri sendiri.”

Di sela diskusi ini, panitia meluncurkan buku dakwah MUI berjudul “MUI (Majelis Ulama Indonesia) di Jalan Wasathiyah.” Penulis buku adalah Dr Firdaus Muhammad MA.

Buku dakwah MUI berjudul “MUI (Majelis Ulama Indonesia) di Jalan Wasathiyah.” Penulis buku adalah Dr Firdaus Muhammad MA.

Sejumlah tokoh MUI hadir menyaksikan, di antaranya Ketua Umum MUI Makassar KH Baharuddin HS MA, Sekretaris MUI Makassar Dr Masykur Yusuf MAg yang juga ketua Komite Dakwah Khusus MUI Sulsel, dan AG Dr H Munir Aminuddin MA.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar diskusi publik dan launching buku dakwah, di Hotel Horison Ultima Makassar, Jl Jend Sudirman, Makassar, Rabu (13/7/22).

Selanjutnya H Saenong Tebba Lc MA, Dr H Mustamin Umar, Drs H Alwi Arsyad, Drs H Abd Rasyid Kudaedah, Hj Harmoni Hamka, Hasan Pinang SAg MFil, Ismail, Nasruddin Ibrahim Tuwo SS, HM Harun SAg MA, dan Drs HM Yunus HJ MSI. (ile M)

Baca juga:

Harus Kuat Kekitaan bukan Keakuan

Rektor Unhas Prof Jamaluddin jadi Khatib Iduladha di Al Markaz Makassar

Ini Maklumat MUI Sulsel tentang Lebaran Iduladha 1443 H

 

The post MUI Makassar Bahas Perilaku Keagamaan Netizen dan Launching Buku Wasathiyah appeared first on MUI SULSEL.



Matahari Melintas Tepat di Atas Kabah, Catat Tanggalnya untuk Cek Arah Kiblat

JAKARTA–Kementrian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa matahari akan melintas tepat di atas kabah pada 15 dan 16 Dzulhijjah atau 15 dan 16 Juli 2022.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib menjelaskan, peristiwa ini dikenal dengan istilah Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat.

Adib menambahkan, peristiwa yang akan terjadi pada 15 dan 16 Juli itu diperkirakan terjadi pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA.

“Matahari melintas tepat di atas kabah. Sehingga bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus dimana saja akan mengarah lurus ke kabah,” kata dia dalam keterangan yang diterima MUIDigital, Rabu (13/7/2022).

Mantan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Jawa Barat ini menambahkan, berdasarkan tinjauan asrronomi atau ilmu falak, terdapat beberapa tekhnik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat.

Beberapa teknik tersebut di antaranya menggunakan kompas theodolite dan fenomena posisi matahari tepat diatas kabah.

“Bagi unat Islam yang bertempat tinggal di Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT) tidak mendapatkan peristia Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat,” tuturnya.

Adib menjelaskan, pada wilayah WIT, tidak mendapatkan peristiwa tersebut dikarenakan matahari sudah terbenam.
Sehingga, lanjutnya, tidak dapat menghasilkan bayang-bayang benda.

Pada peristiwa ini, Adib mengatakan, Kemenag mengimbau umat Islam yang mempunyai pedoman arah kiblat untuk dapat menyesuaikan dengan arah bayang-bayang benda tersebut.

Adib mengimbau umat Islam agar memperhatikan pedoman arah kiblat. Salah satunya dengan memastikan benda yang menjadi patokan harus berdiri tegak dan lurus atau menggunakan Lot/Bandul.

“Permukaan dasar harus datar dan rata, serta jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI dan Telkom,” pungkasnya.

(Sadam Al-Ghifari/Angga)



Makin Kaya Makin Pelit Itu Biasa, Kecuali Berkurban

makin-kaya-makin-pelit-itu-biasa,-kecuali-berkurban

Makassar, muisulsel.com – Alquran surah al-Isra ayat 100, “Wa kaana al-insaanu qatuuraa” menjelaskan bahwa manusia dalam permasalahan harta, semakin kaya maka ia akan semakin pelit. Maka semua orang yang menunaikan perintah berkurban, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang luar biasa. Mengapa? Karena mereka adalah orang-orang yang keluar dari kebiasaan.

Sebagaimana Alquran mengatakan manusia semakin kaya semakin kikir, maka mereka keluar dari klaim sifat itu, mereka adalah orang-orang yang luar biasa.

Contoh sederhana lagi ketika ada orang yang bangun untuk shalat malam, mereka adalah orang-orang yang luar biasa, mengapa? Karena mereka keluar dari kebiasaan orang banyak yang di waktu tengah malam tertidur pulas.

Demikian halnya Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelih Ismail, maka ini adalah keluar dari kebiasaan orang banyak, yaitu seseorang mustahil menyembelih anaknya. Tapi Nabi Ibrahim keluar dari kebiasaan itu, dia laksanakan perintah Allah itu walau pada akhirnya digantikan oleh seekor kibas (domba).

Lalu dengan ketaatan itu, Allah memberi anugerah yang tidak terkira kepada Nabi Ibrahim as Ia diberikan Salam oleh Allah SWT “salamun a’laa Ibrahim.” Siapakah yang tidak bangga mendapatkan salam dari Sang Khalik.

Bayangkan jika kita mendapatkan salam dari Bapak Bupati Pangkep saja, luar biasa bangganya kita. Sekarang ketika kita ikhlas mengorbankan materi yang kita miliki, dalam rangka ibadah kepada Allah maka yang memberikan salam itu adalah Dzat yang menciptakan kita, yaitu, Allah Swt. Luar Biasa.

Nabi Ibrahim juga diberikan keberkahan hidup oleh Allah dengan dijadikan nabi dan rasul itu dari keturunannya. Termasuk Rasulullah SAW yang merupakan keturunan dari Ismail as. Ini berarti, orang yang mau mengorbankan hartanya di jalan Allah, insya Allah keluarganya akan dijadikan keluarga yang saleh dan salehah. Aamiin Allahumma Aamiin.

Tersebut di atas adalah penggalan khotbah Iduladha 1443 H oleh Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Sulsel Dr H Shaifullah Rusmin Lc MThI.

Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah (ICATT) Kota Makassar itu berkhotbah di Lapangan Citra Mas, Pangkajene, Pangkep, Ahad (10/7/22).

Judul khotbah Shaifullah, sekretaris umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Makassar, Ibadah Qurban Era New Normal; Manifestasi Kekuatan Iman dan Kepekaan Sosial.

Berikut ini naskah lengkap khotbah KH Shaifullah Rusmin.

 

Silakan unggah naskah di sini: Ibadah Qurban Era New Normal; Manifestasi Kekuatan Iman dan Kepekaan Sosial

 

BACA JUGA:

Semangat Kurban Kokohkan Persatuan

Memaknai Tauhid dan Pengorbanan

Harus Kuat Kekitaan bukan Keakuan

Terkait Kasus ACT, MUI Sulsel Sarankan Hati-hati Beri Donasi Cap Kemanusiaan

The post Makin Kaya Makin Pelit Itu Biasa, Kecuali Berkurban appeared first on MUI SULSEL.



MUI Pusat Salurkan 10 Ekor Sapi dan 42 Ekor Domba Qurban kepada Masyarakat

JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah menyalurkan daging qurban sebanyak 10 ekor Sapi dan 42 ekor domba qurban kepada masyarakat. 10 ekor sapi tersebut di antaranya; pemberian dari Kepala Staf Sekretariat TNI Angkatan Laut sebanyak 5 ekor, serta Wakil Presiden RI, Baznas, Basarnas, Kapolri, dan Bapak Djan Faridz masing-masing 1 ekor sapi qurban.

Sementara 42 ekor domba qurban lainnya datang dari pemberian Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), sedangkan 100 pack daging qurban dalam kemasan juga datang dari Bapak Chairul Tanjung.

Ketua Panitia Qurban 1443 H Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rofiqul Umam Ahmad menyampaikan, pihaknya telah menunaikan amanah para pemberi hewan dan daging qurban kepada MUI dengan sebaik-baiknya.

“Alhamdulilah, kami telah melaksanakan kegiatan pemotongan dan penditribusian daging qurban oleh MUI kepada berbagai kelompok masyarakat, baik di Jakarta maupun di Jawa Barat sesuai dengan amanah dari para pemberi hewan kurban,” ujar pria yang akrab disapa Rofiq ini di Jakarta, Selasa (12/07/22).

Rofiq yang juga menjabat sebagai wasekjend MUI Pusat ini kemudian mengucapkan rasa terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan kepercayaan kepada MUI untuk melakukan pendistribusian daging qurban kepada masyarakat.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wapres, Bapak KASAL, Bapak Kapolri, Pimpinan Baznas, Pimpinan Basarnas, Pimpinan BPKH, Bapak Djan Faridz dan Bapak Chairul Tanjung yang telah menyalurkan hewan dan daging qurban kepada masyakarat melalui MUI Pusat,” tutur Rofiq.

Rofiq lebih lanjut mengatakan, pihaknya berkomitmen dan melaksanakan amanah tersebut dengan menyalurkan daging qurban ke berbagai kelompok masyarakat yang membutuhkan.

“Alhamdulillah, daging qurban telah kami salurkan ke Satpam, warga masyakarat, pemulung, pedagang kecil, santri, tukang sampah, OB, anak yatim piatu, dan berbagai masyarakat lainnya,” pungkasnya.

Rofiq kemudian berharap, hewan dan daging qurban dari para pihak yang disalurkan melalui MUI dapat memberikan kebahagiaan kepada berbagai kelompok masyarakat tersebut.

“Sudah menjadi komitmen MUI untuk terus memberikan sumbangsihnya untuk kesejahteraan dan kemaslahatan umat,” kata Rofiq.

(Arif Hasibuan/Fakhruddin)



Memaknai Tauhid dan Pengorbanan

memaknai-tauhid-dan-pengorbanan

Makassar, muisulsel.com – Sekretaris Komisi Fatwa MUI Sulsel Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA sebagai khatib Iduladha 1443 H, di Masjid Nurul Hijrah, Perumnas Panakukkang, Makassar, Ahad (10/7/22).

KH Syamsul Bahri mengangkat judul Memaknai Tauhid dan Pengorbanan di Hari Iduladha.

Berikut ini, naskah khotbah KH Syamsul Bahri.

Unggah naskah khotbah di sini: Memaknai Tauhid dan Pengorbanan di Hari Iduladha

 

Baca juga:

Harus Kuat Kekitaan bukan Keakuan

Khotbah Id Direktur Pascasarjana UIN Alauddin: Memahami Hikmah Iduladha

Rektor Unhas Prof Jamaluddin jadi Khatib Iduladha di Al Markaz Makassar

The post Memaknai Tauhid dan Pengorbanan appeared first on MUI SULSEL.



Ketum MUI Sulsel: Terima Kasih Atas Sumbangan Sapi Kurban Kapolda Sulsel

ketum-mui-sulsel:-terima-kasih-atas-sumbangan-sapi-kurban-kapolda-sulsel

Makassar, muisulsel.com – Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Najamuddin Lc MA mengungkapkan terima kasih atas sumbangan seekor sapi kurban oleh Kapolda Sulsel Drs Nana Sujana MM.

Senin (11/7/22), KH Najamuddin memimpin penyembelihan hewan kurban tersebut di pekarangan kampus Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Ghazali, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Senin (11/7/22), KH Najamuddin memimpin penyembelihan hewan kurban tersebut di pekarangan kampus Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Ghazali, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

“Terima kasih Pak Kapolda yang telah memberi hewan kurbannya. Semoga tetap sehat dan mendapat hidayah dari Allah, dan Amanah dalam menjalankan tugasnya,” kata Guru Besar Universitas Hasanuddin itu di sela proses kurban.

Senin (11/7/22), KH Najamuddin memimpin penyembelihan hewan kurban tersebut di pekarangan kampus Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Ghazali, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Nana Sujana MM memberikan hewan kurban itu kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Ahad (10/7/2022).

Baca juga: Kapolda Nana Baca Hadis dan Serahkan Sapi Kurban ke MUI Sulsel

Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs Nana Sujana MM (baju putih/kanan) menyerahkan hewan kurban seekor sapi kepada Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Najamuddin Lc MA, di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Ahad (10/7/2022).

Penyerahan di Markas Polda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar. Ketua KH Najamuddin hadir menerima sapi kurban tersebut.

Daging kurban disalurkan ke sejumlah pengurus MUI, kelangan Kampus UIM, santri, dan warga sekitar.

“Karena banyak pengurus MUI yang tidak berkesempatan hadir maka kami serahkan kepada warga dan santri yang hadir,” ujar KH Najamuddin.(Fauzan/Irfan)

The post Ketum MUI Sulsel: Terima Kasih Atas Sumbangan Sapi Kurban Kapolda Sulsel appeared first on MUI SULSEL.



Layanan Haji 1443 H Ada Peningkatan, Begini Empat Catatan MUI untuk Tahun Depan

JAKARTA—Rangkaian ibadah haji 1443 H sudah selesai. Para jamaah haji asal Indonesia merasa puas dengan pelayanan dan bimbingan selama proses rangkaian ibadah haji.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Arif Fahrudin yang menjadi delegasi Amirul Hajj dari MUI terkait adanya perbaikan pelayanan dan kualitas ibadah haji pascapandemi dua tahun terakhir.

Menurut Kiai Arif, kepuasan itu disampaikan langsung oleh para jamaah Haji, utamanya jamaah yang dari tanah air. Ada banyak pelayanan yang memuaskan yang tidak ditemui pada pelaksanaan haji di tahun sebelumnya.

“Hal ini banyak disampaikan oleh para jamaah haji bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan seperti layanan bus shalawat,” paparnya saat dimintai keterangan oleh MUIDigital, Senin (11/07/2022).

Seperti disebut oleh Kiai Arif, peningkatan perbaikan itu berupa operasional bus shalawat untuk antar-jemput salat lima waktu jamaah haji ke Masjidil Haram, fasilitas tenda di Arafah dan Mina yang sudah layak, persediaan catering yang melimpah dan fasilitas hotel yang sangat memuaskan.

Dia juga mengapresiasi adanya pelayanan tenaga fasilitator bimbingan ibadah yang mumpuni, inisiasi klinik satelit di beberapa penginapan serta layanan kesehatan yang cepat tanggap dengan adanya Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

“Alhamdulillah bisa tercukupi bahkan terpenuhi, tidak ada kekurangan,” tambahnya.

Meski demikian, Kiai Arif tetap memberikan catatan untuk layanan jamaah haji di tahun mendatang, di antaranya:

  1. Jarak pemondokan bisa lebih didekatkan lagi ke Masjidil Haram. Pemerintah kita hendaknya melakukan renegosiasi dengan Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA) agar jemaah haji Indonesia memperoleh giliran penempatan tenda yang lebih dekat ke Jamarat, mengingat Indonesia penyumbang jamaah haji terbesar, jemaahnya taat aturan, serta ramah dan santun.
  2. Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA) lebih memperhatikan pelestarian tempat dan segala peninggalan bersejarah dari Rasulullah, para sahabat, dan ulama generasi salafus salihin serta tempat bersejarah penting lainnya.
  3. Screening dan monitoring kesehatan jemaah haji lebih dimaksimalkan jauh-jauh waktu sebelum keberangkatan. Sehingga meminimalisir potensi penambahan pasien haji Indonesia di tanah suci. Ini penting koordinasi antara Kemenag dengan Kemenkes.
  4. Menambah keterlibatan perempuan sebagai tenaga petugas penyelenggaraan ibadah haji dan petugas pendukung. Sehingga jika jemaah membutuhkan konsultasi ibadah fiqih perempuan tidak canggung jika ada petugas perempuan yang proporsional jumlahnya. (A. Fahrur Rozi/Angga)


Di Balik Penamaan Hari Tasyriq, Sunnah, dan Larangannya

JAKARTA – Dzulhijjah sebagai bulan haram (mulia) menyimpan banyak keutamaan, di antaranya terdapat rangkaian ritual ibadah haji, perintah berqurban, keutamaan 10 hari pertama di awal bulan, serta amalan khusus lainnya.

Selain ragam keutamaan yang telah disebutkan di atas, terdapat hari istimewa yang hanya ada di bulan Dzulhijjah, yaitu hari Tasyriq. Apa itu Hari Tasyriq?

Merujuk pada artian secara bahasa, Tasyriq berasal dari bahasa Arab yaitu tasyriq yang berarti penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).

Akan tetapi yang dimaksud dengan hari Tasyriq disini adalah tiga hari setelah Idhul Adha (10 Dzulhijah), yaitu hari pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada ketiga hari tersebut, umat Islam diperbolehkan untuk menyembelih hewan qurbannya.
Lafal “tasyriq” merupakan bentuk masdar dari fi’il madhi yaitu “syarraqa” yang berarti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”.

Dalam kitab Lisan al-Arab karya Syekh Ibnu Manzur (711 H) disebutkan bahwa ada dua pendapat ulama mengenai alasan penamaan hari Tasyriq.

Pertama, penamaan Tasyriq dikarenakan pada hari itu umat Muslim menjemur daging qurban untuk dibuat dendeng.

Ketika masa Rasulullah SAW, belum ada teknologi penyimpanan daging seperti kulkas atau freezer, sehingga untuk menyimpan daging dalam jangka waktu yang lama, mereka harus menjemur daging qurban tersebut agar tetap bisa dikonsumsi.

Kedua, pelaksanaan qurban yang dilakukan setelah matahari terbit. Pada hari Tasyriq, umat Islam diperbolehkan melaksanakan ibadah apapun kecuali puasa. Hal ini dikarenakan, hari Tasyriq merupakan waktu berqurban jadi sangat dianjurkan untuk menikmati daging-daging qurban yang dibagikan. Dalam Hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Muslim dijelaskan sebagai berikut:


عَنْ نُبَيْشَةَ اَلْهُذَلِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللّهِ صلى الله عليه وسلم أَيَّامُ اَلتَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ، وَذِكْرٍ لِلَّهِ تعَالى

Dari Nubaisyah Al-Hudzali, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, Hari Tasyriq adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari dzikir.” (HR Muslim).

Apa saja amalan Hari Tasyriq?
Pertama, perbanyak dzikir dan tasbih. Firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 203:

۞ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ ….”Berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya….”

Dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif karya Ibnu Rajab al-Hanbali, dia mengutip pendapat sahabat Ibnu Umar RA dan mayoritas ulama mengenai maksud dari “hari-hari yang ditentukan” ayat di atas adalah tiga hari setelah hari raya Idul Adha, yaitu hari Tasyriq.

Sedangkan pendapat dari sahabat Ibnu Abbas Ra dan Atha’ RA, maksud dari redaksi “hari-hari yang ditentukan” adalah empat hari yang dihitunh sejak hari raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya.

Selain dzikir dan tasbih, disunnahkan pula untuk membaca takbir hingga Tasyriq berakhir.

ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻜﺒﺮ ﻣﻦ ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ، ﺻﻼﺓ اﻟﻐﺪاﺓ، ﻭﻳﻘﻄﻌﻬﺎ ﺻﻼﺓ اﻟﻌﺼﺮ ﺁﺧﺮ ﺃﻳﺎﻡ اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ

“Rasulullah SAW membaca takbir sejak subuh di hari Arafah dan berhenti di Asar terakhir Hari Tasyriq.” (HR Al-Hakim. Meskipun daif tapi ada jalur riwayat lain).

Kedua, perbanyak doa kepada Allah SWT. Selain diperintahkan untuk banyak berdzikir pada hari Tasyriq, dianjurkan pula untuk memperbanyak doa di dalamnya. Kegiatan berdzikir erat kaitannya dengan doa. Oleh sebab itu para ulama Salaf sangat menganjurkan agar umat Islam memperbanyak doa selama hari Tasyriq.

Merujuk pada kitab Lathaif Al-Ma’arif yang mengutip penjelasan dari Ziyad Al-Jasshas yang meriwayatkan dari Abu Kinanah Al-Qurasyi bahwa beliau pernah mendengar sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abu Musa Al-‘Asyari berkata dalam khutbahnya saat pelaksanaan salat Idul Adha, “Setelah hari raya ada tiga hari, dimana Allah menyebutnya dengan istilah ‘hari-hari yang ditentukan’. Dan doa pada hari-hari itu tidak akan ditolak. Dengan demikian, perbesarlah harapan kalian.”

Ketiga, menyembelih hewan qurban. Berqurban merupakan amalan sunnah bagi umat Islam yang mampu. Melalui kegiatan berkurban, Allah SWT mensyariatkan berbagi kebahagiaan kepada orang-orang di sekitar yang berupa hidangan istimewa dari hewan sembelihan.

Adapun hewan yang dikurbankan harus sesuai dengan ketetapan syariat, seperti berkualitas baik, tidak sakit, tidak cacat, cukup umur, dan lain sebagainya. Firman Allah dalam surat Al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah!”
Keempat, larangan berpuasa serta anjuran menikmati makanan dan minuman. Adanya syariat berqurban, terdapat pula perintah menikmati hidangan baik berupa makanan dan minuman selama hari Tasyriq. Bentuk larangan berpuasa merupakan wujud syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT melalui sesembelihan hewan qurban.

Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan di atas melalui hadis riwayat Imam Muslim bahwa hari Tasyriq merupakan hari makan dan minum.
Melalui ritual ibadah kurban, ditetapkannya hari Tasyriq serta berbagai macam kemuliaan di dalamnya merupakan sarana dari Allah SWT bagi hamba-Nya untuk berbagi kebahagiaan dan kenikmatan pada sesama selama perayaan Idul Adha.

Kebersamaan yang diciptakan melalui penyembelihan hewan qurban hingga menikmati hidangan dari hewan sesembelihan, diharapkan mampu meningkatkan kebersamaan sosial. Hal ini sejalan dengan hadirnya Islam sebagai rahmat untuk semesta “rahmatan lil ‘alamin”. Wallahu’alam. (Isyatami Aulia, ed: Nashih)



DPP PATRI Audiensi ke Menteri Perdagangan

dpp-patri-audiensi-ke-menteri-perdagangan

AUDIENSI PATRI DENGAN MENTERI PERDAGANGAN

Jakarta: Merespon keluhan dan permasalahan petani sawit, DPP PATRI (Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia) audiensi dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di kantornya, Senin (11/07/2022).  Masukan Tim PATRI disampaikan setelah dikaji oleh Wayan Supadno, Dewan Pakar DPP PATRI dan data dari lapangan.

Rombongan PATRI terdiri dari Ketua Umum Hasprabu, Sekjen Sutrisno Singotirto, Bendum Sugiharto Parikesit, Dr. Basri BK (Dewan Pakar), Bahrudin (Departemen Bina Usaha dan Ekonomi), Kunto Susilo (perwakilan petani kelapa sawit)

Solusi yang ditawarkan PATRI diantaranya agar segera dibuka ekspor tanpa pajak, mempertemukan pihak Bulog dengan PTPN, untuk mengetahui kesediaan real CPO dan MIGOR. Pemerintah agar menyerap CPO sebanyak-banyaknya untuk bahan B 30 dalam negeri. (SPB)



Makna Penting di Balik Ibadah Kurban

makna-penting-di-balik-ibadah-kurban

Makassar, muisulsel.com – Pengurus Komite Dakwah Khusus MUI Sulsel Ustaz Muhammad Asriady SHd MThI sebagai khatib Iduladha 1443 H.

Wakil Sekjend PP IDMI itu membawakan khotbah tentang hikmah di balik berkurban, di Masjid Hijratul Ummah BTN Pacinongan Gowa, Ahad (10/7/22).

Berikut ini naskah khotbah Ustaz Asriady.

Unggah naskah di sini: Berkurban yang Mendekatkan Diri kepada Allah

 

BACA JUGA:

Ketum MUI Sulsel: Terima Kasih Atas Sumbangan Sapi Kurban Kapolda Sulsel

Khotbah Id Direktur Pascasarjana UIN Alauddin: Memahami Hikmah Iduladha

The post Makna Penting di Balik Ibadah Kurban appeared first on MUI SULSEL.



Momentum Idul Adha 1443 H, Ketua MUI Ingatkan Pemerintah Atasi Polarisasi Masyarakat

JAKARTA–Perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 H menjadi momentum Pemerintah untuk mengatasi polarisasi yang masih terjadi di tengah masyarakat akibat polarisasi politik di tahun 2019.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin, kepada MUIDigital, Senin (11/7/2022).

“Jangan malah menimbulkan kesan sebaliknya, bahwa seakan-akan situasi keterbelahan ini sepertinya sengaja dirawat dan diawetkan demi kepentingan kekusaan politik tertentu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

Kiai Jeje mengatakan, perayaan Idul Adha membawa hikmah mendalam yang bisa membangun solidaritas masyarakat.

Pada momen ini, kata Kiai Jeje, telah mendorong masyarakat untuk semangat bergotong royong atau bekerja bersama. Namun, lanjutnya, hal ini saja tidak cukup.

Wakil Ketua Umum PP Persis ini menerangkan, momentum ini harus menjadi pengingat bagi para pemimpin pemerintahan untuk meneladani Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.

Kiai Jeje menjelaskan, Allah telah menyuguhkan kisan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai pelajaran yang sangat berharga tentang kerelaan untuk mengalahkan egosime diri sendiri dan mengorbankannya demi meraih ridho Allah.

“Jika para pemimpin negeri ini mengambil keteladanan kepeminpinan seperti Nabi Ibrahim dan Ismail, kita yakin permasalahan bangsa seberat apapun akan teratasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kiai Jeje juga mengingatkan masyarakat Muslim untuk menjadikan momentum Idul Adha sebagai kesempatan memperkuat ukhuwah dan solidaritas nasional.

Hal ini juga termasuk untuk bisa saling menghormati dan semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan, serta mampu menepis isu-isu provokatif yang dapat memecah ukhuwah.

“Sudah seharusnya bagi para pemimpin negeri dan pejabat negara membuktikan kesungguhan kerja mereka. Mereka harus jadi para negarawan yang seluruh kebijakan dan keputusan mereka untuk kepentingan umat dan bangsa, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu,” pungkasnya.

(Sadam Al-Ghifari/Angga)



PW Pemuda Muhammadiyah Lampung Tebar Qurban 20 Kambing

pw-pemuda-muhammadiyah-lampung-tebar-qurban-20-kambing

Lampung Timur: Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Lampung menyalurkan 20 ekor kambing Qurban di Purbolinggo, Lampung Timur dan kecamatan Katibung, Lampung Selatan pada momen perayaan Idul Adha 1443 Hijriyah ini.

20 ekor kambing qurban selanjutnya disebarkan ke lima titik penyembelihan. Empat titik di kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, yaitu Panti Asuhan Darul Hikmah, Pondok Muhammadiyah Darul Hikmah, Masjid Darul Yaqin Tegal Yoso, dan Kelompok Tani Dusun II Tegal Yoso. Sementara satu titik di Dusun Kotabatu desa Pardasuka kecamatan Katibung, Lampung Selatan.

Ketua Pelaksana, Amiruddin Awalin menjelaskan hewan qurban yang disalurkan PW Pemuda Muhammadiyah Lampung mulai dilaksanakan tanggal 10 dan 12 Juli 2022. “Ada dua waktu, 10 dan 12 Juli sesuai kesanggupan panitia,” terang Amir.

Dirinya melanjutkan, program ini menyasar ke pada lembaga atau kelompok yang memang membutuhkan. “Seperti di Dusun II Purbolinggo karena memang jarang pequrban di sana,” pungkas Amir.

Di temui di tempat lain, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Lampung, M. Shofwan Taufiq mengatakan bahwa program tebar qurban selain ibadah juga menjadi salah satu sarana syiar dakwah yang sampai ke pada ummat. “Syiar untuk mengajak yang mampu untuk berqurban dan berbagi kepada sesama,” terang Shofwan.

Shofwan berharap program ini bisa menjadi dorongan kepada ummat untuk senantiasa meneladani sifat dan sikap Nabi Ibrahim As. dan Nabi Ismail As dalam hal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. “Semoga semakin kokoh iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.,” tutup Shofwan. (Ramdan)



Khotbah Id Direktur Pascasarjana UIN Alauddin: Memahami Hikmah Iduladha

khotbah-id-direktur-pascasarjana-uin-alauddin:-memahami-hikmah-iduladha

Makassar, muisulsel.com – Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Prof Dr HM Galib Mattola MA sebagai khatib lebaran Iduladha 1443 H.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel berkhotbah dengan judul Memahami Hikmah Iduladha dalam Pemantapan Akhlak Karimah.

Lokasi di Masjid Babuttaubah, Rappojawa, Kota Makassar, Ahad (10/7/22).

Berikut ini naskah khotbah Id Prof Galib.

Silakan unggah naskah lengkapnya di sini: Memahami Hikmah Iduladha dalam Pemantapan Akhlak Karimah

 

Baca juga:

Rektor Unhas Prof Jamaluddin jadi Khatib Iduladha di Al Markaz Makassar

Khotbah Prof Arfin Hamid di Karebosi: Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Kurban

Khotbah KH Hasbuddin Halik: Iduladha dan Renungan Hakikat Kurban

Khotbah Iduladha Ustaz Iqbal di Masjid 99 Kubah: Islam Agama Agung

Prof Dr HM Galib Mattola MA

The post Khotbah Id Direktur Pascasarjana UIN Alauddin: Memahami Hikmah Iduladha appeared first on MUI SULSEL.



Opini: Haji Ma’rifat

opini:-haji-ma’rifat

Haji Ma’rifat
Oleh: H.M. Soffa Ihsan
Pengurus MUI Pusat
Wakil LBM PWNU DKI
Marbot Rumah Daulat Buku (Rudalku)

Seluruh seremoni haji sesungguhnya menapaktilas perjalanan Nabi Ibrahim. Ibrahim bukan saja “Bapak tauhid” yang ditugaskan membersihkan rumah Tuhan dari kemusyrikan, tetapi juga sebuah teladan (matsal al-a’la) dari seorang manusia yang memilih untuk berangkat menuju Tuhan.

Dengan meneladani Ibrahim, lihatlah saudara-saudara kita, tanpa peduli usia dan kesehatan, abai kesibukan dan pekerjaan, tanpa hiraukan keluarga dan kawan-kawan, meninggalkan Tanah Airnya, berangkat menuju Baitullah.

Inilah syarat yang harus dipenuhi oleh semua orang yang kembali kepada Tuhan. Perjalanan menuju Tuhan harus dimulai dengan menanggalkan segala dosa dan kemaksiatan. Lihatlah jamaah haji yang harus mandi sebelum mengenakan kain ihram, sungguh mereka yang hendak berangkat menuju Tuhan harus membersihkan diri dari segala kenistaan yang mereka lakukan, baik dalam sunyi senyap maupun dalam hiruk pikuk, baik dalam temaram maupun yang benderang.

Teladan Sufi

Haji merupakan ibadah yang kaya dengan simbol-simbol keagamaan, pengorbanan dan peringatan. Bagi kaum sufi, haji bukanlah  kewajiban semata tanpa berupaya memahami simbol dan ritual yang terdapat di dalamnya. Mereka menekankan pada spiritualitas haji sekaligus mengkritik pemahaman literal terhadap teks wahyu dan ritual haji. Para sufi tertentu di masa awal Islam memandang haji sebagai alat dan sarana meraih tahapan-tahapan tingkat kesufian. Seorang sufi yang melaksanakan haji memutuskan semua pertalian dengan apapun yang bersifat duniawi. Ia akan selalu rindu untuk mengulangi lagi perjalanan spiritual ini untuk meraih makna-makna spiritualnya. Lebih jauh, kaum sufi tidak memandang haji itu sendiri sebagai tujuan, sebab tujuan sebenarnya ibadah haji adalah kebersamaan dan kedekatan dengan Tuhan. Menyitir Annemarie Schimmel, seorang ahli sufisme asal Jerman–haji merupakan titik sentral dalam kehidupan sufi.

Junaid al-Bagdadi—seperti disitir al-Hujwiri dalam Kasyful Mahjub–ketika ia bertanya kepada muridnya yang baru pulang menunaikan haji,”Ketika Anda memakai kain ihram di miqat, apakah Anda melepaskan semua atribut kemanusiaan seperti Anda melepaskan semua pakaian Anda? Ketika Anda berangkat untuk pergi haji, apakah Anda juga melepaskan diri dari dosa-dosa anda?”.

Al-Hujwiri membagi haji menjadi dua macam. Pertama, berziarah ke rumah fisik yang dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim. Bagi mereka yang berziarah ke rumah fisik Ibrahim, Mekkah dan Ka’bah merupakan tujuan mereka. Mereka memakai pakaian ihram, bermalam di Arafah, menyembelih hewan kurban dan melakukan ritual wajib lainnya dan akhirnya memperolah status seorang haji.

Kedua, berziarah ke rumah spiritual Nabi Ibrahim. Mereka yang bermaksud menuju rumah spiritual ini harus melepaskan semua daya tarik dan kesenangan duniawi dan memakai ihram, yakni melepaskan diri dari mengingat selain Allah dengan meninggalkan hawa nafsu dan kemaksiatan. Mereka bermalam di Arafah untuk memperoleh ma’rifat, berjalan menuju Muzdalifah untuk mencapai ulfat (cinta), dan membuka rahasia diri paling dalam (sirr) untuk diuji di hadapan Ka’bah, melemparkan semua keserakahan dan hawa nafsu (ramy al-jimar) untuk meraih ketenangan dan ketentraman (Mina), dan berkurban binatang di altar perjuangan batin (mujahadah) untuk memperoleh kedekatan dengan Tuhan (khillat; pertemanan) seperti Ibrahim yang menjadi teman Tuhan (khalilullah).

Pandangan senada dikemukakan oleh Abu al-Qasim al-Qushairi  dalam Lathaif al-Isharah. Haji, baginya, dapat dibedakan berdasarkan niat pelakunya. Pertama, mereka yang mengadakan perjalanan dengan diri untuk mengunjungi Ka’bah, mereka melepaskan ihram setelah menunaikan ritual-ritual haji. Kedua, mereka yang mengadakan perjalanan dengan hati untuk menemui pemilik Ka’bah, mereka tetap memakai ihram sehingga menyaksikan Tuhan dan ihram bagi mereka adalah sikap sejati untuk menghindarkan diri dari menyaksikan selain Allah.

Al-Qushairi membagi haji yang dilakukan oleh orang awam dan orang khusus. Orang awam pergi haji untuk menempuh jalan Tuhan yang dicintai, tetapi orang khusus untuk menyaksikan wajah Tuhan yang dicintai. Banyak orang pergi haji untuk mengunjungi Ka’bah, tetapi sedikit orang yang bertujuan mengunjungi Tuhan itu sendiri. Orang awam berangkat dengan jiwa untuk mengunjungi pintu dan dinding Ka’bah, tetapi orang khusus berangkat dengan ruh mereka dan menyaksikan Tuhan sebagai teman yang berbicara kepada mereka.

Ibadah haji yang dilakukan al-Hallaj tidaklah biasa, tetapi berlangsung selama setahun penuh, dan setiap hari dihabiskannya dengan puasa dari siang hingga malam hari. Tujuan al-Hallaj melakukan praktek kezuhudan keras seperti ini adalah menyucikan hatinya, menundukkannya kepada Kehendak Ilahi sedemikian rupa agar dirinya benar-benar sepenuhnya diliputi oleh Allah. Ia pulang dari menunaikan ibadah haji dengan membawa pikiran-pikiran baru tentang berbagai topik seperti inspirasi Ilahi, dan ia membahas pikiran-pikiran ini dengan para sufi lainnya.

Jalan Rohani

Begitulah, haji adalah rihlah rohani menuju Allah. Menurut al-Ghazali, orang tidak akan mencapai Tuhan tanpa meninggalkan kelezatan syahwat dan keterbelengguan kepada hawa nafsu. Sejarah mewartakan, dulu untuk mencapai Tuhan, para pendeta meninggalkan negerinya, mengembara dengan mengemban berbagai kesulitan. Mereka hidup bersahaja sembari merendahkan dirinya dihadapan kebesaran Allah. Mereka berpakaian awut-awutan dan berpenampilan kusut masai, berkelana menjejaki perjalanan panjang mencari Tuhan.

Manakala Nabi Muhammad ditanya tentang kependetaan dan pengembaraan, beliau berkata,”Allah sudah menggantikannya untuk kamu dengan jihad dan takbir pada setiap tempat yang mulia.” Maksud Nabi dengan jihad dan takbir ini adalah haji. Ya, dalam ibadah haji, setiap muslim menjalani kehidupan kependetaan.

Panggilan untuk kembali kepada Allah sesungguhnya tak semata diembankan (khithab) pada jamaah haji. Panggilan itu juga ditujukan pada kita semua. Suatu saat, mau atau tidak mau, Tuhan akan mengambil nyawa kita dan memaksa kita kembali kepada-Nya.

Kita tercenung betapa berulang-ulang kita mengejar apa yang kita sangka sebagai tujuan hidup kita, ternyata hanya fatamorgana yang menyilap mata. Kita jadi kelelahan. Lalu, kita berhenti sejenak di tengah padang pasir. Kita adukan segala kealpaan dan kesalahan kita kepada-Nya.

Bukankah kita juga pernah menyangka bahwa jabatan adalah kejaran kita. Untuk itu, kita hantam kawan seiring. Kita fitnah orang-orang yang pernah berjasa kepada kita. Kita korbankan persahabatan dan kekeluargaan. Kita enyahkan cinta dan kasih sayang. Kita curang, culas dan khianat.

Kita telah bekerja keras mengejar apa saja, tetapi tidak secuil kesuksesan kita dapatkan. Pengorbanan sudah terlampau kita kucurkan. Kita cari kekayaan, tapi kita masih juga miskin. Kita tuntut kedudukan dan popularitas, tapi kita seperti semula, tetap orang kecil.

Kini, kita persembahkan kekayaan kepada Tuhan dengan membagi-bagikannya kepada hamba-hamba-Nya yang memerlukan. Allah berfirman,”Dekatilah Aku ditengah-tengah orang-orang kecil diantara kamu. Temui Aku ditengah-tengah orang yang menderita.” Kita juga persembahkan kedudukan kepada Tuhan dengan tujuan melindungi orang-orang mustadh’afin. Kita syukuri anugerah Tuhan dengan berusaha membahagiakan sesama manusia.

Nah, ibadah haji selayaknya membuahkan makrifat yakni kearifan, bersikap moderat dan lalu menebar damai ditengah masyarakat. Ketika para jamaah haji kembali ke kampung halaman, mereka akan membawa dua gelar sekaligus, yakni gelar haji dan gelar ‘arif billah.



Rayakan Idul Adha 1443 H, FKUB Lampung Bagikan Kurban ke Masyarakat Lintas Agama

rayakan-idul-adha-1443-h,-fkub-lampung-bagikan-kurban-ke-masyarakat-lintas-agama

Bandar Lampung: Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung bersama Wali Kota Bandar Lampung melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebagai momentum peringatan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Kegiatan berlangsung di Sekretariat FKUB Provinsi Lampung, Senin (11/7/2022).

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung Dr. KH. Mohammad Bahrudin, M.Ag., mengatakan Hari Raya Kurban menjadi trigger, pemantik, pemacu dan pemicu kepedulian sosial, terutama kepada kaum dhuafa.

“Artinya, semangat berkurban dan peduli sosial, tidak hanya musiman setahun sekali, tapi dapat membudaya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dr. KH. Mohammad Bahrudin.

Menurutnya, sedekah, berderma, kepedulian sosial, atau apapun istilahnya hendaknya juga harus menghilangkan sekat-sekat promordial.
“Harus tanpa melihat latar belakang suku, etnis atau bahkan agama sekalipun,” tandas Ketua FKUB Lampung.

Untuk diketahui, 85 paket daging dibagikan kepada umat lintas agama, melalui perwakilan majelis agama yang ada di FKUB Provinsi Lampung.

Pelaksanaan pemotongan hewan kurban FKUB Lampung ini mengambil tema “Berhariraya Kurban Untuk Kerukunan Umat Beragama dan Solidaritas Sosial”. (Rls)



MUI Perpanjang Batas Pengiriman Call For Papers Peran Fatwa MUI dalam Perubahan Sosial Sampai 19 Juli 2022

JAKARTA— Komisi Fatwa MUI Pusat memperpanjang batas pengiriman naskah Call For Papers The 6th Annual Conference on Fatwa MUI Studies (ACFS) tentang Peran Fatwa MUI dalam Perubahan Sosial sampai 19 Juli 2022. Melalui surat Dewan Pimpinan MUI nomor UU-1590/DP-MUI/VII/2022, batas akhir pengumpulan makalah yang semula 8 Juli diperpanjang menjadi 19 Juli 2022.

“Makalah yang terkumpul akan direview dan dinilai pada 20 Juli sampai 22 Juli 2022. Pengumuman makalah terpilih akan dilaksanakan pada 23 Juli 2022. Seminar dan presentasi makalah tanggal 26 sampai 28 Juli 2022 di Hotel Sultan, Jakarta, ” ungkap Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, Senin (11/07) kepada MUIDigital.

Kiai Niam mengatakan, Call for Papers Annual Conference on Fatwa Studies ke-6 dimaksudkan sebagai sarana pertukaran gagasan dan pemikiran para ulama, cendekiawan, akademisi, dan peneliti tentang berbagai hal terkait dengan

Masih sama dengan tahun sebelumnya, Kiai Niam menyampaikan, Call For Papers tahun ini bertema Peran Fatwa MUI dalam Perubahan Sosial. Tema utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat sub-tema pembahasan.

“Ada empat sub tema pembahasan yaitu Kelembagaan dan Metodologi Fatwa, Fatwa Akidah dan Ibadah, Fatwa Sosial Kemasyarakatan, dan Fatwa Produk Halal, ” ujarnya.

Kiai Niam menyampaikan, 50 peserta terpilih akan diundang memperesentasikan naskahnya di hadapan Dewan Pimpinan MUI dan akademisi. Segala biaya akomodasi dan transportasi akan ditanggung sepenuhnya oleh MUI.

Adapun ketentuan penulisannya, lanjut Kiai Niam, menggunakan bentuk huruf Times New Roman 12 dengan jarak/spasi tunggal. Karya tersebut ditulis di kertas ukuran A4 dengan margin atas 4, kiri 4, bawah 3, dan kanan 3. Karya tersebut ditulis maksimal dalam lima belas halaman di luar halaman referensi/daftar pustaka.

“Naskah yang sudah dikirimkan berarti menjadi milik panitia. Makalah terpilih akan dimasukkan ke dalam buku kumpulan makalah dan prosiding, ” ujarnya.

Dia menambahkan, naskah yang sudah siap bisa dikirimkan ke email Komisi Fatwa MUI yaitu komisi.fatwamui@gmail.com dalam format dokumen/microsoft word. (Dhea Oktaviana/Azhar)



MUI-Baznas Jajaki Kerja Sama Penyaluran Qurban ke Wilayah 3 T

JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menerima seekor sapi qurban dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI. Penyaluran sapi qurban tersebut diberikan melalui Staf Baznas RI kepada Kepala Kantor MUI Pusat, Akbar Kurniawan di Kantor MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (11/07/2022).

Ketua Panitia Qurban 1443 H MUI, KH Rofiqul Umam Ahmad, menyampaikan rasa terima masih atas perhatian dan bantuan Baznas yang telah mengirimkan seekor sapi kepada MUI.

Dia mengatakan, pihaknya akan menunaikan amanah tersebut dengan menyalurkan daging sapi qurban dari Baznas kepada mereka yang berhak menerimanya.

“Insya Allah Panitia Qurban MUI Pusat akan menunaikan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya,” ujar Rofiq yang juga menjabat sebagai Wasekjen MUI ini.

Sementara itu, Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad, mengaku bersyukur, karena Baznas dapat terus bersinergi dan menjalin kerja sama yang baik dengan MUI. Ia mengatakan, Baznas-MUI akan terus bersinergi dan bergandengan tangan dalam menjalankan peran mulia sebagai khadimul ummah.

“Terima kasih kepada MUI yang terus bekerja sama dengan BAZNAS. MUI adalah milik umat sekaligus penjaga dan pemersatu umat dan BAZNAS akan selalu berkomitmen untuk membantu umat yang membutuhkan,” ujar Pria yang akrab disapa Kiyai Noor Achmad saat dihubungi redaksi MUIDigital.

Lebih lanjut, Kiyai Noor mengatakan, kedepan pihaknya berencana menggandeng MUI untuk bekerja sama dalam rangka program daging qurban yang dikemas dalam kaleng untuk kemudian disalurkan kepada umat yang membutuhkan terutama di daerah 3 T (terpencil, terdepan, dan tertinggal).

“Kami berharap yang akan datang antara BAZNAS dan MUI dapat bekerjasama dalam penanganan hewan qurban yang dikalengkan dalam rangka untuk membantu umat di daerah 3 T, membantu penanganan stunting dan bantuan pangan untuk wilayah bencana,” kata dia. (Arif Hasibuan, ed: Nashih)



Khotbah Iduladha Ustaz Iqbal di Masjid 99 Kubah: Islam Agama Agung

khotbah-iduladha-ustaz-iqbal-di-masjid-99-kubah:-islam-agama-agung

Makassar, muisulsel.com – Hafidzahullah Dr Iqbal Gunawan MA sebagai khatib Iduladha 1443 H, Ahad (10/7/222), di Masjid Kubah 99 Asmaul Husna, kawasan CPI delta barat Pantai Losari, Makassar.

Pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel itu mengangkat judul khotbah Islam Agama Agung.

Naskah lengkap khotbah Dr Iqbal Gunawan sebagai berikut.

 

Atau silakan baca dan unduh naskah di sini: Islam Agama Agung

 

Baca juga:

Rektor Unhas Prof Jamaluddin jadi Khatib Iduladha di Al Markaz Makassar

Khotbah Prof Arfin Hamid di Karebosi: Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Kurban

Kapolda Nana Baca Hadis dan Serahkan Sapi Kurban ke MUI Sulsel

Demikian risalah khotbah Ustaz Iqbal Gunawan MA. (Irfan)

The post Khotbah Iduladha Ustaz Iqbal di Masjid 99 Kubah: Islam Agama Agung appeared first on MUI SULSEL.



MUI Distribusikan Daging Qurban 5 Ekor Sapi dari Kasal

DEPOK – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melaksanakan amanah menyembelih qurban lima ekor sapi dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) dan mendistribusikannya untuk masyarakat pada Ahad (10/7/2022).

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, asuhan Kiai Cholil Nafis selaku Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Terdapat lima ekor sapi yang diserahkan TNI Angkatan Laut. Kelima ekor sapi tersebut sebelumnya diserahkan secara simbolik pada Jumat, sedangkan penyerahan hewan qurban secara fisik dilakukan di Pesantren Cendekia Amanah,” jelas Kiai Ahmad Zubaidi sebagai Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sekaligus Wakil Sekertaris Panitia Kurban MUI saat diwawancarai oleh MUIDigital, Ahas (10/7/2022).

Menurut Kiai Zubaidi, pemilihan tempat penyembelihan yang berada di Pondok Pesantren Cendekia Amanah dikarenakan luasnya area pesantren yang dimiliki, sehingga memudahkan proses penyembelihan.

Terdapat empat ekor sapi dari KASAL yang disembelih langsug di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, sedangkan satu ekor lagi disembelih di daerah Gandaria  Jakarta Selatan.

“Satu ekor sapi lagi disembelih di Gandaria untuk memudahkan penyaluran daging kepada yang berhak. Adapun seluruh target penerima daging qurban dari KASAL ini yaitu, warga yang berdomisili di sekitar kantor MUI, warga sekitar Pondok Pesantren Cendekia Amanah, serta akan didistribusikan ke beberapa tempat di daerah Depok dan Tangerang Selatan,” tuturnya.

Kiai Zubaidi berharap, semoga setiap amalan yang dilakukan selama Idul Adha 1443 H, diterima Allah SWT. Termasuk pula ibadah qurban yang merupakan wujud dari ketakwaan dan keikhlasan. Sehingga tercipta kebersamaan di Hari Raya Idhul Adha, dikarenakan oleh Syiar Islam dan keberkahan dari pelaksanaan qurban. (Isyatami Aulia, ed: Nashih)



Wapres RI Serahkan Qurban Sapi Limosin 940 Kg Melalui MUI

 

 JAKARTA—Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin pada Hari Raya Idul Adha kali ini menyerahkan hewan qurban sebanyak 18 ekor sapi dan tujuh ekor kambing di beberapa masjid dan organisasi masyarakat (ormas).

Salah satunya, Wapres Ma’ruf menyerahkan seekor sapi berjenis limosin seberat 940 kg kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat melalui Sekretariat Wakil Presiden, pada Sabtu (9/7/2022).

Wapres Ma’ruf menyampaikan, menyembelih hewan qurban merupakan pelaksanaan tuntunan agama sebagai wujud kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Selain itu, lanjut dia, berqurban juga mengandung dampak sosial yang positif karena dagingnya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Qurban dapat menjadi bukti kepekaan sosial bagi kita untuk berbagi dan peduli kepada sesama apalagi pasca pandemi seperti sekarang ini,” ungkap Wapres dalam tayangan video, Sabtu (09/07/2022).

Untuk itu, kata Wapres, menyembelih hewan qurban hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), bahkan ada ulama yang mewajibkan karena besarnya manfaat yang dihasilkan.

“Umat Islam sangat dianjurkan setidak-tidaknya sebagai sunnah muakkadah untuk menyembelih qurban. Bahkan di antara ulama ada yang mewajibkan untuk menyembelih qurban,” tuturnya

Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Panitia Qurban MUI Pusat, KH Rofiqul Umam Ahmad, menyampaikan terima kasih atas penyerahan hewan qurban dari Wapres  Ma’ruf Amin untuk disalurkan kepada masyarakat melalui MUI.

“Insya Allah kami akan menunaikan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya,” paparnya. (A Fahrur Rozi, ed: Nashih)



Perayaan Idul Adha tahun 1443 H Masjid An-Nuur Sembelih 1 Ekor Sapi dan 2 Ekor Kambing

perayaan-idul-adha-tahun-1443-h-masjid-an-nuur-sembelih-1-ekor-sapi-dan-2-ekor-kambing

Bandar Lampung: Perayaan Idul Adha tahun 1443 H Masjid An-Nuur Sukarame Baru, Kec. Sukarame Kota Bandar Lampung Menyembelih 1 Ekor Sapi dan 2 Ekor Kambing, Ahad (10/07/2022).

Penyembelihan hewan hewan kurban dilaksanakan dihalaman masjid An-Nuur dipimpin oleh Ustaz. Sutikno, S.Ag Selaku Ketua DKM Masjid An-Nuur dan disaksikan oleh Wahyudi, M.Pd.I RT. 09 Sukarame, Tokoh Agama dan Masyarakat setempat.

H. Ahmad Lani selaku Ketua Panitia Kurban mengatakan alhamdulillah tahun ini Masjid An-Nuur menyembelih 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing.

“Adapun 1 ekor sapi berasal dari PT Aria Jiwa Farma (PT AJF), 1 ekor kambing dari H. Ahmad Djulaini, dan 1 ekor lagi dari Edi Susilo, semoga berkah untuk kita semua” kata H. Ahmad Lani

Senada dengan hal tersebut H. Ahmad Djulaini Dewan Pembina Masjid An-Nuur mengucapkan terimakasih kepada sohibul kurban yang telah menitipkan hewan kurban di Masjid An-Nuur, dimana setiap tahun Masjid An-Nuur rutin menggelar penyembelihan hewan kurban.

“Mudah-mudahan amal ibadah kurban diterima Allah Swt, serta semua yang berpartisipasi dalam penyembelihan dan membagikan dicatat sebagai amal saleh,” tutur H. Ahmad Djulaini (Rita Zaharah)



Khotbah KH Hasbuddin Halik: Iduladha dan Renungan Hakikat Kurban

khotbah-kh-hasbuddin-halik:-iduladha-dan-renungan-hakikat-kurban

Makassar, muisulsel.com – Ketua Pengurus Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah Sulsel Drs KH Hasbuddin Halik Lc MH sebagai khatib Iduladha 1443 H, Ahad (10/7/222) di Lapangan Minasate’ne, Kabupaten Pangkep.

Khotbah Anggota Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Sulsel itu berjudul: Iduladha dan Renungan Hakikat Kurban.

Berikut ini naskah khotbahnya.

Unggah naskah di sini: Iduladha dan Renungan Hakikat Kurban

 

Baca juga:

Rektor Unhas Prof Jamaluddin jadi Khatib Iduladha di Al Markaz Makassar

Khotbah Prof Arfin Hamid di Karebosi: Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Kurban

Khotbah Iduladha Ustaz Iqbal di Masjid 99 Kubah: Islam Agama Agung

Demikian, semoga bermanfaat. (Irfan)

The post Khotbah KH Hasbuddin Halik: Iduladha dan Renungan Hakikat Kurban appeared first on MUI SULSEL.



MUI Distribusikan Daging Qurban 5 Ekor Sapi dari Kasal

DEPOK – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melaksanakan amanah menyembelih qurban lima ekor sapi dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) dan mendistribusikannya untuk masyarakat pada Ahad (10/7/2022).

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, asuhan Kiai Cholil Nafis selaku Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Terdapat lima ekor sapi yang diserahkan TNI Angkatan Laut. Kelima ekor sapi tersebut sebelumnya diserahkan secara simbolik pada Jumat, sedangkan penyerahan hewan qurban secara fisik dilakukan di Pesantren Cendekia Amanah,” jelas Kiai Ahmad Zubaidi sebagai Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sekaligus Wakil Sekertaris Panitia Kurban MUI saat diwawancarai oleh MUIDigital, Ahas (10/7/2022).

Menurut Kiai Zubaidi, pemilihan tempat penyembelihan yang berada di Pondok Pesantren Cendekia Amanah dikarenakan luasnya area pesantren yang dimiliki, sehingga memudahkan proses penyembelihan.

Terdapat empat ekor sapi dari KASAL yang disembelih langsug di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, sedangkan satu ekor lagi disembelih di daerah Gandaria  Jakarta Selatan.

“Satu ekor sapi lagi disembelih di Gandaria untuk memudahkan penyaluran daging kepada yang berhak. Adapun seluruh target penerima daging qurban dari KASAL ini yaitu, warga yang berdomisili di sekitar kantor MUI, warga sekitar Pondok Pesantren Cendekia Amanah, serta akan didistribusikan ke beberapa tempat di daerah Depok dan Tangerang Selatan,” tuturnya.

Kiai Zubaidi berharap, semoga setiap amalan yang dilakukan selama Idul Adha 1443 H, diterima Allah SWT. Termasuk pula ibadah qurban yang merupakan wujud dari ketakwaan dan keikhlasan. Sehingga tercipta kebersamaan di Hari Raya Idhul Adha, dikarenakan oleh Syiar Islam dan keberkahan dari pelaksanaan qurban. (Isyatami Aulia, ed: Nashih)



Khotbah Prof Arfin Hamid di Karebosi: Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Kurban

khotbah-prof-arfin-hamid-di-karebosi:-menggali-nilai-nilai-terdahsyat-ibadah-kurban

Makassar, muisulsel.com – Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi MUI Sulsel Prof Dr HM Arfin Hamid MH sebagai khatib Iduladha 1443 H, di Lapangan Karebosi, Jl Jend Sudirman, Kota Makassar, Ahad (10/7/2022).

Guru Besar Hukum Islam dan Ekonomi Syariah Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu mengangkat judul Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Qurban dalam Peningkatan Kinerja Unggul (Khaera Ummah).

Naskah khotbah Prof Arfin, wakil Rektor I Universitas Islam Makassar (UIM), sebagai berikut.

Silakan unduh naskah khotbah Prof Arfin Hamid di sini: Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Qurban dalam Peningkatan Kinerja Unggul (Khaera Ummah)

 

BACA JUGA: 

Rektor Unhas Prof Jamaluddin jadi Khatib Iduladha di Al Markaz Makassar

Ini Maklumat MUI Sulsel tentang Lebaran Iduladha 1443 H

Demikian, selamat Iduladhal 1443 Hijriah. (Irfan)

The post Khotbah Prof Arfin Hamid di Karebosi: Menggali Nilai-Nilai Terdahsyat Ibadah Kurban appeared first on MUI SULSEL.