All posts by Admin

MUI Gorontalo Siap Berperang melalui Mujahid Digital

mui-gorontalo-siap-berperang-melalui-mujahid-digital

Gorontalo – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Gorontalo menyelenggarakan Workshop Literasi Media Multiplatform Wawasan Islam Wasathiyah, Selasa (15/3). Kegiatan yang akan berlangsung selama 2 hari ini merupakan program dari Komisi Infokom MUI Gorontalo.

Dalam laporannya, Ketua Panitia, Muhammad Ghufron Suratman mengatakan bahwa kegiatan workshop ini sebagai usaha MUI untuk menyiapkan para pejuang di dunia digital. “Kita semua yang akan memfasilitasi para ustadz di MUI untuk membuat dan menyampaikan konten dari mereka, itulah target yang akan kita capai.” ungkap Ustadz Ghufron dalam laporannya.

Workshop ini dihadiri dan dibuka langsung ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Gorontalo KH. Abdurrahman Abubakar Bahmid. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Ustadz Bahmid ini menyampaikan pentingnya peran media dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat.

“Media ini adalah senjata, dan senjata ini kalau tidak dimanfaatkan oleh orang yang benar dengan cara yang benar justru akan jadi boomerang.” pungkasnya dalam sambutan.

Kegiatan yang dihelat di Ballroom Hotel Eljie Gorontalo ini diikuti oleh 40 Peserta, yang berasal dari anggota Komisi Infokom MUI Kabupaten dan Kota, juga beberapa ormas Islam, serta media-media online yang ada di Provinsi Gorontalo .(afif)



MUI Jatim Gelar Pemancangan Papan Nama untuk Pembangunan Kantor Baru

mui-jatim-gelar-pemancangan-papan-nama-untuk-pembangunan-kantor-baru

Surabaya, MUIJatim.or.id
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bersama pemerintah provinsi setempat akan membangun kantor baru MUI Jawa Timur di kawasan Masjid Al Akbar Surabaya. Hal tersebut ditandai dengan dilaksanakannya pemancangan papan nama MUI Jawa Timur di lokasi pembangunan pada Kamis (17/03/2022).

Artikel MUI Jatim Gelar Pemancangan Papan Nama untuk Pembangunan Kantor Baru pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Gubernur Jatim Resmikan Pembangunan Kantor MUI Jatim

SURABAYA — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan pemancangan papan nama pembangunan gedung Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, berlokasi di sebelah selatan Masjid Al-Akbar Surabaya, Kamis 17 Maret 2022 siang.

Menurut rencana, gedung berlantai 5 menjadi tempat representatif organisasi yang menaungi para ulama dan intelektual dari ormas-ormas Islam di provinsi ini.

Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menjelaskan, gedung kantor MUI di kawasan Darmahusada Surabaya, terlalu sempit untuk organisasi yang menaungi ulama dari ormas di Jawa Timur.

“Untuk akses keluar-masuk saja melalui gang kecil dan parkirnya tidak tersedia. Sehingga, bila ada tamu-tamu harus sering-sering minta maaf karena dirasa tidak pantas dengan kebesaran masyarakat dan tokoh Islam di Jawa Timur,” tuturnya.

“Alhamdulillah, setelah masalah ini kami sampaikan kepada Ibu Gubernur, langsung mendapat respon dan memberikan jalan keluarnya. Dengan dipancangkannya papan nama ini, insyaAllah akan berdiri gedung yang benar-benar mampu memberi gambaran akan kebesaran ulama di provinsi ini,” tutur Kiai Mutawakkil, panggilan akrab Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

Dengan rencana pembangunan bertingkat lima, selain ada ruang utama untuk pertemuan bersama dan menerima tamu-tamu, masing-masing komisi di MUI Jawa Timur akan mempunyai ruang dalam melakukan aktivitasnya.

“Aktivitas MUI Jawa Timur akan sangat padat. Dan memang, Komisi Fatwa dan LPPOM MUI, menjadi komisi tersibuk karena berhadapan langsung dengan persoalan dan kebutuhan keumatan selama ini,” tuturnya.

Selain Gubernur Jawa Timur dan jajaran Dewan Pimpinan MUI Jawa Timur, juga tokoh masyarakat dan pimpinan ormas Islam.

Momentum Bersejarah

Kiai Mutawakkil menegaskan, ini hari bersejarah karena momentumnya bertepatan dengan hari khusus (pertengahan Sya’ban atau Malam Nishfu Sya’ban) sebelum bulan Ramadhan.

“Kita menyaksikan hari bersejarah karena Ibu Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur, memberi perhatian kepada para ulama akan kebutuhan umat Islam,” tuturnya.

Diharapkan gedung bangunan MUI Jawa Timur diperkirakan selesai akhir tahun 2023, di atas lahan 3.045 meter persegi, menghabiskan boats Rp5,5 Miliar.

“Hari ini menjadi saksi dan bisa dicontoh Gubernur lainnya di Indonesia. Ibu Gubernur Jatim punya niat yang baik dan mewujudkan sebagai kebijakan untuk kepentingan umat dan masyarakat,” kata Kiai Mutawakkil Alallah.

Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, agar perlu diperhatikan dalam gedung itu nanti ada laboratorium dan berbagai fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan aktivitas MUI ke depan. (Infokom MUI Jatim, Ed: Mabrur)



Ketua MUI KH Cholil Nafis Doakan Pembangunan IKN Lancar

JAKARTA — Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Chalil Nafis, mendoakan agar pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara berjalan dengan lancar.

“Pembangunan Indonesia berjalan lancar dan masyarakat sejahtera,” ujarnya dalam akun twitter pribadinya, @Cholilnafis yang dikutip MUIDigital, Kamis (17/3/2022).

Kiai Chalil, sapaan akrabnya, mendoakan juga para pemimpin Indonesia agar mendapatkan rahmat dan perlindungan dari Allah SWT.

“(Agar) semua rencana baiknya diberi ma’unah dan hidayah-Nya,” sambungnya.

Dilansir dari Antaranews, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menteri dan gubernur se-Indonesia melakukan kegiatan berkemah di titik nol IKN yang terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Kegiatan berkemah ini dilakukan selama dua hari sejak 14-15 maret 2022. Pada kegiatan ini, para gubernur se-Indonesia diwajibkan membawa air dan tanah dari daerahnya, yang disatukan sebagai bentuk kebhinekaan dan persatuan.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para gubernur. Ini merupakan bentuk dari kebinekaan dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara ini,” kata Presiden Jokowi dalam prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara.

(Sadam Al-Ghifari/Fakhruddin)



KPID Sulsel-MUI Sulsel Sepakati Sinergi Tangkal Hoax

kpid-sulsel-mui-sulsel-sepakati-sinergi-tangkal-hoax

FOKUS, muisulsel.com — Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel melakukan penandatanganan MoU dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel di Sekertariat MUI Sulsel, Masjid Raya Makassar, Rabu (16/3/2022).

Kesepakatan bersama itu dalam rangka mewujudkan isi siaran yang sehat mendidik dan memberikan manfaat bagi masyarakat, melakukan pemantauan isi siaran dan meningkatkan pemahaman masyarakat pendengar agar semakin kritis dan cerdas terhadap media melalui kegiatan literasi media.

Wakil Ketua KPID Sulsel Abdi Rahmat SH berharap agar kerjasama dengan MUI dapat menangkal berita hoax dan bisa memberikan pengawasan yang ketat terhadap konten yang negatif dan berita hoax.

Abdi juga menyampaikan dalam waktu dekat akan bekerjasama dengan MUI untuk melakukan penyusunan Khutbah Jumat serentak di mesjid yang ada di Sulsel.

“Dalam ini penyampaian khutbah Jumat nanti kita akan sampaikan bagaimana menjadi pengguna media yang sehat dan kritis seperti tidak menyebarkan berita Hoax,” imbuhnya.

Ketua Umum MUI Sulsel Prof DR KH Najamuddin MA berharap KPID dan MUI bisa bekerjasama untuk mengawasi penyiaran yang negatif di Sulsel.

“Banyak hal yang dilakukan nanti seperti mengawasi penyiaran yang menyimpang seperti faham radikal,” tuturnya.

Pengurus KPID Sulsel yang hadir Mattewakkan S IP M Si, Riswansyah Muchsin SH, A Muh Ilham S Si dan M Irwan Ade Saputra SIp Msi.

Turut pula hadir pengurus MUI Sulsel, DR KH Muamar Bakry Lc MA (Sekum), DR H Ishak Samad M Ed (Ketua Bidang Infokom) dan Prof DR H Sukardi Weda SS M Hum (Ketua Bidang Sekretaris Bidang Infokom).(Irfan)

The post KPID Sulsel-MUI Sulsel Sepakati Sinergi Tangkal Hoax appeared first on MUI SULSEL.



Keutamaan Syaban dan Amalan-Amalan yang Dianjurkan

JAKARTA— Syaban merupakan salah satu bulan yang mulia karena itu Rasulullah SAW senantiasa berdoa agar senantiasa diberkahi pada bulan ini dan juga Rajab, serta dipertemukan kembali dengan Ramadhan.

Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indondesia (MUI), Ustadz Dr Candra Krisna Jaya, mengungkapkan keutamaan Syaban dan tiga amalan yang bisa dilakukan umat Islam selama Syaban.

Ustadz Candra, sapaan akrabnya, mengatakan, keutamaan Syaban sangat luar biasa. Hal ini seperti hadits mashur yang banyak diketahui. Dalam hadits tersebut Nabi Muhammad SAW menjelaskan:
للَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Allahumma barik lana fi rajaba wa sya’bana wa balighna Ramadhana.
Artinya, “Ya Allah, berkailah umur kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga Ramadhan.”

“Maka kalau kita lihat, fadilah Syaban ini kalau menurut riwayat literatur yang kita temukan. Bahwa memang beda antara Syaban dengan bulan-bulan lainnya, di antaranya bahwa Nabi kita Muhammad SAW paling banyak berpuasa pada Syaban,’’ kata Ustad Candra, saat berbincang dengan MUIdigital, Kamis (17/37/2022).

Untuk itu, kata Ustadz Candra, salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada Syaban ini adalah berpuasa. Dalam berbagai Riwayat yang ditemukan, Ustadz Candra mengatakan, bahwa Nabi SAW banyak sekali melakukan puasa Syaban, selain berpuasa pada Ramadhan.

Ustadz Candra menjelaskan, berpuasa Syaban ini bisa juga dianggap sebagai sarana latihan berpuasa agar tidak kaget dengan rutinitas berpuasa Ramadhan.

“Yang sebenarnya (apabila) kita juga rajin (berpuasa) Senin-Kamis, Insya Allah kita tidak akan terkejut nanti ketika Ramadhan. Maka dari itu, kita bisa ambil hikmah keutamaannya dari Syaban ini adalah bulan ibadah. Selain dari Ramadhan, selain perbanyak ibadah, perbanyak puasa, dan juga memperbanyak amal-amal saleh yang banyak,’’ tuturnya.

Lebih lanjut, berdasarkan kitab-kitab hadits, kata dia, amalan yang paling utama yang dilakukan umat Islam pada Syaban saat ini juga adalah berpuasa. ‘’Karena sejatinya memang puasa itu, menahan diri dari hawa nafsu dari hal-hal yang diharamkan Allah SWT. Maka ketika dia berpuasa, maka dia terjaga dari sifat-sifat dan perilaku yang dimurkai Allah,’’ sambungnya.

Ustadz Candra menambahkan, amalan selain berpuasa yang bisa dilakukan umat Islam pada Syaban ini adalah memperbanyak dzikir, dan membaca Alquran. Menurutnya, amalan berpuasa, memperbanyak dzikir, dan membaca Alquran merupakan amalan pada Syaban yang juga dilakuka para ulama.

“Mulai dari sahabat, bahkan para masyayikh yang ada di Makkah ketika Ramadhan menjadikan bulan itu sebagai syahrul quran, yang artinya selama Syaban itu kita memperbanyak berinteraksi dengan Alquran. Lebih intens lagi dari segi kuantitas dan kualitas kita dengan Alquran pada Syaban ini dibanding dengan bulan-bulan lainnya,’’ tutur di. (Sadam Al-Ghifari, Ed: Nashih)



Logo Halal Baru Jadi Kontroversi, Ketua MUI: Mestinya Melibatkan Aspirasi Banyak Pihak

logo-halal-baru-jadi-kontroversi,-ketua-mui:-mestinya-melibatkan-aspirasi-banyak-pihak

mui.or.id,

Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah, KH Sholahuddin Al Aiyub, memberikan masukan kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI terkait logo Halal Indonesia yang baru. Pasalnya, beberapa hari ini logo halal dari Kementerian Agama tersebut menuai polemik.

Kiai Aiyub bercerita, sebenarnya sejak tahun 2019 ketika Menteri Agama saat itu dipegang Jenderal Fachrul Razi, MUI dan Kementerian Agama telah mencapai babak final kesepakatan logo halal. Di antara banyak aspek pembahasan sistem jaminan produk halal, logo halal menjadi bagian paling alot untuk disepakati.

Saat itu, logo halal yang disepakati antara MUI dan Kementerian Agama bentuknya bulat seperti logo halal MUI saat ini. Namun, tulisan melingkar Majelis Ulama Indonesia di bagian luar diganti menjadi Kementerian Agama Republik Indonesia. Tulisan arab melingkar Majelis Ulama Indonesia tetap. Sementara logo halalnya jelas dengan tulisan arab, terletak di dalam belah ketupat. Di bawah tulisan halal arab itu, ada tulisan Halal Indonesia.

Menurut Kiai Aiyub, logo halal yang seperti itu bisa mengakomodir berbagai pihak. Tulisan halalnya jelas. Kementerian Agama sebagai pihak tempat mendaftar dan menerbitkan sertifikasi halal jelas. MUI sebagai pihak yang mengeluarkan fatwa halal juga jelas.

Desain seperti itu, menurut Kiai Aiyub, menjembatani berbagai pihak sekaligus menggambarkan proses sistem sertifikasi halal yang baru sesuai peraturan perundang-undangan.

“Sejak pertemuan itu, belum sempat ada tindak lanjut dan pembahasan lagi, namun sekarang tiba-tiba kita mendengar bahwa BPJPH telah mematenkan logo Halal Indonesia. Semestinya, penetapan logo halal perlu mempertimbangkan dan mengokomodir aspirasi para pihak, khususnya para pelaku yang selama ini bergelut dalam bidang halal, ” ujarnya, Senin (14/03) kepada MUI Digital.

Kiai Aiyub pun merasa kaget dengan kemunculan logo baru ini, karena tiba-tiba ada logo yang sangat berbeda dengan dua logo yang pernah disepakati sebelumnya.

Dia menuturkan, MUI sangat memahami peraturan perundang-undangan yang memberikan kewenangan terkait penetapan logo halal kepada BPJPH. Namun, Ia mengingatkan agar penetapan logo ini tidak tiba-tiba jadi, perlu mempertimbangkan aspirasi berbagai pihak termasuk kalangan usaha dan konsumen. Sebab, logo halal MUI selama ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.

“Logo Halal MUI selama ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Karena memang produk yang menampilkan tanda halal dengan logo MUI ini dipasarkan di pasar global, ” ujarnya.



Diwawancarai TV MUI, Sheikh Shady Soleiman: Islam Masuk Australia 500 Tahun Lalu Dibawa Pelaut Bugis

JAKARTA— Ketua Majelis Imam Nasional Australia atau Australian Nasional Imam Council (ANIC), Syaikh Shady Soleiman, mamaparkan bahwa Islam telah masuk Australia 500 tahun lalu melalui perantara pelaut Bugis. Hal itu dia sampaikan dalam sesi wawancara bersama Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI), Dubes Bunyan Saptomo, di TV MUI, Rabu (16/03).

“Jejak Islam yang dibawa oleh para pelaut Bugis tersebut masih ditemui dalam cerita lisan suku Aborigin di Australia Utara,” ujar pria generasi kedua imigran Palestina di Australia ini.

Sosok yang lahir dan besar di Australia ini mamaparkan, pelaut Bugis yang menyebarkan Islam di Australia mendarat di pantai utara Australia.

Selain itu, ia menambahkan, penyebaran Islam di Australia juga berasal dari proses penjajahan Inggris ke Australia. Pasukan Inggris membawa sejumlah orang Afghanistan dan untuk membantu Inggris mengarungi gurun pasir di Australia bagian tengah.

“Keislaman keturunan orang Afghanistan tersebut menghilang karena berbaur dengan mayoritas penduduk yang beragama kristen,” ungkapnya.

Pasca perang dunia kedua, pria yang sempat mengenyam pendidikan Islam di Pakistan dan Suriah ini memaparkan, sebagian besar imigran muslim berhasil mempertahankan identitas keislamannya. Mereka mendirikan Masjid dan memberikan pendidikan Islam kepada generasi muda.

“Saat ini, masyarakat Islam di Australia bukan saja terdiri dari Imigran muslim, tetapi juga penduduk Australia yang berpindah agama ke Islam. Tantangan terbesar komunitas muslim di Australia adalah menjaga keluarganya tidak kehilangan keimanan dan keislamannya,” ujarnya.

Menjelang bulan Ramadhan seperti ini, Syaikh Shandy mengatakan, Ramadhan bagi muslim Australia merupakan waktu yang teramat penting. Pada bulan Ramadhan, mereka seperti mengisi kembali baterai keimanan. Masjid yang selama 11 bulan sepi, menjadi ramai dan penuh jamaah. Silaturahim antar umat yang sebelumnya kendor menjadi terjalin erat kembali.

Pada kesempatan tersebut, Syaikh Shady juga menjelaskan tentang identitas organisasinya yaitu ANIC. ANIC sejatinya mirip dengan MUI di Indonesia.

Organisasi ini menjadi payung umat Islam di Australia. Sekalipun ANIC adalah organisasi ulama, namun karena istilah ulama kurang populer di Australia dan dunia Barat, maka kata ulama diganti imam. Karena itu, ANIC menjadi organisasi Imam atau Imam Council.

“ANIC membawahi lebih dari 200 Masjid dan Islamic Center di Australia. Majelis ini juga membawahi sejumlah sekolah Islam dan lembaga sertifikasi halal di Australia. Sebenarnya ANIC sudah mempunyai MoU dengan MUI, namun pelaksanaan MoU tersebut belum berjalan. Kami berharap dapat menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangani bersama MUI,” ujarnya. (BS/Azhar)



Temui Pengurus MUI Sulsel, Ganas Annar Rencanakan Pengukuhan dan Raker 17 Maret

temui-pengurus-mui-sulsel,-ganas-annar-rencanakan-pengukuhan-dan-raker-17-maret

FOKUS, muisulsel.com — Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) MUI Sulsel melakukan pertemuan dengan jajaran pengurus MUI Sulsel di sekretariat MUI Sulsel, Masjid Raya Makassar, Selasa (15/3/2022).

Dalam pertemuan ini, Ketua Umum Ganas Annar DR H Waspada Santing MSosI MHI mengajak pengurus dan Ketua Umum MUI Sulsel untuk menghadiri pengukuhan dan Raker pada Kamis 17 Maret 2022 mendatang di Gedung Guru Jusuf Kalla Dinas Pendidikan Sulsel. Ganas Annar merupakan lembaga otonom MUI Sulsel.

Salah satu tekad Ganas Annar yakni berkomitmen memerangi narkoba. Ganas Annar akan bekerja sama dengan beberapa instansi terkait untuk melakukan sosialisasi terhadap bahaya narkoba.

“Dalam acara pelantikan, kami juga akan melakukan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan sejumlah instansi yang peduli terhadap pemberantasan narkoba,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Sulsel, Prof DR KH Najamuddin MA mengemukakan, tugas utama MUI adalah pelayan umat. Najamuddin juga menyatakan mendukung sekaligus menyetujui pengukuhan pengurus Ganas Annar. “Kita berharap agar pengurus bekerja dengan baik serta melaksanakan kegiatan dengan baik, ” imbuhnya.

Turut hadir pada audiensi itu pengurus MUI Sulsel, Prof DR M Ghalib MA (Ketua), DR KH Muammar Bakry Lc MA (Sekum) Ir H Andi Thaswin Abdulllah (Bendahara Umum), DR KH Mustari Bosrah MA (Ketua).

Pengurus Ganas Annar yang hadir, AKBP Hj Yusni SH MH (Wakil Ketua), Letkol Sus DR H Husban Abady MA (Wakasek), DR Hj Nurjannah Abna SS MPd dan pengurus Lainya.■ Irfan

The post Temui Pengurus MUI Sulsel, Ganas Annar Rencanakan Pengukuhan dan Raker 17 Maret appeared first on MUI SULSEL.



Ketua DPRD Sulsel: Maklumat MUI Sulsel Perihal Antar Jenazah Kurangi Resiko Kecelakaaan

ketua-dprd-sulsel:-maklumat-mui-sulsel-perihal-antar-jenazah-kurangi-resiko-kecelakaaan

FOKUS, muisulsel.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel Andi Ina Kartika Sari SH MSi menyebut maklumat tentang adab pengantaran jenazah yang dikeluarkan MUI Sulsel sangat membantu masyarakat untuk mengurangi resiko kecelakaan.

Hal ini disampaikannya di sela pertemuan dengan jajaran pengurus MUI Sulsel di kantor DPRD Sulsel, Senin (14/3/2022) lalu.

Pada 12 November 2021 lalu MUI Sulsel menyikapi keresahan masyarakat terkait dengan adanya aksi ugal-ugalan saat mengantar jenazah.

MUI Sulsel merilis maklumat nomor: B-117/DP.P.XX1/XI 2021 tentang ajakan agar pengantar jenazah memperhatikan adab.

Kartika menyebut pengantaran jenazah harus memperhatikan adab dan menjaga keselamatan pengguna jalan yang lain.

“Maklumat yang dikeluarkan MUI Sulsel sangat membantu masyarakat untuk mengetahui adab Islam terhadap pengantaran jenazah,” imbuhnya.

Kartika juga menyayangkan sebagain masyarakat yang melakukan aksi ugal-ugalan yang berbahaya saat pengantaran jenazah “Semoga maklumat ini dapat menjadi rujukan bagi masyarakat kita di Sulsel,” harapnya.(Irfan)

The post Ketua DPRD Sulsel: Maklumat MUI Sulsel Perihal Antar Jenazah Kurangi Resiko Kecelakaaan appeared first on MUI SULSEL.



PRK MUI Selenggarakan Test IVA di Jakarta Islamic Centre

prk-mui-selenggarakan-test-iva-di-jakarta-islamic-centre

www.muidkijakarta.or.id | Majelis Ulama Indonesia melalui Provinsi DKI Jakarta bidang Perempuan Remaja dan Anak (PRK) menyelenggarakan Program Nasional Tes IVA Bagi Perempuan Indonesia di 34 Provinsi bersama Komisi PRK MUI Pusat di Convention Hall Jakarta Islamic Centre. (12/3)

Acara ini di hadiri oleh ketua Komisi PRK MUI Pusat Dr. Marifah Ma’ruf Amin, Sekretaris Umum MUI Jakarta KH. Yusuf Aman, Narasumber Edukasi dr. Adib Khumaidi, Sp.OT, Dr. Hj. Husmiaty, Dandim 0502 Jakarta Utara, Letkol Frega Ferdinand Wenas, Kepala PPPIJ, KH. M Subki dan Ketua Bidang PRK DKI Jakarta, Hj. Nuraini Syaifullah beserta Pengurus PRK MUI Se DKI Jakarta lainnya.

Dalam sambutannya Hj. Nuraini Syaifullah mengatakan ucapan terima Kasih kepada komisi PRK MUI Pusat atas kepercayaannya, karena telah bekerjasama dengan bidang PRK MUI DKI Jakarta untuk menyelenggarakan acara test IVA atau test kesehatan reproduksi dengan tema perempuan Indonesia sehat, generasi saleh dan kuat.

“Kami ucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang sudah mendukung acara hari ini walikota Jakarta Utara, Dinkes DKI Jakarta, Bazis Baznas, PPPIJ (Jakarta Isamic Centre), PT. Bogasari FM, Dandim 05 02 dan Kapolres Jakarta Utara, kami berharap acara hari ini dapat berjalan lancar dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat DKI Jakarta” imbuh ketua Bidang PRK MUI DKI Jakarta.

Semoga dengan terselenggaranya kegiatan edukasi kesehatan reproduksi lanjut Nuraini dapat memberikan pelayanan terbaik terutama penanganan kanker serviks  agar masyarakat lebih peduli tentang kesehatan reproduksi guna mencegah penyebaran kanker serviks secara dini.

“Acara ini berlangsung dalam satu hari full dan peserta test IV A diikuti sebanyak 200 orang yang terdiri dari perwakilan lima wilayah kota se DKI Jakarta yang masing masing peserta mendapatkan souvenir, transport dan peket sembako” Tutup Nuraini.

The post PRK MUI Selenggarakan Test IVA di Jakarta Islamic Centre first appeared on Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta.



Terkait Logo Halal Baru, Komisi Fatwa MUI Lampung: Qur’ani Betul!

terkait-logo-halal-baru,-komisi-fatwa-mui-lampung:-qur’ani-betul!

Bandar Lampung: Kementerian Agama melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah menetapkan label halal baru yang berlaku secara nasional. Label Halal Indonesia ini banyak diperbincangkan masyarakat khususnya terkait dengan bentuk, warna, filosofi, dan kaidah-kaidah lain terkait logo yang mulai berlaku pada tahun ini. Dengan bentuk gunungan wayang, beberapa orang menilai bahwa logo baru ini terlalu Jawa sentris.

Namun Pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Dr. Yusuf baihaqi menilai bentuk logo halal tersebut tak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting menurutnya, logo tersebut memiliki nilai filosofi yang bersifat universal. Seperti filosofi gunungan yang memiliki makna semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, diharapkan manusia akan semakin dekat dengan Sang Pencipta.

“Sebuah nilai filosofi yang qur’ani betul,” kata pria yang juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) raden Intan Lampung, Selasa (15/3/2022).

Ia menambahkan, keragaman budaya Indonesia dengan keragaman kearifan lokal yang dimilikinya, tidaklah mungkin untuk semuanya diadopsi dalam sebuah logo halal yang baru. “Cukup dipilih salah satunya saja, yang terpenting adalah memiliki nilai filosofi yang bersifat universal,” tegasnya kembali.

Ia menegaskan pula bahwa Al Qur’an saja yang bersifat universal dan diperuntukkan untuk umat manusia secara keseluruhan, hanya ditulis dengan satu bahasa saja. Hal ini dikarenakan tidaklah mungkin Al Qur’an harus memuat keseluruhan bahasa yang ada. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 4:
وما أرسلنا من رسول إلا بلسان قومه
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya”

“Menurut saya, kalau saja kita menyikapi pro kontra seputar logo halal yang baru itu dengan baik sangka, tidaklah polemik ini berkelanjutan dan berkepanjangan,” ungkapnya.

Ia pun menyebutkan sebuah riwayat yang dinukil oleh Imam Al Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman:
ولا تظنن بكلمة خرجت من امرئ مسلم شرا وأنت تجد له في الخير محملا .
“Janganlah kamu menduga buruk sebuah kalimat yang keluar dari seorang muslim, selama kamu masih mendapatkan ada kemungkinan kebaikan darinya”

Jadi, logo halal sejatinya lebih diperuntukkan untuk komunitas muslim, sebagaimana yang membuatnya adalah komunitas muslim juga dan komisi fatwa MUI pun terlibat dalam proses sertifikasinya.

“Tidak ada alasan bagi kita untuk menghina dan mencaci logo halal yang baru, apalagi dengan penjelasan nilai filosofi yang sangat qur’ani di dalamnya oleh pihak BPJPH yang melaunchingnya. Wallahu A’lam,” pungkasnya. (muhammad Faizin)



Kemenag Jelaskan Sinergi BPJPH, MUI, dan LPH dalam Serfifikasi Halal

JAKARTA – Perubahan mendasar dalam proses sertifikasi halal setelah terbitnya Undang Undang No 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (JPH) salah satunya, proses sertifikasi halal tidak hanya dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi sinergitas para pihak.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Aqil Irham mengatakan, setidaknya ada tiga pihak yang terlibat dalam proses sertifikasi halal sebuah produk usaha yang diajukan oleh para pelaku usaha.

“Ada tiga aktor yang diatur dalam UU No 33 Tahun 2014, terlibat dalam proses sertifikasi halal, yaitu BPJPH, Lembaga Pemeriksa Halal atau LPH, dan MUI,”kata Aqil Irham dalam keterangan tertulis yang diterima MUIDigital, Selasa (15/3/2022).

Dia menambahkan, masing-masing pihak sudah memiliki tugas dan tanggung jawabnya dalam tahapan sertifikasi halal, sejak dari pengajuan pemilik produk hingga terbitnya sertifikat.

Dia memberikan contoh seperti BPJH, yang memiliki tugas untuk menetapkan regulasi, menerima dan memverifikasi pengajuan produk yang akan disertifikasi halal dari pelaku usaha, dan menerbitkan sertifikat halal beserta label halal.

Sementara LPH, kata Aqil, bertugas melakukan pemeriksaan dan atau pengujian kehalalan produk yang diajukan untuk sertifikasi halalnya.

“Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor halal yang dimiliki oleh LPH,” sambungnya.

Sementara pihak ketiga, kata Aqil, adalah MUI yang memiliki wewenang untuk menetapkan kehalalan produk melalui sidang fatwa halal yang dilakukan oleh Komisi Fatwa MUI. Ketetapan halal ini, lanjutnya, baik yang terkait dengan standar maupun kehalalan produk.

“Sertifikat halal yang diterbitkan BPJPH didasarkan atas ketetapan halal MUI,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Registrasi Sertifikasi Halal BPJPH, Mastuki menuturkan, BPJPH tidak bisa mengeluarkan sertifikasi halal kalau tidak ada ketetapan halal dari MUI melalui sidang fatwa.

Sebab, lanjutnya, ketetapan halal MUI merupakan aspek hukum agama (syariah Islam). Sedangkan sertifikasi halal yang diterbitkan BPJPH adalah bentuk pengadministrasian hukum agama ke dalam hukum negara.

“Label Halal Indonesia baru bisa dicantumkan dalam kemasan produk setelah mendapat sertifikasi halal dari BPJPH,” tuturnya.

Terkait LPH, Mastuki menjelaskan bahwa saat ini ada tiga LPH yang telah menjalankan tugasnya dalam melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengujian kehalalan produk di dalam proses sertifikasi halal.

Ketiga LPH tersebut yaitu LPH LPPOM MUI, LPH Sucofindo, dan LPH Surveyor Indonesia. Selain itu, ada sembilan institusi yang pengajuan akreditasinya sudah lengkap dan terverifikasi menjadi LPH.

Sembilan institusi tersebut yaitu Yayasan Pembina Masjid Salman ITB Bandung, Balai Pengembangan Produk dan Standarisasi Industri Pekanbaru Riau, Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah Jakarta, Kajian Halalan Thayyiban Muhamadiyah Jakarta.

Balai Sertifikasi Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu Kementerian Perdagangan, Universitas Hasanuddin Makassar, Yayasan Bersama Madani Kota Tengah Padang Sumatera Barat, Universitas Brawijaya, dan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Dari jumlah itu, kata Mustaqi, sebanyak delapan institusi sudah selesai proses integrasi sistem, sedang satu institusi masih dalam proses integrasi sistem.

Selain itu, Mastuki mengungkapkan bahwa BPJPH telah membentuk tim akreditasi LPH sejak 10 November 2021 untuk memproses permohonan tersebut.

“Sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) juga sudah mulai mengajukan permohonan untuk menjadi LPH,” pungkasnya.[ Sadam Al Ghigary/Angga]



Ketua DPRD Sulsel Terima Kunjungan MUI Sulsel. Gagas Sinergi Dakwah dan Layanan Ummat

ketua-dprd-sulsel-terima-kunjungan-mui-sulsel.-gagas-sinergi-dakwah-dan-layanan-ummat

FOKUS, muisulsel.com — Jajaran pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel kunjungi Kantor DPRD Sulsel Jalan Urip Sumoharjo Makassar pada Senin (14/3/2022).

Dalam kesempatan tersebut Ketum MUI Sulsel Prof DR KH Najamuddin MA mengungkapkan keterbukaan pihaknya bersinergi dengan DPRD Sulsel dalam dakwah dan layanan ummat.

Antara lain mengajak Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari SH MSi untuk bersama MUI Sulsel mensosialisasikan dan ajak ummat untuk memperkuat ukhuwah dan toleransi, apalgi menjelang Ramadhan.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh anggota Komisi PPRK Hj Masnawati Mappasawang SH MKn. Komisi pemberdayaan perempuan dan remaja melalui media digital MUI Sulsel akan menintensifkan dakwah digital pada Ramadhan ini.

“Mungkin Ibu Ketua DPRD bisa bergabung dengan Komisi PPRK untuk bisa menyampaikan semangat atau peran muslimah dalam keluarga,” ujarnya.

Menanggapi ajakan ini Andi Ina Kartika menyambut baik. Ia mengaku akan berusaha mencari waktu untuk melakukan kunjungan dan rekaman di studio MUI.

Turut hadir pada kunjungan itu pengurus MUI Sulsel Prof DR M Ghalib MA (Ketua), DR KH Muammar Bakry Lc MA (Sekum) Ir H Andi Thaswin Abdulllah (Bendahara Umum), DR KH Mustari Bosrah MA (Ketua), Ardadi S Farm M Kes (Ketua Komisi Yankes), dan DR Ir Hj Andi Laksmiwaty M Si (Komisi PPRK).(Irfan)

The post Ketua DPRD Sulsel Terima Kunjungan MUI Sulsel. Gagas Sinergi Dakwah dan Layanan Ummat appeared first on MUI SULSEL.



Prof Wan Rektor UIN Lampung Sebut Logo Halal Indonesia Bagus dan Syarat Makna

prof-wan-rektor-uin-lampung-sebut-logo-halal-indonesia-bagus-dan-syarat-makna

Bandar Lampung: Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. Wan Jamaluddin ikut mengomentari logo halal Indonesia yang baru. Menurutnya, logo yang berwarna ungu tersebut sangat bagus dan syarat makna.

Menurut Prof Wan, masyarakat khususnya umat Islam tidak perlu mempersoalkannya lantaran proses pembuatan logo halal sudah sesuai dengan kaidah agama dan nilai-nilai keindonesiaan. “Logo halal yang baru ini sangat bagus dan syarat makna. Makanya saya sangat mengapresiasi logo yang baru diluncurkan ini,” kata Wan Jamaluddin, Senin, 14 Maret 2022.

Menurutnya, jika dibandingkan logo badan sertifikasi halal negara lain, lambang terbaru yang diperkenalkan Kementerian Agama ini justru lebih bagus. Tidak hanya dari desain, melainkan juga kandungan atau makna filosofis yang ada di dalamnya. “Label halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai keindonesiaan,” ujarnya.

Berdasarkan yang dia baca dan dengar dari kepala BPJPH, makna filosofis tersebut antara lain bahwa huruf Arab penyusun kata halal yang terdiri atas ha, lam alif, dan lam disusun dalam bentuk menyerupai gunungan pada wayang. “Bentuk label halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk gunungan dan motif surjan atau lurik. Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas, ini melambangkan kehidupan manusia,” katanya.

Bentuk gunungan menggambarkan bahwa semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengerucut atau semakin mendekat ke Sang Pencipta.Motif surjan pada label halal juga mengandung makna filosofis.

Bagian leher surjan memiliki kancing tiga pasang atau enam biji, yang menggambarkan rukun iman, dan motif lurik sejajar satu sama lain mengandung makna sebagai pemberi batas yang jelas. Warna utama dan sekunderlabel halal Indonesia pun punya makna.

“Warna (utama) ungu merepresentasikan makna keimanan, kesatuan lahir batin, dan daya imajinasi. Sedangkan warna sekundernya adalah hijau toska, yang mewakili makna kebijaksanaan, stabilitas, dan ketenangan,” jelasnya.

Makna yang terkandung pada bentuk dan warna label halal sejalan dengan tujuan penyelenggaraan Jaminan Produk Halal di Indonesia untuk menghadirkan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat. “Paling tidak itu makna yang kita baca dan kita dengar. Makanya kita dukung, tidak perlu kita persoalkan.

Prof Wan juga menekankan bahwa penetapan label halal juga merupakan bagian dari pelaksanaan ketentuan Pasal 37 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. (Fathul Muin/Rita Zahara/M. Faizin)



Logo Halal Baru Jadi Kontroversi, Ketua MUI: Mestinya Melibatkan Aspirasi Banyak Pihak

JAKARTA— Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah, KH Sholahuddin Al Aiyub, memberikan masukan kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI terkait logo Halal Indonesia yang baru. Pasalnya, beberapa hari ini logo halal dari Kementerian Agama tersebut menuai polemik.

Kiai Aiyub bercerita, sebenarnya sejak tahun 2019 ketika Menteri Agama saat itu dipegang Jenderal Fachrul Razi, MUI dan Kementerian Agama telah mencapai babak final kesepakatan logo halal. Di antara banyak aspek pembahasan sistem jaminan produk halal, logo halal menjadi bagian paling alot untuk disepakati.

Saat itu, logo halal yang disepakati antara MUI dan Kementerian Agama bentuknya bulat seperti logo halal MUI saat ini. Namun, tulisan melingkar Majelis Ulama Indonesia di bagian luar diganti menjadi Kementerian Agama Republik Indonesia. Tulisan arab melingkar Majelis Ulama Indonesia tetap. Sementara logo halalnya jelas dengan tulisan arab, terletak di dalam belah ketupat. Di bawah tulisan halal arab itu, ada tulisan Halal Indonesia.

Menurut Kiai Aiyub, logo halal yang seperti itu bisa mengakomodir berbagai pihak. Tulisan halalnya jelas. Kementerian Agama sebagai pihak tempat mendaftar dan menerbitkan sertifikasi halal jelas. MUI sebagai pihak yang mengeluarkan fatwa halal juga jelas.

Desain seperti itu, menurut Kiai Aiyub, menjembatani berbagai pihak sekaligus menggambarkan proses sistem sertifikasi halal yang baru sesuai peraturan perundang-undangan.

“Sejak pertemuan itu, belum sempat ada tindak lanjut dan pembahasan lagi, namun sekarang tiba-tiba kita mendengar bahwa BPJPH telah mematenkan logo Halal Indonesia. Semestinya, penetapan logo halal perlu mempertimbangkan dan mengokomodir aspirasi para pihak, khususnya para pelaku yang selama ini bergelut dalam bidang halal, ” ujarnya, Senin (14/03) kepada MUIDigital.

Kiai Aiyub pun merasa kaget dengan kemunculan logo baru ini, karena tiba-tiba ada logo yang sangat berbeda dengan dua logo yang pernah disepakati sebelumnya.

Dia menuturkan, MUI sangat memahami peraturan perundang-undangan yang memberikan kewenangan terkait penetapan logo halal kepada BPJPH. Namun, Ia mengingatkan agar penetapan logo ini tidak tiba-tiba jadi, perlu mempertimbangkan aspirasi berbagai pihak termasuk kalangan usaha dan konsumen. Sebab, logo halal MUI selama ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.

“Logo Halal MUI selama ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Karena memang produk yang menampilkan tanda halal dengan logo MUI ini dipasarkan di pasar global, ” ujarnya.

(Sadam Al-Ghifari/Azhar)



Green Ramadhan, Implementasi Nilai Puasa dan Kepedulian Terhadap Lingkungan

 


Oleh : Ir Hidayat Tri Sutardjo, MM Sekretaris Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI

Saat ini kita sudah berada dalam bulan Sya’ban, artinya Ramadhan tinggal hitungan belasan hari lagi. Sya’ban adalah bulan yang sangat penting sebelum kita memasuki bulan istimewa yaitu Ramadhan.

Di bulan Sya’ban ini adalah waktu untuk mempersiapkan ilmunya yaitu fatsbutu/meneguhkan, pemahaman terhadap amaliyah Ramadhan, meneguhkan mental, memperbanyak puasa sunnah, memperbanyak baca Alquran, dan menghindari perbuatan yang sia-sia.

Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk memaksimalkan perbuatan baik tidak hanya kepada Sang Pencipta (hablu min Allah), tetapi juga kepada sesama manusia (hablu min al-nas) dan semesta (hablu min alam).

Ramadhan 1433 H ini, kita mengajak kepada seluruh umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah yang tak hanya bermakna bagi diri sendiri dan sesama manusia tetapi juga bermakna bagi pemuliaan bumi dan kelestarian alam.

Melakukan pelbagai aktivitas yang ramah lingkungan, namun tetap disertai dengan semangat yang penuh kreasi dan inovasi bisa dilakukan pada Ramadhan.

Kegiatan-kegiatan seperti pengurangan sampah sisa-sisa makanan, terutama di waktu berbuka, mengurangi penggunaan botol plastik, menghentikan penggunaan styrofoam, menggunakan tempat makanan dan minum tidak sekali pakai, membawa tas belanja sendiri, mematikan mesin motor/mobil di lampu merah, dan berkendaraan umum akan sangat baik mulai dilakukan selama Ramadhan in.

Kegiatan-kegiatan seperti diutarakan di atas harus dihentikan/paling tidak dikurangi, sehingga dengan Green Ramadhan ini, paling tidak kita bisa melatih diri untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan yang lebih ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan mengamalkan ajaran-ajaran Nabi Besar Muhammad SAW.

Kegiatan buka bersama baik dengan keluarga, teman-teman, kerabat dan lain sebagainya. Setelah menghabiskan satu piring penuh makanan dan bergelas-gelas minuman, terkadang tidak disadari sampah yang dihasilkan mulai dari sampah styrofoam bekas makanan, sedotan plastik, plastik, tisu, dan lain-lain.

Oleh karena itu, ambillah makanan secukupnya, yang kira-kira bisa dihabiskan. Makanlah secukupnya, jangan menyisakan makanan, dan lakukanlah seperti yang di-sunnahkan Nabi Muhammad SAW dengan mengisi sepertiga perut dengan makanan, seperti tiga dengan air, dan sepertiga kosong.

Krisis lingkungan dan krisis iklim sejatinya adalah krisis moral, sehingga penyelesaiannya tidak bisa instan, artinya tidak cukup hanya dengan imbauan-imbauan/ajakan-ajakan saja tetapi juga dilakukan dengan  gerakan-gerakan.

Oleh karenanya, membangun kesadaran dan merubah perilaku dari yang sebelumnya tidak ramah lingkungan menjadi kesadaran dan perilaku yang ramah lingkungan adalah dua tugas atau peran manusia harus secara sistematis, berkelanjutan dan konsisten dilakukan. 

Kedua tugas tersebut yaitu pertama pertama khalifathullah atau pemimpin di muka bumi hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 30:
 
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
 
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Sementara itu tugas yang kedua adalah sebagai hambah (abdullah). Hal ini sebagaimana tertuang dalam surat Adz Dzariyat ayat 56:
 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia “melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
 
 
 



Menko Perekonomian Beri Bantuan Pesantren, MUI Bone Menanggapi Begini

menko-perekonomian-beri-bantuan-pesantren,-mui-bone-menanggapi-begini

FOKUS, muisulsel.com — Menko Perekonomian DR Ir Airlangga Hartarto MBA memberi bantuan dana senilai 120 juta untuk mendukung UMKN Pesantren di Sulsel.

Bantuan diserahkan di sela acara silaturahmi dengan alim ulama dan pelaku UMKM pondok pesantren se-Sulawesi Selatan di Hotel Claro, Makassar pada Sabtu (12/3/2022).

Airlangga berharap peningkatan kinerja UMKM di Pesantren agar dapat membantu kesejahteraan dan kemandirian pesantren.

Ia mengungkapkan pemerintah sangat mendorong peran ulama dan pondok pesantren dalam pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi demi mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa sesuai prinsip Islam.

“Pemerintah hadir dan berkomitmen menghilangkan kesenjangan, kita naikkan pembiayaan kredit mikro, kredit tanpa jaminan, khususnya di Koperasi Pondok Pesantren, kita minta dukungan ulama untuk membantu pemerintah dalam mensejahterakan rakyat secara lahir dan batin,” ungkap Airlangga.

Sekertaris Umum MUI Kabupaten Bone DRS Muh Idris Rasyid M Pdi mengapresiasi pemberian bantuan terhadap UMKN pesantren tersebut.

Idris menilai bantuan dana sangat berharga dan berguna bagi kebutuhan dan pembangunan ekonomi pesantren.

“Banyak pesantren yang sangat memperhatinkan kebutuhan ekonominya. Para guru atau ustad yang mengajar di pesantren banyak yang tidak digaji oleh karena kurangnya biaya,” ujarnya.

Dengan bantuan ini, harapnya, pesantren bisa mengembangkan usahanya sehingga bisa mandiri dan sejahtera.(Irfan)

The post Menko Perekonomian Beri Bantuan Pesantren, MUI Bone Menanggapi Begini appeared first on MUI SULSEL.



Bupati Lampung Timur Serahkan Syahadah Wisuda Santri Pesantren Assahil

bupati-lampung-timur-serahkan-syahadah-wisuda-santri-pesantren-assahil

Lampung Timur: Puncak pelaksanaan pengajian dan Haflah Khotmil Qur’an berlangsung dengan meriah, penyematan kalung diberikan langsung oleh Bupati Lampung Timur H Dawam Raharjo, bertempat di Pesantren Assahil, Desa Tanjung Wangi, Kabupaten Lampung Timur, pada Ahad (13/3/2022). Kegiatan ini merupakan wisuda santri bil ghoib (membaca tanpa melihat mushaf) dan bin nadzar (membaca dengan melihat mushaf).

Sebanyak 19 orang wisudawan bil ghoib, 6 di antaranya putra dan 13 putri. Serta 72 orang wisudawan bin nadzar. Sebuah kebanggaan bagi keluarga besar Pesantren Assahil dan para orang tua tentunya. Dengan semangat tanpa mengenal lelah para penghafal Al-Qur’an akhirnya tiba pada saat yang ditunggu yaitu Wisuda Haflah yang dihadiri ratusan tamu undangan.

Turut hadir dalam kesempatan ini menyaksikan prosesi wisuda Plt Kepala Kantor Wilayah (Ka Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Lampung, H Karwito, dan juga pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.

Suasana haru dan khidmat mewarnai prosesi wisuda. Tampak para orang tua dan segenap tamu undangan tak sedikit yang meneteskan air mata atas kebanggaan santri yang telah menghafal Al-Qur’an.

Pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Assahil, KH Munaji menyampaikan, rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah swt atas wisuda pada kesempatan tahun ini.

“Syukur alhamdulillah yang mendalam atas segala nikmat Allah swt. Hari ini dapat melaksanakan wisuda Al-Quran bil ghoib dan bin nadzar ke-16. Semoga para penghafal yang baru saja wisuda mendapat berkah dan kemuliaan dari Al-Quran,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan tanpa kedisiplinan, ketekunan, istiqamah, dan tekad yang kuat serta pertolongan dari Allah swt tentu keberhasilan tidak akan diraih.

Sementara Bupati Lampung Timur, H Dawam Raharjo mengatakan, apresiasi kepada para wisudawan dan keluarga besar Pesantren Assahil.

“Saya sangat bersyukur dan berbangga hati di Kecamatan Waway Karya tempat tinggal saya. Ada Pesantren yang bisa melahirkan santri calon penerus pemimpin agama dan bangsa,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan bekal Al-Quran harapannya para santri mampu mengamalkan dan menjadi pelita di tengah-tengah masyarakat kelak. Para santri Pesantren Assahil harus menjadi garda terdepan dalam menjaga ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Dawam Raharjo memberikan reward (penghargaan) kepada para wisudawan hifdzil Qur’an bil ghoib (membaca tanpa melihat mushaf) Pesantren Assahil dengan memberi uang saku kepada 19 orang hafiz dan hafizah. (Hayatul Islam)



Jebakan Algoritma di Medsos Jadikan Warganet ‘Katak dalam Tempurung’

jebakan-algoritma-di-medsos-jadikan-warganet-‘katak-dalam-tempurung’

Bandar Lampung: Media sosial di era digital saat ini menyuguhkan kemudahan untuk mengakses berbagai hal tanpa dibatasi waktu dan tempat. Dengan media sosial, seolah-olah dunia saat ini berada dalam genggaman kita.

Namun di balik itu, media sosial juga bisa menjadikan seseorang terjebak dalam sistem sempit yang dinamakan sebagai ‘algoritma’. Sebuah sistem yang bekerja secara otomatis dengan memberikan rekomendasi dan rujukan sesuai dengan prilaku warganet dalam bermedia sosial dan menjadikannya ‘tersandra’ di dunia maya.

Akibat jebakan algoritma ini, seseorang akan mengakses konten-konten yang serupa secara sistematis sehingga ia akan terisolasi karena itu-itu saja yang dikonsumsinya. Sehingga walaupun banyak informasi lain yang mampu memberi nuansa baru dalam bermedsos, namun tidak terakses sehingga ia akan menjadi seperti istilah ‘katak dalam tempurung’. Merasa sudah tahu semuanya, namun ternyata begitu tempurung dibuka, ternyata dunia sangatlah luas.

“Algoritma pada media sosial dan internet punya dampak negatif yang belum tentu disadari oleh penggunanya. Algoritma itu kerjanya selalu menghadirkan rekomendasi yang paling relevan dari apa yang dilakukan seseorang di dunia maya,” kata pegiat media sosial yang juga Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandarlampung Rudi Santoso saat berdiskusi tentang efek negatif medsos, Sabtu (12/3/2022).

Prilaku terkungkung dalam jebakan Algoritma ini bisa mempengaruhi pola pikir seseorang dan bisa terlihat dalam aktivitas di dunia nyata. Ia memberi contoh saat seseorang belajar ilmu agama dengan tidak hati-hati dan tidak sadar memilih penceramah-penceramah radikal di media sosial seperti melalui Youtube, misalnya.

“Kalau tontonan dan sumbernya itu-itu saja, karena memang sudah disodorkan oleh sistem algoritma, maka bisa dipastikan belajar agamanya akan seperti model penceramah yang ditontonnya,” katanya.

Dan ini menurut Rudi yang menjadikan seseorang tak pernah melihat sudut pandang berbeda dari orang lain, sehingga ia akan berlarut-larut dalam pandangannya sendiri. Dan setelah pandangannya ‘mendarah daging’ lanjutnya, maka ia akan susah untuk menerima pandangan orang lain dalam beragama.

“Sehingga terjadi kecenderungan terhadap satu pemikiran dan menimbulkan fanatik dan tidak moderat dalam beragama. Hal itu  kemudian menumbuhkan  pemahaman merasa paling benar sendiri dengan menyalah-nyalahkan orang lain,” tambahnya. Terlebih-lebih jika seseorang secara terus-menerus mengkonsumsi konten medsos dari sumber atau media yang tidak jelas. Ini secara tidak langsung akan membentuk kepribadian yang selalu mencari pembenaran, bukan mencari kebenaran.

“Dia akan mencari informasi-informasi lain serupa, yang bisa membenarkan pemahamannya dan tak mau ‘piknik’ untuk mencari pandangan dari orang lain yang berbeda,” ungkapnya.

Inilah yang menurutnya menjadikan sebagian orang ‘terpapar’ virus radikalisme yang mengarah kepada ekstremisme bahkan terorisme akibat terjebak dalam sistem algoritma. Oleh karenanya, pengurus MUI Lampung bidang Infokom ini berharap masyarakat waspada dengan jebakan algoritma ini. (Muhammad Faizin)



MUI Sulsel Harap Silaturahmi Antar Ulama dan Pemerintah Terus Berlanjut

mui-sulsel-harap-silaturahmi-antar-ulama-dan-pemerintah-terus-berlanjut

FOKUS, muisulsel.com — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Prof DR KH Najamuddin MA berharap silaturahmi alim ulama dan pemerintah terus ditingkatkan. Hal ini disampaikan pada acara Forum Silaturahmi Ulama (FSU) Sulsel di Hotel Claro Makassar pada Sabtu (12/3/2022)

Menurutnya kegiatan silaturahmi antar ulama, pimpinan pesantren dan perintah sangat bagus untuk membangun kerjasama meningkatkan kemandirian ekonomi atau UMKM pesantren.

Ketua FSU Sulsel, Nasran Mone, mengatakan, pihaknya sengaja melibatkan para ulama untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat terutama untuk meningkatan kinerja UMKN Pesantren.

Nasran juga menguraikan, dari aspek pertumbuhan ekonomi di Sulsel cukup membaik hal ini tidak terlepas dari dukungan perintah pusat maupun provinsi yang terus memberikan bantuan bagi pelaku UMKN.

Acara silatuhami ini mengusung tema diskusi ekonomi dengan “Peranan Ulama Mendorong Ekonomi Ummat dan UMKM”.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, DR Ir H Hartarto Airlangga MBA dalam sambutanya juga mengapresiasi kinerja Pemprov Sulsel yang menurutnya mampu meningkatkan ekonomi hingga 7 persen melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.

Hartarto juga meminta doa dan dukungan ulama Sulsel dalam menjalankan tugasnya sehingga bisa mensejahterakan rakyat.

Turut hadir pula Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Aksa Mahmud, Taufan Pawe Walikota Parepare, DR KH Muammar Bakry Lc MA Sekjen MUI Sulsel, Brigjen Pol Chuzaini Patoppoi Wakapolda Sulsel, Perwakilan Kodam Hasanuddin dan H Suherman SE MM Staf Ahli Kesra dan Keagamaan Pemprov Sulsel.

Acara ini juga dihadiri oleh pengurus MUI Sulsel, pimpinan MUI kabupaten kota dan pondok pesantren se-Sulsel.■ Irfan

The post MUI Sulsel Harap Silaturahmi Antar Ulama dan Pemerintah Terus Berlanjut appeared first on MUI SULSEL.



Tafakur Ayat-Ayat Allah SWT dan Sains yang Tak Bebas Nilai

“The animal of rationale”, seperti yang diungkapkan seorang filsuf Athena, Aristoteles, memberikan suatu makna yang memungkinkan manusia terus eksis dalam kehidupannya.

Tidak ayal jika dalam Alquran banyak dijumpai ungkapan retoris afala ta’qilun, afala tatafakkarun, atau afala yatadabbarun yang tidak kurang dari 200 kali.

Manusia yang dibekali dengan akal-pikiran (al-hayawan an-natiq) seyogianya berpikir (tafakkur), memahami (tafaqquh), dan merenungi (tadabbur) akan fenomena alam yang sejatinya adalah tanda kebesaran ilahi dalam tatanan kosmologi yang fana ini.

Tanda kebesaran Tuhan yang demikian tidak serta merta berupa legal-etis mengajak manusia hidup di jalan yang benar atau menujukkan akan hal yang batil.

Dalam hal ini, manusia perlu untuk mengkaji dan berdialektika dengan alam melalui suatu riset nalar (practical) dan instuitif (empirical) untuk mereguk pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Kemampuan nalar atau disebut ‘aql ju’zi memungkinkan manusia memahami fenomena eksternal yang tampak serta kemampuan instuisi atau dikenal ‘aql kulli membuat manusia mampu melihat aspek internal dan realitas esetoris.

Demikian cara Tuhan menunjukkan kebesaran-Nya, yakni melalui ayat normarif yang diwahyukan secara langsung berupa nomos bagaimana manusia semestinya hidup (qauliyah) dan melalui ayat fenomenologis yang memerlukan telaah dan kesadaran (kauniyah).

Sejatinya, sumber ilmu dalam Islam ada dua, wahyu Alquran dan alam semesta. Mengamalkan dan mentafakkuri keduanya menjadi suatu wasilah yang menempatkan manusia dalam hierarki nilai penghambaan yang sejati, khairu ummah atau tataran al-makrifah.

Sayyed Muhammad Nuqaib Al-Attas memberikan suatu metodologi episteme antara bahasa wahyu dan bahasa penciptaan, yakni metode tafsir dan takwil.

Untuk memahami ayat-ayat pasti digunakan metode tafsir dan untuk memahami ayat-ayat yang samar diperlukan metode takwil. Tafsir bukanlah pemahaman yang final, dibutuhkan takwil untuk mendapatkan makna yang komprehensif dan lebih mendalam
Oase semangat tafakkur terhadap alam (al-kaun) terus dinyalakan oleh para ilmuan Muslim yang selain menyadari kemampuan lebih manusia akan hal itu juga mengkhawatirkan realitas sains modern Barat yang terus menggempurkan adanya free value tanpa terikat dengan kerangka nilai dan dogma religius.

Mereka yang diakui sebagai pelopor Muslim adalah Sayyed Hussein Nasr, seorang fisikawan Muslim asal Iran dengan konsep “islamisasi sains”, Sayyed Muhammad Nuqaib Al-Attas dengan semangat “islamisasi ilmu” dan Ismail Raji Al-Faruqi yang menawarkan pembaharuan “islamisasi pengetahuan modern.”

Islamisasi sains (isalamization of science) adalah semangat kebugaran konsep yang membangun paradigma keilmuan berlandaskan nilai-nilai keislaman, baik aspek ontologis, epistimoligis maupun aspek aksiologisnya.

Sains Islam adalah pengetahuan yang dibedakan dari sains Barat. Epistimologi sains Islam tetap dalam koridor nilai syariah sebagai basis orientasi yang tidak distruktif dan inheren dengan permasalahn manusia.

Usaha ini merupakan bagian manifestasi bentuk syukur atas rahmat tuhan yang telah menjadikan manusia sebaik-baiknya makhluk.Barang tentu ini wujud keshalehan sosial yang berusaha menempatkan relasi manusia dan alam berada terus dalam koridor kemanfaaatan.
Sehingga manusia selalu berada dalam ikhtiyar penghambaan untuk mencapai ridha-nya yang menggoreskan tujuan hidup dalam sanubarinya: wa ma khalqtul jinna wal insa illa liya’buduni.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja).” ( QS Adz Dzariyat ayat 56). (A Fakhrur Rozi, ed: Nashih)



Konten Perdana Dakwah Digital PPRK MUI. Ingatkan Peran Muslimah dalam Keluarga

konten-perdana-dakwah-digital-pprk-mui.-ingatkan-peran-muslimah-dalam-keluarga

FOKUS, muisulsel.com — Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Sulsel lakukan syuting perdana di studio MUI Sulsel, Jumat (11/3/2022).

Adapun nama program dakwah digital bertajuk “Sakinah Bersama PPRK MUI”. Kegiatan syuting dimulai dengan sosialisasi komisi PPRK dan dilanjutkan dengan syuting kedua dengan tema “Perempuan dan Ketahanan Keluarga” yang disampaikan oleh Ketua Bidang PPRK MUI Sulsel Prof DR Hj Aisyah Kara MA PhD .

Dalam pemaparannya Aisya Kara menegaskan kolaborasi suami dan istri sangat penting dalam membangun rumah tangga. Perempuan juga harus mandiri dan juga menjadi tonggak utama dalam ketahanan keluarga.

“Suami dan istri harus saling mengisi dan memberi terutama pendidikan Islam bagi keluarga,” imbuhnya.

Ketua Komisi PPRK MUI Sulsel DR Indo Santalia MA juga berharap dengan adanya kegiatan dakwah digital ini bisa memberikan kontribusi pendidikan kepada masyarakat terutama masalah perempuan keluarga dan anak.

“Semoga dengan adanya sosialisi melalui MUI TV diharapkan masyarkat bisa mengenal komisi PPRK dan program kerjanya,” harapnya.

Anggota Komisi PPRK MUI Sulsel Hj Masnawati Mappasawang SH MKn juga berharap konten dakwah digital ini dapat memberikan pencerahan kepada perempuan muslimah dalam menghadapi tantangan zaman.

Turut hadir Pengurus PPRK DR Ir Hj Andi Laksmiwaty M Si dan DR Aisyah Arsyad S Ag MA.■ Irfan

The post Konten Perdana Dakwah Digital PPRK MUI. Ingatkan Peran Muslimah dalam Keluarga appeared first on MUI SULSEL.



Ikhtiar Mewujudkan Program dan Konten Ramadhan Berkualitas

JAKARTA— Ramadhan merupakan bulan mulia. Kemuliaan ini seyogianya dibarengi dengan hadirnya tayangan-tayangan dan konten di lembaga penyiaran publik yang berkualitas pula.

Halaqah Tayangan Ramadhan yang digelar Komisi Informasi dan Komunikasi Majeli Ulama Indonesia (MUI), pada Selasa (1/3/2022) lalu merupakan ikhtiar bersama untuk mewujudkan kondusivitas Ramadhan. Halaqah pun ditutup dengan 5 poin deklarasi yang menekankan pentingnya menghadirkan tayangan yang bukan sekadar tontonan tetapi juga mengandung unsur tuntunan.

Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (LSBPI MUI), Habiburrahman El-Shirazy, berharap tayangan televisi khususnya saat Ramadhan tidak bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan yang maha-esa.
Dia mengatakan, hal ini tidak terlepas dari kebudayaan bangsa Indonesia yang semestinya kebudayaan yang berketuhanan yang maha-esa yang memiliki pakem dan prinsip sesuai dengan keyakinannya.

‘’Kalau yang Muslim, tentu dan semestinya gerak-gerak kebudayaan apakah itu produk kebudayaan ataupun artikulasi kebudayaan tidak terlepas dari ketuhanan yang maha-esa ada nilai tauhid disitu, atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai tauhid. Itu juga semestinya yang ditayangkan di televisi, tidak bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan yang maha-esa, nilai-nilai tauhid bagi seorang Muslim,’’ ujarnya.

Menurutnya, hal ini sangat penting untuk ditekankan, mengingat bahwa televisi bukan hanya menjadi tempat menyampaikan informasi, melainkan sebagai media untuk entertaint atau hiburan.

Selain itu, dia juga menyarankan agar televisi memiliki saringan agar tayangannya tidak bertentengan dengan nilai ketuhanan yang maha-esa.

‘’Kebudayaan yang seharusnya menjadi karakteristik, yang dipake bersama di tengah masyarakat kita adalah kebudayaan yang berprikemanusian yang adil dan beradab, artinya kebudayaan yang kita tampilkan secara tidak langsung menjadi penganjur kebudayaan sesungguhnya secara otomatis,’ sambungnya.

Kang Abik, sapaan akrabnya, menjelaskan, tayangan di televisi yang disaksikan oleh anak-anak khususnya, akan menjadi bahan untuk ditiru. Untuk itu, lanjutnya, tayangan di televisi harus menjaga sisi kemanusian secara utuh.

‘’Di sini kami sangat berharap, pihak televisi memperhatikan masalah misalnya, mohon maaf, kami melihat di televisi masih sering baik itu lawakan atau apapun bentuknya misalnya aktor atau pelawak yang ke bencong-bencongan, yang tidak jelas seperti itu menurut saya perlu ditertibkan supaya tidak ditiru oleh banyak orang,’’tuturnya.

Kang Abik menegaskan, bahwa hal tersebut bukan berarti tidak menghargai orang lain. Akan tetapi, mendorong agar budaya yang ada di tengah masyarakat menjadi budaya yang benar-benar sehat.

‘’Saya sangat berharap tampilan yang ada di televisi apapun itu bentuknya terutama yang berkaitan dengan seni, kebudayaan, kami sangat berharap yang mencerminkan tauhid, mempertahankan nilai kemanusian yang lurus, adil dan beradab, juga tentu yang menjaga persatuan Indonesia,’ harapnya.

Selain itu, kang Abik juga menyampaikan harapan agar televisi memiliki andil dalam menghidupkan Kembali kebudayaan seni yang nyaris punah, yang merupakan peninggalan terdahulu yang mempunyai nilai-nilai yang luar biasa.

‘’Supaya kebudayaan luhur bangsa kita ini bisa diangkat Kembali, karena dari Sabang sampai Merauke kita punya banyak sekali kesenian daerah yang sebenarnya Ketika ditampilkan Kembali akan menjadi tontonan yang sangat bagus dan di dalamnya terdapat filosofi-filosofi yang sangat dalam,’’ kata dia.

Pedoman dakwah

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, mengingatkan pedoman dalam berdakwah harus diperhatikan bagi para dai yang ikut meramaikan dunia dakwah di televisi.

“Hari ini orang yang masuk televisi dianggap sudah terseleksi dan orang unggulan bahkan mereka bisa menyedot perhatian serta memberikan pengaruh besar pada publik,” ujar Kiai Cholil.

Kiai Cholil menjelaskan terdapat dua pedoman yang perlu diperhatikan saat berdakwah, khususnya dakwak di layar kaca.

Pertama, menyamakan persepsi. Para dai yang berdakwah tidak boleh menyinggung kelompok lain apalagi sampai mengajarkan aliran sesat.

Kiai Cholil menegaskan masalah khilafiyah jangan diterangkan di televisi, sebab adanya keterbatasan waktu. Jika memang harus menyampaikan persoalan khilafiyah, maka dapat mengambil berbagai pendapat dengan singkat, kemudian mengambil jalan tengah dari persoalan tersebut demi menghindari perselisihan dan kesalahpahaman.

“Standardisasi dai yang diselenggarakan MUI sebagai pakta integritas, dimana para dai dibina secara khusus untuk menyamakan persepsi saat berdakwah,” kata Kiai Cholil.

“Karenanya jika Ustadz yang tampil di televisi telah mengikuti standardisasi MUI, jika terdapat pelanggaran dalam segi konten, kami yang akan turun langsung menegur ataupun sanksi moral,” tambahnya.

Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah, Depok Jabar ini mengatakan, berdasarkan kesepakatan NOTA antara MUI, KPI, dan Kemenag bahwa segala sesuatu yang berkenaan regulasi dan sosialisai merupakan ranah Kementerian Agama (Kemenag).

Begitu pula hal yang berkenaan dengan penyiaran menjadi jawab KPI. Sedangkan pada ranah syariah complain dan kepatuhan syariah diamanahkan kepada MUI. Setelah menyamakan persepsi, poin kedua dalam pedoman berdakwah yaitu mengenai persoalan aturan.

Menurut Kiai Cholil, persoalan aturan misalnya ormas yang sudah jelas dilarang seperti HTI dan FPI menjadi tanda tanya siapa yang berafiliasi dengan mereka.
Namun jika dai dari ormas tersebut atau dari mana pun backgroundnya jika telah mengikuti standardisasi MUI maka akan dibina secara khusus.

Oleh sebab itu, Kiai Cholil berharap kepada awak media untuk mengambil ustadz yang memiliki ikatan secara tertulis dengan MUI. Karena jika hanya memiliki ikatan moral saja, maka MUI tidak dapat bertanggung jawab sepenuhnya saat terjadi permasalahan pada konten yang dai sampaikan. “Yang bisa MUI lakukan yaitu meningkatkan kompetensi para dai, tidak untuk membatasinya,” imbuhnya.

Tokoh yang juga dosen Universitas Indonesia tersebut juga mengingatkan siaran televisi tidak boleh mengganggu kekhusyuan saat Ramadhan. Siaran televisi harus memberikan inspirasi sekaligus aspirasi baik dari sisi ceramah ataupun muatan dalam sinetron.

Di samping itu, para dai dan ustdaz harus tanggung jawab terhadap apa yang disampaikan jangan asal melempar tanpa ada data, dalil, dan fakta. Demi menghindari perpecahan dan kegaduhan serta untuk menjaga harmonisasi, sehingga esensi dakwah dapat diterima dengan baik oleh umat.

Perbaikan

Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Minah Susanti, mengatakan program siaran relegi di televisi terus mengalami perbaikan, hingga telah memenuhi standar siaran KPI.

Minah Susanti menambahkan, program religi tidak hanya ada di bulan ramadhan, melainkan setiap hari. Meskipun, kata Minah, muatan program religi pada Ramadhan bertambah dibandingkan di hari-hari biasanya.

“Alhamdulillah angkanya sudah mencapai standar KPI dan itu cukup membuat kita merasa lembaga penyiaran sudah berusaha secara maksimal,” ujarnya.
Selain itu, KPI juga menyoroti tayangan reality show yang biasanya mendapatkan banyak kritik dan keluhan terkait dengan komedi. Namun, sudah mulai ada progres yang lebih baik.

Kegiatan yang dihadiri oleh sejumlah lembaga penyiaran televisi dan radio ini juga mendeklarasikan lima komitmen untuk melahirkan konten-konten Ramadhan yang mendidik dan menguatkan umat.

(Saddam Al-Ghifari/ Isyatami Aulia, ed: Nashih)