وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “لا ترغبوا عن آبائكم، فمن رغب عن أبيه، فهو كافر“ ((متفق عليه)).
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kalian menjauhi ayah-ayah kalian, karena barangsiapa yang menjauhi ayahnya, maka ia telah melakukan kekufuran.” (Bukhari Muslim)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ تَوْبَةَ الْعَنْبَرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَوَّارٍ الْقَاضِيَ يَقُولُ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ أَغْلَظَ رَجُلٌ لِأَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ فَقَالَ أَبُو بَرْزَةَ أَلَا أَضْرِبُ عُنُقَهُ قَالَ فَانْتَهَرَهُ وَقَالَ مَا هِيَ لِأَحَدٍ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Bin Ja’far] Telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Taubah Al ‘Anbari] dia berkata; aku mendengar [Abu Sawwar Al Qadli] berkata; dari [Abu Barzah Al Aslami] dia berkata; seorang lelaki bersikap kasar kepada [Abu Bakar As Siddiq], Abu Sawwar berkata, maka Abu Barzah berkata; “bolehkah aku memenggal lehernya?” Maka Abu Bakar menghardiknya dan dia menjawab; “itu (melukai karena tersinggung) tidak boleh dilakukan untuk seseorang setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (Musnad Ahmad 51)
حَدَّثَنَا رَوْحٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ سُلَيْمَ بْنَ عَامِرٍ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ حِمْصَ وَكَانَ قَدْ أَدْرَكَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ مَرَّةً قَالَ سَمِعْتُ أَوْسَطَ الْبَجَلِيَّ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُهُ يَخْطُبُ النَّاسَ وَقَالَ مَرَّةً حِينَ اسْتُخْلِفَ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَامَ الْأَوَّلِ مَقَامِي هَذَا وَبَكَى أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ النَّاسَ لَمْ يُعْطَوْا بَعْدَ الْيَقِينِ شَيْئًا خَيْرًا مِنْ الْعَافِيَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّهُ فِي الْجَنَّةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّهُ مَعَ الْفُجُورِ وَهُمَا فِي النَّارِ وَلَا تَقَاطَعُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا كَمَا أَمَرَكُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Telah menceritakan kepada kami [Rauh] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Yazid Bin Khumair] dia berkata; aku mendengar [Sulaim Bin ‘Amir] lelaki penduduk Himsha dan dia bertemu para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata, dan dalam riwayat lain dia berkata; aku mendengar [Ausath Al Bajali] dari [Abu Bakar Ash Shiddiq], Ausath berkata; aku mendengarnya berkhutbah dihadapan manusia, ” dan dalam kesempatan lain dia berkata; ketika dia diangkat menjadi khalifah, dia berkata; “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di tempatku ini pada tahun pertama,” kemudian Abu Bakar menangis, lalu berkata; “Aku meminta ampunan (afwa) dan kesejahteraan (afiyah) kepada Allah. Sesungguhnya manusia tidak diberi yang lebih baik dari pada kesejahteraan selain keyakinan (iman). Dan berlakulah jujur, karena dia akan menghantarkan ke surga (kebaikan). Dan jauhilah kebohongan (dusta) karena kebohongan itu berkait dengan keburukan, dan keduanya akan berada di Neraka. Janganlah kalian saling bertengkar (bergaduh), saling membenci, saling berdendam (dengki/hasad), dan jangan pula berpaling satu sama lain, akan tetapi jadilah kalian bersaudara sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kalian.” (Musnad Ahmad 34)
e-Kitab, a project by Darulfunun