JAKARTA – Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRK MUI) menyelenggarakan Workshop Kepemimpinan Perempuan Berbasis Ormas Islam di Jakarta, Sabtu (07/09) kemarin. Workshop ini, menurut Ketua MUI Bidang PRK, Prof Amany Lubis, bertujuan memotret situasi dan kondisi semua ormas perempuan di Indonesia termasuk aktivitas di dalamnya.
“MUI ingin memotret situasi dan keadaan dari ormas perempuan dengan mengumpulkan komisi PRK di seluruh Indonesia. Isinya juga orang yang aktif di wilayahnya,” katanya di Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakarta, Sabtu (07/09).
Dalam kegiatan yang dihadiri para pengurus ormas Islam perempuan tingkat pusat itu, ia mengatakan, workshop kepemimpinan ini juga untuk melaksanakan kaderisasi. Kaderisasi yang berkualitas, katanya, berperan sebagai modal besar untuk berkembang dan kemudian berkembang yang tinggi.
Dalam kegiatan tersebut, Prof Amany juga mengimbau ormas-ormas perempuan agar memiliki kebersamaan yang tinggi. “Satu taraf kita memiliki kebersamaan, tapi juga perbedaan. Maka kebersamaan bukan menyamakan semuanya,” ungkapnya.
Dia mengingatkan bahwa kepememimpinan harus memiliki integritas. Bentuk integritas itu seperti menepati janji dan berbuat adil dan jujur. Budaya integritas itu, ungkapnya, juga harus bersumber dari Al-Quran dan Hadist.
“Kita harus membangun budaya integritas. Kepemimpinan itu harus punya integritas, menepati janji itu harus, harus berbuat adil, harus jujur, itu semua harus kita laksanakan,” ungkapnya.
Nantinya, kata dia, ormas-ormas perempuan akan disaring mana saja yang memiliki keunggulan. Dia akan menyortir ormas Islam perempuan mana yang unggul di bidang pendidikan, mana yang unggul di bidang ekonomi, maupun yang unggul dalam bidang demokrasi.
“Intinya kita bukan menentukan yang baik dan yang kurang baik, namun saling mengisi antara satu sama lain,” kata dia. (Azhar/Anam)