JAKARTA- Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran ulama, utamanya memimpin dan menggerakkan masyarakat dalam melawan penjajah. Sebab itu, penting untuk menyusun buku untuk merekam jejak para ulama pejuang tersebut.
Untuk itu, dilakukan Forum Discussion Group (FGD) dengan mengundang sejumlah tokoh ulama. Di dalam FGD Penyusunan Buku Ensiklopedia Ulama Pejuang Kemerdekaan RI yang dilakukan kemarin, Rabu (2/6), Akademisi K.H Ahmad Baso tidak setuju dengan pendapat dari Prof Utang yang mengatakan jika penyusunan ensiklopedia ini bisa disederhanakan menjadi direktori atau biografi saja.
“Untuk menyederhanakan Ensiklopedia menjadi direktori atau biografi itu mungkin tergantung kemampuan dan kapabilitas tim dan penulis ensiklopedia nanti,” sanggahnya.
Selain menyatakan ketidaksetujuannya, Ahmad Baso juga menerangkan untuk penulisan dan penyusunan Ensiklopedia Ulama Pejuang Kemerdekaan RI ini agar lebih teliti dalam memilih daftar ulama yang akan dicantumkan di dalamnya. Dia mengatakan banyak mubaligh-mubaligh yang menyebut dirinya seorang ulama, padahal maksud ulama disini adalah ulama ulama yang benar-benar pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Jika sekedar mubaligh atau guru agama, itu tidak bisa dijadikan pertimbangan.
Ulama pejuang bukan hanya ulama yang terlibat dalam berbagai perjuangan secara fisik saja, tetapi juga ulama yang sekedar mengkader agar orang-orang ikut berjuang, ada pula kategori ulama pejuang yang hanya memberikan ide ide perjuangan, seperti memiliki dan membuat karya tertulis perjuangan, kitab kitab tentang jihad membela agama dan bangsa yang memotivasi pejuang. Ada juga yang menyumbangkan masjid atau pesantren yang dijadikan tempat persembunyian atau markas, ada pula yang membentuk laskar dan memberikan doa-doa.
Beliau juga berharap terutama agar ulama ulama pejuang di luar Jawa agar lebih diperhatikan lagi,
“Banyak yang belum tercover dalam sejarah, misalnya tokoh tokoh tarekat, padahal banyak yang punya jasa besar dalam perjuangan,” jelasnya.
“Ulama ulama banyak yang belum terekspos, terutama diluar Jawa atau daerah lain,” tambah dia.
Oleh Muhamad Saepudin