JAKARTA— Pengurus Besar (PB) Mathlaul Anwar mengingatkan umat Islam agar melawan Islamofobia dengan menampilkan kehidupan Islam yang mempesona lewat sikap dan perkataan sesuai yang diperintahkan Allah SWT.
“Sikap dan perkataan itu harus betul-betil mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah yaitu katakanlah kepada manusia, perkataan yang terbaik. Bukan caci maki dan marah-marah,”ujar Ketua Umun PB Mathlaul Anwar, KH Embay Mulya Syarif, saat menjadi narasumber webinar komisi HLNKI MUI, akhir Maret lalu, Rabu (30/3/2022).
Pada webinar yang bertajuk: Turn back Islamofobia, yang dihadiri oleh sejumlah pimpinan ormas Islam di Indonesia ini, Kiai Embay menjelaskan, persoalan Islamofobia ini bukan hanya ada saat sekarang ini saja, melainkan sudah ada sejak zaman para Nabi dan Rasulullah SAW.
“Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi Nabi mendapatkan gelar al amin, tapi kemudian ketika beliau menyampaikan risalah gelarnya macam-macam, ada yang menyebut tukang sihir, orang gila, dan sebagainya,” sambungnya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan ini, kiai Embay mengajak para pimpinan Ormas Islam di Indonesia ini untuk memberi contoh serta mengajak umat Islam untuk bisa menampilkan kehidupan yang mempesona.
Dia mengutip Alquran Surat Al-Ankabut ayat dua dan tiga, dalam QS Al-Ankabut tersebut Allah dengan tegas mengingatkan umatnya yang beriman untuk mendapatkan ujian.
“Allah dengan tegas, jangan dikira kalian itu manusia akan dibiarkan dengan berkata kami beriman, bahwa kita semua akan diuji,” kata dia.
Menurutnya, salah satu ujian yang dihadapi umat Islam yaitu Islamofobia. Dia mengingatkan agar tidak membalasnya apabila mengalami Islamofobia tersebut.
Justru, Kiai Embay mengingatkan agar umat Islam untuk menampilkan kata-kata dan sikap yang terbaik. Dia memberikan contoh, seorang ustadz bernama Syamsi Ali yang hidup di Amerika Serikat.
Di negeri asal Paman Sam tersebut yang mayoritas non-Muslim, beliau hidup di tengah masyarakat yang tidak paham Islam bahkan membenci Islam. Namun, dengan menampilkan Islam yang mempesona lewat sikapnya, dia mampu berdakwah dan membangun masjid di kota-kota besar.
“Jadi harapan saya, mari kira para pimpinan ormas ini bukan hanya mengajak melainkan juga memberikan contoh kepada umat agar umat kita jangan sampai membenarkan opini yang dibuat oleh orang-orang yang membenci Islam,” harapnya.
Dia berpesan, untuk melawan Islamofobia bukan hanya melalui retorika, melainkan dengan prilaku. Sehingga, masyarakat non-Muslim mampu respect terhadap umat Islam. “Kita bisa menampilkan orang itu tertarik terhadap perilaku dan sikap kita. Maka insya Allah, mereka akan mendapat hidayah dari Allah SWT,” ujar dia. (Sadam Al-Ghifari, ed: Nashih)