Terdapat kedahsyatan puasa seorang penggembala, yang paling mengagumkan dan jarang dilakukan oleh orang masa sekarang. Ceritanya berawal dari siang hari yang terik, saat Ibnu Umar melakukan perjalanan dipadang pasir. Sesampainya di suatu tempat, beliau beristirahat sejenak dan membuka perbekalan. Beliau lalu bertemu dengan seorang budak yang sedang menggembala kambing di sekitar bukit tersebut. Ibnu Umar kemudian mengajak penggembala itu makan bersama. Akan tetapi, penggembala tersebut menolak.
“Maaf, saya sedang berpuasa,” ujarnya.
Ibnu Umar pun terkejut dan bertanya, “Apakah di hari yang panas menyengat ini, di tengah-tengah pegunungan terjal dengan pekerjaan menggembala kambing ini, engkau tetap berpuasa?”
Dengan penuh keyakinan dan ketenangan, budak itu menjawab, “Aku ingin mempercepat hari-hariku di dunia ini dengan kebaikan.”
Ibnu Umar lalu mencoba menguji budak tersebut dan berkata, “Maukah kau menjual kambing itu kepada kami dan makan bersama kami? Aku akan membayar kambing tersebut.”
Budak itu menjawab, “Kambing itu bukan milikku, tapi milik majikanku.”
Ibnu Umar terus mengujinya. “Bukankah engkau bisa berbohong dan mengatakan pada tuanmu bahwa kambingnya diterkam serigala?”
Budak itu bertanya balik kepada Ibnu Umar, “Kalau demikian, dimanakah Allah?”
Ibnu Umar pun kagum dengan jawaban dan sikap budak tersebut. Setelah kembali ke Madinah, Ibnu Umar memerdekakan budak itu dari majikannya sebagai bentuk kekaguman beliau atas keimanan sang budak.
Itulah gambaran dari seorang penggembala yang mencerminkan, jika dengan berpuasa bisa melatih dan mendidik mereka untuk bersikap jujur dan seantiasa sabar menghadapi ujian. [Jalan Sirah]