15-10 tahun yang lalu, disaat keterbatasan media informasi, nama ini menjadi misteri, disaat banyak perguruan lainnya menggunakan nama Darul Ullum, hanya satu dan pertama kali pada tahun 1930 di Indonesia, satu perguruan bersejarah revolusioner menggunakan nama Darul Funun, apakah sebatas pemilihan nama ataukah satu visi besar yang sedang dilekatkan oleh Syekh Abbas Abdullah pada institusi wakaf pendidikan yang besar dimasa nya yang juga dikenal sebelumnya dengan nama Sumatera Thawalib Padang Japang?
Dari namanya Darul Funun berarti tidak jauh dari Darul Ulum, rumah ilmu pengetahuan, dalam praktiknya istilah Darul Ulum dipergunakan untuk Madrasah Agama dan Darul Funun dipergunakan untuk mengambarkan banyaknya macam ilmu, seperti Politeknik.
Istilah Darul Funun dipergunakan Turki Usmani dan Shah Iran untuk merintis yang sekarang disebut Universitas. Darul Funun adalah satu pondasi penting bagi dunia pendidikan Islam di Turki dan Iran untuk menyambut era kegemilangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan menjadi pondasi penting perkembangan Institusi Modern Pendidikan Islam di penghujung abad 20.
Terdapat dua buah Darul Funun pada masanya yang dirasa menjadi inspirasi dalam perjalanan menuntut ilmu yang dilakukan oleh Syekh Abbas Abdullah sebelum tahun 1920, dan kedua institusi ini menjadi pondasi pengembangan ilmu pengetahuan sains dan teknologi Islam di dua buah negara yang dewasa ini memegang peranan kemajuan penting dalam pengetahuan di dunia Islam, karena risetnya, karena kemandirian pendidikannya dan karena tokoh-tokoh yang dihasilkan yang membawa kemajuan dalam Negara tersebut, yakni Turki dan Iran.
Di Turki Darul Funun berkembang menjadi Universitas of Istanbul, dan di Iran Darul Funun berkembang menjadi University of Taheran. Jika mengacu statistik, kita akan dibuat tercengang bagaimana dalam 150 tahun lebih perkembangan keilmuan di dua institusi ini berkembang, University of Taheran saat ini membuka 111 jalur program sarjana, 177 program master dan 156 program doktor.
Dalam pemilihan nama Darul Funun, Syekh Abbas Abdullah terlihat menanamkan visi yang jauh kedepan, bagaimana Institusi yang dikembangkannya bersama saudara dan sahabat-sahabatnya diharapkan dapat berkembang jauh dalam dunia pendidikan islam.
Adalah Qadarullah, bagaimana tahun 1945 Indonesia merdeka dan bagaimana Darul Funun El-Abbasiyah dan jaringan sekolah-sekolah Sumatera Thawalib menopang perjuangan PDRI 1948 bukan hanya dengan tempat persinggahannya, tetapi yang paling mendasar adalah suntikan SDM-SDM yang menjadi amunisi-amunisi perjuangan Indonesia di awal kemerdekaannya, khususnya di Sumatera Barat dan sekitarnya. Kemudian terjadi periode bergolakan sampai tahun 1960. Dimulai masa tersebut, terjadi masa resesi yang berkepanjangan dalam perkembangan institusi pendidikan, yang terjadi hampir di seluruh daerah, begitu juga yang terjadi di Darul Funun.
Kini, 140 tahun setelah tahun 1854 pengajaran Surau Gadang Padang Japang dimulai oleh Syekh Abdullah Dt Jabok, dan 84 tahun setelah 1931 dikukuhkannya nama Darul Funun oleh Syekh Abbas Abdullah.
Mari kita bangun kembali dan segarkan kembali visi Syekh Abbas Abdullah, meyakini kembali pendidikan akan mampu membawa kemajuan kepada individu, dan terlebih sistem pendidikan akan membawa kemajuan yang massif dalam masyarakat.
“Jika seseorang meninggal dunia putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak yang saleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim).
tambahan bacaan:
https://en.wikipedia.org/wiki/Istanbul_University
https://en.wikipedia.org/wiki/University_of_Tehran