JAKARTA – Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis, mengajak umat beragama di Indonesia, khususnya umat Islam untuk hijrah dari perpecahan.
“Menyambut Tahun Baru Islam mari kita hijrah dari sikut-sikutan, hijrah dari perpecahan menuju persatuan,” ujar dia di Jakarta, Sabtu (31/8). Pernyataan ini disampaikan dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah yang bertepatanpada 1 September 2019 mendatang.
Kiai Cholil mengatakan, tahun baru Hijriyah ini sejatinya memang memiliki semangat hijrah. Karena, nama Hijriyah itu diambil dari semangat perjuangan Islam yang penuh rintangan dan tantangan, khususnya saat peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah.
“Nama tahun Hijriyah itu tidak diambil dari nama orang atau nama kelahiran Nabi, tapi diambil dari semangat perjuangan Islam,” kata kiai asal Madura ini.
Demi perjuangan itu, lanjut dia, umat Islam di masa awal perkembangan Islam pun rela menghadapi berbagai masalah. Karena itu, kata dia, momentum tahun baru Hijriyah ini harus bisa membuat umat Islam saat ini lebih dewasa dalam mengatasi berbagai persoalan.
“Dan kita harus hijrah dari kemungkaran ketaatan, dan hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan, dan hijrah dari ha-hal yang sia-sia seperti halnya kita larut dalam media sosial,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok ini.
Selain itu, tambah dia, kedepannya umat Islam di Indonesia juga harus hijrah dari pertengkaran-pertengkaran yang tidak bermanfaat dan harus hijrah dari perdebatan yang tidak berarti menuju perilaku yang lebih produktif. “Kedepan kita menatap Indonesia yang lebih baik dengan perubahan tahun Hijriyah ini,” tutupnya.
Menurut dia, satu kunci dalam bernegara adalah terciptanya rasa keadilan. Namun, keadilan itu tidak akan bisa tercapai tanpa adanya persatuan. “Oleh karena itu, persatuan dengan keadilan dua sisi mata uang. Maka harus hijrah dari kezaliman, hijrah dari perpecahan menuju keadilan dan persatuan,” ucapnya. (Nashih)
Leave a Reply