JAKARTA — Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia akan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) terakhir masa khidmat kepemimpinan periode 2015-2020 di Lombok akhir pekan ini. Rakernas kelima ini mengangkat tema Meneguhkan Islam Wasathiyyah untuk Membangun Peradaban Indonesia. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Rakernas tahun ini dihadiri utusan MUI Provinsi seluruh Indonesia, pimpinan komisi di MUI Pusat, dan anggota MUI daerah. Jumlah peserta pada Rakernas tanggal 11-13 Oktober 2019 itu diperkirakan mencapai 300 peserta.
“Ini merupakan rakernas ke lima atau rakernas terakhir menjelang Munas 2020, kemudian membahas program keorganisasian di tahun 2020,” ungkap Wakil Ketua Umum MUI, Buya Zainut Tauhid Sa’adi, Selasa (08/10) di Gedung MUI Pusat, Jakarta.
“Rakernas akan ada beberapa pembahasan seperti organisasi, pembahasan program kerja 2019 sampai 2020, juga membahas mengenai rekomendasi atau tausiyah terkait kemanusiaan dan kesejahteraan bangsa,” imbuhnya.
Di dalam Rakernas nanti, MUI berkomitmen mendukung pelaksanaan demokrasi yang disokong oleh nilai kejujuran. MUI juga akan memberikan perhatian lebih kepada berbagai kasus yang sedang menimpa bangsa seperti kejadian di Wamena, Papua.
“Juga keprihatinan kepada aksi demontrasi yang itu juga ternodai karena adanya kegiatan anarkis dan juga tindakan kekerasan lainnya,” ujarnya.
MUI, kata dia, dalam rakernas kali ini juga mencermati perkembangan perundang-perundangan yang sedang ramai diperbincangkan.
“MUI mencermati perkembangan UU KPK, RUU PKS, RKHUP, Pelaksanaan UU JPH, dan masih banyak undang-undang yang akan kami telaah secara kritis,” katanya.
Dalam rakernas ini, Buya Zainut menegaskan bahwa tidak ada materi membahas perubahan kepengurusan MUI. Materi seperti itu, ungkapnya, akan dibahas saat munas dan Munas MUI kemungkinan baru dilaksanakan pada Juli 2020. (Azhar/Din)
Leave a Reply