JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan resonansi atas konflik Palestina sudah bukan lagi masalah lokal melainkan juga menjadi isu global yang menyangkut Indonesia di dalamnya. Sejarah panjang Palestina sudah cukup menjelaskan bahwa kemerdekaan dan HAM warga Palestina telah dinodai invasi dan aneksasi yang dilakukan oleh negara yahudi yaitu Israel.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menyayangkan adanya negara-negara tertentu yang ingin memanfaatkan situasi kesengsaraan pandemi covid-19 ini sebagai alat untuk kepentingan politik yaitu rencana Zionis Israel menganeksasi wilayah tepi barat Palestine hampir 30-40 persen.
Padahal, kata dia, upaya penyelesaian konflik sudah dilakukan. Majelis Umum dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah mengeluarkan resolusi, yakni solusi dua negara.
Menurutnya, dalam resolusi tersebut ditekankan untuk membangun kedamaian abadi dan kedamaian yang jujur. Memberikan kedaulatan dan kemerdekaan penuh atas warga Palestina. Namun, usaha pendamaian yang telah dilakukan terkoyak hak veto yang dimiliki Amerika Serikat.
“Jadi, pemerintah Amerika dibawah Donald Trump adalah pemerintahan terburuk karena secara sistimik telah bekerja sama dengan Israel untuk melakukan aneksasi. jadi proposal aneksasi 1 juli ini betul2 di dukung oleh Amerika,” kata Sudarnoto di Jakarta, Jumat (3/7).
Di tengah konflik antar negara ini, Sudarnoto bersyukur Indonesia masih tetap teguh membela isu kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina dan lantang menyuarakan penolakan atas aneksasi ini.
Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, menurutnya peranan kekuatan civil society, termasuk ormas Islam, pembela hak asasi manusia, dan pers, menjadi penting saat ini. (Nurul/Nashih)
Leave a Reply