JAKARTA- Majelis Ulama Indonesia menggelar pertemuan dengan pimpinan Ormas Islam membahas penindasan Israel terhadap Palestina baru-baru ini. Dalam kesempatan tersebut, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, penindasan terhadap Palestina seperti ini bukan barang baru. Selain karena laku kejam militer dan Yahudi kanan ekstrem, kondisi internal umat Islam maupun Palestina perlu menjadi sorotan.
“Seperti yang kita lihat, perkembangan di Palestina bukan problem baru, tapi problem lama yang terus berulang. Yang mendesak sehingga ini patut menjadi gerakan bersama adalah apa yang dilakukan militer dan kelompok Yahudi kanan ekstrem serta ada tantangan dari internal yaitu persatuan Islam maupun Palestina,” katanya Selasa (11/05) dalam pertemuan MUI bersama Pimpinan Ormas Islam Tingkat Pusat secara virtual.
Pertemuan yang diinisiasi Komisi HLNKI dan Komisi Ukhuwah Islamiah tersebut memang bertujuan membuat keputusan bersama antara MUI dan Ormas Islam di Indonesia. Sikap dan pandangan MUI dan Ormas Islam ini, kata dia, akan sangat penting sebagai salah satu bentuk keprihatinan terhadap Palestina.
“Ada hal yang perlu kita pikirkan bersama juga yaitu gerakan kemanusiaan yang sudah dilakukan relawan filantropi Islam. MUI mulai tahun 2019 bekerjasama dengan Walikota Hebron berniat membangun Rumah Sakit Indonesia Hebron. Kita ingin memberikan langkah konkret memberikan bantuan kepada masyarakat Palestina dengan membangun Hebron,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Islamiah KH. Cholil Nafis menambahkan, satu hal yang kerap dilupakan ketika membahas masalah Palestina adalah konflik internal antara Hamas dan Fattah. Keduanya merupakan organisasi terbesar di Palestina yang ingin Palestina merdeka, namun keduanya saling bertolak belakang dan jarang akur.
Selain itu, beberapa negara Timur Tengah yang berangsur-angsur menjalin hubungan diplomatik dengan Israel juga menggambarkan ada masalah Ukhuwah Islamiah dalam merespon penindasan terhadap Palestina.
“Selain mengutuk yang terjadi di Palestina oleh Israel, kami meminta kepada Hamas dan Fattah agar bersatu membela negaranya sendiri. Kami berharap mereka bersatu di dalam satu perjuangan,” katanya.
Dia berharap, ke depan MUI akan menjadi juru damai antara Hamas dan Fattah sehingga yang tersisa di Palestina hanya masalah eksternal yaitu Zionis Israel tanpa masalah internal. Dia juga ingin isu ini menjadi isu kemanusiaan bukan semata isu agama.
“MUI melalui bidang luar negeri dan Ukhuwah Islamiah melakukan gerakan bersama menjadi pendamai internal di Palestina. Tentu berikutnya bagaiaman menjadi juru damai. Perlu ditekankan persatuan internal umat Islam, persatuan internal Palestina, dan persatuan kemanusiaan,” katanya. (Azhar/Syukri)
Leave a Reply