■ Oleh : Prof Dr Ir Mir Alam Beddu MSi, Guru Besar Ekologi Pertanian UIM Pengurus MUI Sulsel dan Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian PWNU Sulsel
OPINI, muisulsel.com — Selama Rabiul awal- sampai saat ini rabiul akhir, sebagian ummat Islam melaksakan peringatan Maulid, (sebagian lain tidak memperingatinya karena perbedaan menghukumi perkara tersebut. Simak ulasan Hukum Memperingati Maulid https://muisulsel.com/bagaimana-hukumnya-memperingati-maulid-nabi/ ) sebagai salah satu bentuk implementasi kecintaan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa shallan.
Maulid adalah syiar Islam yang melebur dengan budaya masyarakat, sehingga pelaksanaan dan atribut pelaksanaanya mungkin berbeda, namun niat dan sasarannya, sama. Budaya (tradisi) yang tidak bertentangan dengan syariat dapat dipertahankan, sebagai modal sosial-spiritual dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara
Makna maulid sebagai bentuk rasa cinta kepada Rasulullah dan jalan untuk merebut cinta dan kasih sayang Allah harus diimplementasikan dalam hidup dan kehidupan: Bukti Cinta kepada Siapa yang kita cintai, ketika kita mengikuti apa yang diperintahkan dan menjauhkan apa yang dilarang, atau meneladani siapa yang kita cintai. Akhlak dan prilaku rasulullah, adalah akhlaakullah, akhlak quran., mengikuti dan meneladani Rasulullah adalah jalan merebut cinta, ridha dan kasih sayang Allah
Allah berfirman dalam Surat Ali Imran Ayat Ke 31.
قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali Imran (3):31).
Hidup ini adalah perjuangan, jihad melaksanakan perintah Allah yang dicontohkan Rasulullah untuk merebut Cinta, kasih sayang, fadhila Allah, dan mengharap pengampunan dosa dari Allah yang maha pengampun.
Apa yang harus di contoh sebagai bentuk implementasi rasa cinta, tidak terlepas dari dua hal:
Pertama: yang berkaitan dengan fungsi dan peran kehambaan (abdillah) yaitu ibadah2 ritual: SHALAT (Wajib, awal waktu, berjamaah ditambah SUNNAH, rawatib, tahajjud, duha). Anjuran shalat tahajjud (QS. 17:79) … , berdoa (QS. 17:80), PUASA (Wajib Ramadhan, Sunnah, Senin-Kamis, ayyaamul bidh, Daud).. waantashumu khairullakum inkuntum ta’lamun, SADAKAH (Wajib (zakat), sunnah Infak), MENGUNJUNGI BAITULLAH (Wajib (HAJI) sunnah (UMRAH), MEMPELAJARI AL QUR’AN, (memahami-dan mempraktekkan dalam kehidupan)
اُتۡلُ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنَ الۡكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ؕ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِؕ وَلَذِكۡرُ اللّٰهِ اَكۡبَرُ ؕ وَاللّٰهُ
يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُوۡنَ.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut : 45), Akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an.
Kedua: berkaitan dengan peran dan fungsi kekhalifahan dalam berbagai profesi (muamalah): bagaimana mencontoh Rasulullah dalam membangun hubungan kemanusiaan dan hubungan dengan alam lingkungan : Rasulullah adalah pemimpin sukses, pedagang yang berhasil, membangun rumah tangga yang bahagia: modal dan kunci utama adalah : KEJUJURAN, predikat al amin sudah di sandangnya sebelum jadi Rasul: contoh dalam penegakan hukum dan keadilan sesuai perintah Allah dalam Al Quran Surat Annisa ayat 58 sebagai berikut:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
Yang menghancurkan ummat terdahulu adalah….Ketika yang mencuri diantara mereka adalah orang kuat (besar/penguasa) , mereka melepaskannya, tetapi sebaliknya ketika yang mencuri orang lemah, mereka menjeratnya dengan hukuman. Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan tegakkan hukuman dengan memotong tangannya (HR. Al Bukhari).
Mencari rezeki dengan sumber, cara dan peruntukan yang halal, di ridhoi oleh Allah: Beliau pernah bersabdah: Mencari rezehi yang halal adalah kewajiban, setelah kewajiban fardhu2 lainnya (H.R Al Baihaqi). Proses mencarinya harus, sungguh-sungguh, ikhlas, kerja keras, memberikan karya terbaik dalam profesi/pekerjaan. (konsep ITQAN).
Sesungguhnya Allah sangat senang dengan dengan hamba yang melaksanakan tugas dengan ITQAN (H.R Al Baihaki), dalam melaksanakan tugas dan fungsi kekhalifahan/profesi,, ketiga tiba haknya Allah tiba waktu shalat beralih ke peran ke hambaan (ibadah), shalat tinggalkan sementara aktifitas kita
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(Surat Al Jumu’ah (62): 9. Setelah melaksanakan ibadah shalat Kembali melaksanakan pekerjaan dalam berbagai profesi
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. .(Surat Al Jumu’ah (62): 10
Dalam melaksanakan profesi diantara shalat hadirkan kesadaran bahwa Allah menyaksikan segala perbuatan hambanya, hadirkan sifat-sifat mulia, hadirkan KEJUJURAN, KEADILAN, EMPATI itulah Dzikrullah sepanjang hari, (QS: Annisaa (4):103…
فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah, Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah lagi shalat itu. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orangyangberiman.
Pekerjaan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam lingkungan, (petani, nelayan) jangan mengeksploitasi, jaga kebersihan, hargai tanaman, ikan dan terumbuh karang dan kehidupan makhluk lain di darat dan di laut .. makan dan minum rejekiku jangan berbuat kerusakan dibumi, (kuluu wasyrabuu min rizkillaah walau ta;saw fil ardhi mufsidin), sesungguhnya Allah tidak menyukai (Innallaaha laa yuhibbul mufsidin) hambanya yang berbuat kerusakan: Rasulullah pernah menegur orang yang menebang pohon karena alasan sudah tua/hanya melihat pohonnya, menanam tanaman adalah bagian dari sedekah untuk mendapatkan pahala:
Implementasi rasa cinta dengan mengoptimalkan aplikasi keteladanan Rasulullah dalam berbagai aspek kehidupan di lengkapi dengan memperbanyak menyebut (shalawat) kepada Rasulullah, adalah perjuangan, jihad yang hakiki , menata dan meniti kehidupan merubut cinta, ridha dan pengampunan dosa kembali mendekat pada fitra kesucian, pribadi yang bertaqwa sebenar-benarnya taqwa (al muslimun), ….
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Pribadi yang mencapai predikat al muslimun, berserah diri, memiliki kualitas jiwa mutmainnah, ketenangan sebagai hasil puncak perjuangan, jihad yang istiqamah, insya Allah mendapat pengakuan sebagai hamba dan panggilan khusus dari Allah SWT masuk ke dalam syurga jannatun naim.■
*) Disarikan dari materi khutbah Jumat di Masjid Ilaikal Mazir Majene.
Leave a Reply