■ Oleh : Prof Dr Ir Mir Alam Beddu MSi, Guru Besar Ekologi Pertanian UIM, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian PWNU Sulsel, Pengurus Komisi Kajian dan Penelitian MUI Sulsel
OPINI, muisulsel.com — Hari ini Jumat 13 Jumadil awal 1443 H, bertepatan 17 Desember 2021 Jumadil awal adalah bulan bersejarah bagi ummat Islam, peperangan Moota di Suriah, perang Al Ashirah yang terjadi pada tahun ke 2 Hijriyah, pernikahan Rasulullah dengan Khadijah.
Begitu pula Desember diyakini oleh saudara kita ummat kristiani sebagai kelahiran Isa AS, Desember bagi masyarakat Sulawesi Selatan sebagai hari berduka dengan korban 40.000 jiwa, pelanggaran kemanusiaan, mudah-mudahan para korban mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan yang maha pengampun dan penyayang bagi hambanya.
Desember adalah akhir tahun Miladiyah 2021. Setiap perjalanan waktu yang kita capai harus digunakan untuk mengevaluasi diri evaluasi posisi keimanan dan ketaqwaan, untuk menata sisa kehidupan ke arah yang lebih baik. Bagi ummat islam haqqul yaqin dengan informasi dalam al quran bahwa masih ada kehidupan setelah di dunia yang kita hadapi.
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS: (2):28
Keselamatan perjalanan ke tahapan kehidupan berikutnya sangat ditentukan oleh apa yang dilakukan di dunia, kesuksesasan akhirat ditentukan oleh kesuksesan di dunia, sehingga Allah menyampaikan bahwa hambahku yang sukses, ketika sukses di tiga alam : Salaamun alaihi yauma wulida, yauma yamuutu, wa yauma yub’atsu hayyan (Kesejahteraan/sukses di hari lahirnya (dunia), hari kematianya (alam kubur), dan hari perhitungan, hari kebangkitan (QS: Maryam:15)
Allah telah membocorkan informasi kepada hambanya tentang peta jalan kehidupan untuk meraih keselamatan yaitu keimanan, ketaqwaan dan penyerahan diri, dan memerintahkan agar selalu ditingkatkan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Hai orang yang beriman tingkatkan taqwamu, sebenar-benarnya taqwa dan jangan mati sebelum mencapat predikat muslimun (QS. Ali Imran (3):102 )
Setiap saat menghitung persiapan bekal untuk menata kehidupan masa depan (jangka pendek-jangka panjang) dunia menuju akhirat.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan/merenungkan apa yang sudah diperbuat untuk persiapan/bekal untuk hari esok (masa depan-akhirat), bertaqwalah kepada Allah, Sungguh Allah Maha teliti, maha tahu, maha melihat dari apa yang kamu kerjakan ( QS: Al Hasyr (59):18.
Islam sebagai frame kehidupan dilandasi dengan enam rukun iman, harus selalu dikoreksi dan ditingkatkan dibuktikan dalam kehidupan beragama, sosial kemasyarakatan. Salah satu dari enam tersebut adalah IMAN KEPADA PARA NABI dan RASUL.
Perlu dipahami bagaimana Allah menempatkan dan menugaskan para nabi dan Rasulnya untuk menata kehidupan hambanya, karena pemahaman ummat beragama sangat menentukan sikap dan perilaku kehidupan bermasyarakat.
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang sangat mulia karena mendapatkan perlakuan khusus dengan diberikannya wahyu sebagai panduan kehidupan dan diwariskan pada generasi ummat sekarang dan masa datang. Informasi dalam al quran sebagai pelengkap risalah sebelumnya, bahwa semua nabi dan rasul membawa aqidah Tauhid, membawa peringatan dan petunjuk mengajak ummatnya untuk menyembah dan berserah diri hanya kepada Tuhan yang maha tunggal.
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku. (QS: Al Anbiya (21):25
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ مُنْذِرٌ ۖوَّمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّا اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa, (QS; Sad (38):65
Rasulullah Muhammad diutus oleh Allah untuk melaksanakan empat tugas utama yaitu: membacakan ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa, mengajarkan al kitab dan hikmah, mengajarkan pengetahuan yang belum diketahui ummatnya
كَمَآ أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِّنكُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Al-Baqarah 2:151)
Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk mentaati Allah dan Rasulnya, serta mengikuti ulil amri
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ ..
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu (Qs: An Nisa (4):59
Ganjaran hamba yang taat kepada Allah dan Rasulnya antara lain:
1. Mendapatkan rahmat
وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۚ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat. (QS: Ali Imran(3): 132
2. Diberikan nikmat bersama hambanya yang diberi nikmat
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا
Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS: (An Nisa (4):69)
3. Mendapatkan ridho, cinta, kasih sayang dan peluang pengampunan dosa
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayan (QS: Ali Imran (3):31)
Keimanan kita terhadap Nabi dan Rasulullah setiap saat perlu dievaluasi, diperkuat dan ditingkatkan, karena iman yang kuat akan menentukan sikap dan ketaatan terhadap perintah dan menghindari larangan Allah, motivasi dalam mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW.
Iman yang kuat yang melandasi segala aktivitas (ibadah dan muamalah) akan menghadirkan ketaqwaan, sebagai indikator kemuliaan, jalan keluar berbagai permasalahan, tangga meraih keberagaman, dan kualitas diri tertinggi yaitu ketauhidan sejati, penyerahan diri hanya kepadaNYA. LAA ILAHA ILLALLAH, LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAH BILLAH.
Pribadi yang mencapai puncak peta jalan kehidupan al muslimun, taqwa yang sebenar-benarnya taqwa, kualitas jiwa yang tenang al mutmainnah, yang akan diundang dan dijemput dengan sapaan istimewah oleh Allah:
Allah:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًفَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang (tenteram dan damai) kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku (yang saleh) dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS: Al Fajr (89):27-30)
Hidup ini berawal dari mengaku di hadapan Allah sebagai HAMBA dan berusaha menelusuri jalan untuk diakui sebagai HAMBA, yang sudah banyak dicontohkan Rasulullah, makin banyak kita praktekkan dalam kehidupan makin teranglah jalanNYA, namun membutuhkan perjuangan manghadapi berbagai ujian dan tantangan kehidupan.■
*) Disarikan dari materi khitbah di
Masjid Victoria Park Maros, Jumat (17/12/2021)
The post Mengevaluasi Keimanan kepada Nabi dan Rasul appeared first on MUI SULSEL.
Leave a Reply