DEPOK—Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI) bekerjasama dengan Baznas pada Rabu (23/3/2022) lalu menyelenggarakan acara bertajuk MUI “Menyapa Anak Jalanan dan Dhuafa Melalui Upaya Menangkal Konten Negatif di Media Sosial.”
Sebanyak 25 anak jalanan dan dhuafa yang menjadi siswa Sekolah Masjid Terminal (Master), di Depok, Jawa Barat, mengikuti serangkaian acara yang mulai digelar pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB. Sekolah Master, menurut pendirinya, Nurokhim, memang dikhususkan untuk kaum dhuafa dan anak jalanan. Sekolah yang sudah berdiri sejak 20 tahun lalu ini awalnya memang berasal dari masjid terminal Depok yang kemudian berkembang menjadi sebuah sekolah sederhana.
Sejumlah materi yang diberikan antara lain: ragam manfaat teknologi internet, antisipasi dampak negatif dunia online, pengenalan marketplace, serta cara pembuatan foto dan video produk yang akan dijual. Tak lupa disampaikan pula wawasan tentang MUI dan Islam Wasathiyyah oleh Ketua Komisi Infokom MUI, Mabroer MS.
Menurut Mabroer, telah menjadi tugas MUI untuk menyapa umat di semua lapisan masyarakat. “Anak jalanan dan dhuafa adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak yang sama untuk mendapat perhatian dari MUI,” jelas Mabroer. Dalam kesempatan tersebut MUI sengaja menyesuaikan materi yang disampaikan dengan minat para remaja dan anak-anak sekarang, yakni internet.
Pemateri pertama, Guntur Subagja, sekretaris Lembaga Wakaf MUI sekaligus asisten staf khusus Wakil Presiden RI, memaparkan bahwa kemajuan teknologi internet saat ini sangat bisa dimanfaatkan untuk berusaha dan mendapatkan keuntungan secara halal, efektif, dan efisien.
“Dengan adanya internet, kita tidak perlu lagi punya toko tempat berjualan seperti dulu. Pasarnya juga sangat luas,” jelas Guntur seraya menyebutkan beberapa contoh mereka yang sukses berniaga lewat marketplace.
Menurut pembina OSIS Sekolah Master, Bambang Wahyudin, anak-anak dhuafa dan jalanan bukanlah mereka yang tidak memiliki prestasi sama sekali. Mereka hanya tidak memiliki kesempatan saja. “Alumni sekolah ini banyak juga yang bisa melanjutkan kuliah dengan berbagai beasiswa,” jelas Bambang.
Hanya saja, pelatihan-pelatihan semacam ini perlu dilakukan secara berkesimbungan. Sebab, kata Bambang, kehidupan dan lingkungan sehari-hari bisa membuat mereka mudah lupa dengan segala yang diajarkan hari ini.
Dalam acara yang digelar di masjid di dalam lungkungan sekolah Master ini, para peserta terlihat antusias mengikuti materi yang disajikan, terutama saat mereka diajarkan bagaimana cara memotret produk jualan yang baik dan benar. Mereka juga cukup aktif berdiskusi dengan para pemateri.
Acara yang dibuka oleh Wasekjen MUI Bidang Infokom, KH Asrori S Karni, dihadiri juga oleh Ketua MUI Depok, KHِ Ahmad Dimyathi Badruzzaman. (Mahladi/Nashih)
Leave a Reply