JAKARTA– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali menyatakan dukungannya untuk memberlakukan hidup ramah lingkungan/green living.
Ketua MUI Bali, KH Mustafid Amna, memaparkan MUI Bali saat ini kerap mengusung gaya hidup hijau di masyarakat. Di daerah Singara saja misalnya, MUI Bali rutin membagikan bibit-bibit pohon kepada masyarakat.
“MUI Bali mengimbau perkumpulan pengajian dan majelis taklim bisa bergaya hidup hijau,” ungkapnya saat mengisi acara bertema Masjid Ramah Lingkungan dan Kesehatan Keluarga, Ahad, pekan lalu di Masjid Muhammad, Denpasar, Bali.
Kiai Mustafid dalam kesempatan itu juga menyoroti penggunaan air di masa mendatang, khususnya untuk keperluan ibadah. Saat ini, jumlah air bersih semakin sedikit, sehingga perlu bijak menggunakannya agar tidak terbuang sia-sia.
Dia berharap, nanti akan muncul teknologi pengolah air, sehingga air bersih bisa dimanfaatkan secara efisien. “Mudah-mudahan ke depan ada. Limbah air wudhu saat ini kebanyakan digunakan untuk menyiram tanaman saja,” paparnya.
Bagi Kiai Musftafid, menjaga lingkungan merupakan ikhtiar nyata seorang hamba sebagai manusia Allah SWT.
Manajer Lembaga Kemanusiaan Dompet Sosial Madani (DSM), Muhammad Nur Soleh, memaparkan gaya hidup hijau di lingkungan perkotaan bisa dengan memanfaatkan lahan sempit lewat metode hidroponik. Masyarakat juga bisa mengurangi limbah plastik dengan tiga langkah.
“Pilah dengan membawa botol minuman sendiri dan tidak membuang makanan yang berlebih dan terakhir olah melalui penggunaan kembali bahan-bahan yang berpotensi menjadi limba seperti plastik,” katanya.
Kegiatan ini merupakan inisiasi DSM bersama Komunitas Sahabat Subuh Bali dalam rangka menyambut Ramadhan. Sebagai kegiatan ramah lingkungan, setiap peserta kegiatan ini diwajibkan membawa botol air minum isi ulang (tumbler). Jajanan peserta juga dibungkus daun pisang, sehingga tidak ada sampah plastik yang dihasilkan dari kegiatan ini. (Azhar/ Nashih)
Leave a Reply