JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar halal bihalal pada Selasa (18/06) di Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin, menegaskan saat ini yang harus menjadi perhatian semua pihak adalah menyatukan umat atau tahidul ummah. Idul Fitri, imbuhnya, tidak hanya dirayakan sebagai hari kemenangan setelah melalui puasa sebulan penuh, namun lebih dari itu juga momen untuk saling memaafkan.
“Karena itu kita harus saling memaafkan di antara kita. Sebab bila tidak saling memaafkan, tidak akan selesai,” ujar Kiai Ma’ruf saat menyampaikan pesan halal bihalal.
Kiai Ma’ruf melanjutkan bahwa ciri orang bertakwa adalah orang yang bisa mengendalikan amarah dan memaafkan pada hakikatnya adalah ciri pengendalian amarah itu.
Dia mengatakan mengendalikan marah dengan tidak boleh marah itu berbeda. Setiap orang, paparnya, pasti mempunyai sifat dan rasa.marah namun dia harus mengendalikan kemarahannya. “Yang harus itu mengendalikan marah itu. Dan memberikan maaf kepada orang,” katanya.
Kiai Ma’ruf berharap bahwa apa yang sudah terlewat dan terjadi, maka sebaiknya dibiarkan saja terjadi. Termasuk pembahasan mengenai persoalan capres-cawapres yang begitu menyita energi umat.
Dia menambahkan, umat sebetulnya sudah memiliki pedoman dalam menyikapi masalah perbedaan dengan mengedepankan sikap toleran atau tasamuh. Selama sebuah masalah belum bersinggungan dengan sesuatu yang menyimpang dari kesepakatan umum, maka sikap tasamuh tersebut wajib dikedepankan.
“Kita sudah punya pedoman, bahwa kita dalam menyikapi perbedaan harus bersikap tasamuh, toleran, kecuali dalam sesuatu yang mujma’ alaih (disepakati bersama), menyimpang dari yang disepakati,” katanya. “Apa yang sudah selesai, selesailah.
Lakum capresukum walana capresuna. Dan kita kembali minal a idhin, kembali kepada kebersihan kepada fitrah, dan kembali juga kesatuan,” kata dia. (Azhar/ Nashih)
Leave a Reply