JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia Pusat, Rabu (03/03) pagi, mulai melaksanakan vaksinasi perdana terhadap 500 pengurus terdiri dari Pimpinan Harian sampai Anggota Komisi, Badan, dan Lembaga di MUI. Mereka akan dibagi ke dalam masing-masing kelompok yang terdiri dari 30 orang. Masing-masing kelompok tersebut juga mempunyai jadwal berbeda mulai pagi sampai sore hari. Vaksinasi akan dilaksanakan di halaman parkir MUI Pusat.
Sekretaris Jenderal MUI Pusat Buya Amirsyah Tambunan menyampaikan, vaksinasi di MUI ini bertujuan agar memberikan teladan kepada masyarakat, bahwa ulama di MUI juga ikut melaksanakan vaksin, sebagai bentuk hifdzun nafs.
“Hari ini MUI melakukan vaksinasi perdana dengan peserta 500 orang. Tujuan vaksinasi ini, pertama, merupakan ikhtiar pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga dapat memutus mata rantai penularan Covid-19. Kedua, ini juga sebagai contoh yang baik (qudwah hasanah) bagi masyarakat umum,” ungkapnya Rabu (03/03) pagi.
Dia berharap, setelah di MUI Pusat, selanjutnya akan ada vaksinasi terhadap pengurus MUI se-Indonesia. Vaksinasi di MUI hari ini, lanjutnya, juga akan ditinjau langsung oleh Menteri Kesehaatan Budi Gunadi Sadikin.
“Harapannya agar Kemenkes dapat memfasilitasi vaksinasi secara lengkap,” ujarnya.
Sekretaris Tim Nasional Peduli Covid-19 MUI M Ziyad menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi akan dimulai jam delapan pagi. Tim vaksinator berasal dari Puskesmas Menteng, Rumah Sakit Haji, dan satu Mini ICU dari Rumah Sakit Islam Jakarta.
“Kami akan membagi gelombang dari peserta vaksin, yang kalau kita hitung menurut menjelasan, satu jam itu ada meja pendaftaran, kemudian ada meja screening, di tempat screening tersebut akan ada enam belas pertanyaan terkait riwayat penyakit,” ujarnya.
Dia mengatakan, vaksinasi ini akan aman karena bagi yang punya riwayat penyakit jantung, asma, darah tinggi, maupun struk diharapkan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan dokternya. Apabila dokter langganan menyetujui divaksin, maka diperbolehkan untuk mengikuti vaksin. Pasca vaksinasi selesai, para peserta diminta menunggu setengah jam untuk melihat adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau tidak.
“MUI melibatkan SDM internal untuk keperluan non media. SDM tersebut akan dibriefing oleh tim Kementerian Kesehatan. Kami juga sudah bekerjasama dengan Telkom agar koneksi WiFi lancar sehingga bisa terhubung dengan pusat data nasional, supaya tidak mengganggu,” ujarnya. (Azhar/Anam)
Leave a Reply