JAKARTA— Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, mengajak lembaga penyiaran menghadirkan tayangan Ramadhan tidak hanya sebagai tontonan, namun juga tuntunan.
Dia mengatakan, beberapa tahun belakangan, tayangan Ramadhan di televisi terutama muatan ceramah, semakin dibutuhkan yang dari sisi isi, bukan semata tampilan atau gaya penceramahnya.
“Belakangan ini, model ceramah yang diminati masyarakat kembali pada model isi (kualitas). Masyarakat sekarang ini ingin menjadikan tuntunan daripada tontonan,” ujarnya, Rabu (10/3) malam di acara Halaqah Program Tayangan Ramadhan 1442H/ 2021 bersama insan pertelevisian bersama KPI secara virtual.
Demi menghadirkan tontonan yang bisa menjadi tuntunan itu, dia berharap lembaga penyiaran bisa mengonsultasikan terlebih dahulu ke MUI sehingga bisa terjaga kualitasnya. Sebab kualitas itulah yang saat ini lebih dibutuhkan masyarakat.
Untuk menjadikan tayangan Ramadhan tidak hanya sebagai tontonan, Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo, mengatakan KPI akan mengeluarkan surat edaran sebagai pedoman bagi lembaga penyiaran. Surat ini sekaligus bisa menjadi pedoman penilaian Anugerah Syiar Ramadhan.
“Surat edaran yang kami sampaikan ini, selain sebagai pengingat dan dasar penyusunan peraturan siaran Ramadhan, uga berkaitan dengan adanya Anugerah Syiar Ramadhan yang pelaksanaannya kemungkinan pada awal Juni 2021,” ujarnya.
Dia mengatakan, melalui surat edaran tersebut, KPI akan meminta lembaga penyiaran menjalankan beberapa poin. Salah satu poin dalam surat edaran tersebut misalnya, mengutamakan penggunaan dai/pendakwah kompeten, kredibel, tidak terkait organisasi terlarang sebagaimana telah dinyatakan oleh hukum di Indonesia.
“Serta sesuai dengan standard MUI dan dalam penyampaian materinya senantiasa menjunjung nilai-nilai Pancasila dan keIndonesiaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pokja Media Watch dan Literasi Infokom MUI Gun Gun Hariyanto menyampaikan, ajakan menghadirkan tuntunan di dalam tontonan Ramadhan ini tidak lain untuk menghadirkan suasana suana kondusif selama Ramadhan.
“Bagaimanapun, selama sebulan penuh, ibadah puasa menjadi ritual yang tentu harus dihormati, maka perlu suasana yang kondusif, maka diperlukan ikhtiar seperti dari KPI, MUI, maupun lembaga penyiaran,” ujarnya.
“Mudah-mudahan selama Ramadhan tahun ini kita bisa saling berkolaborasi karena lembaga yang banyak sekali jumlahnya dengan segmen berbeda dan konten tentunya beragamam,” imbuhnya.
Kepala Subdirektorat Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam Direktorat Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Sayid Alwi Fahmi, mengatakan Kementerian Agama memberikan dukungan dan bimbingan demi terciptanya tayangan Ramadhan yang berkualitas.
Hal ini membuktikan kehadiran negara dalam memastikan terpenuhinya hak publik untuk mendapatkan siaran terbaik, terkhusus ketika Ramadhan. “Saya mengajak kita bersama-sama berkomitmen untuk menghadirkan tontonan sekaligus tuntunan terbaik selama Ramadhan,” tutur dia (Azhar/ Nashih)
Leave a Reply