Mou dengan Yayasan Amanah Kita, LPBKI MUI Sosialisasikan Buku Ensiklopedia Ulama Terpilih Indonesia

JAKARTA – Dalam rangka Silaturahim Nasional III Stakeholder Konten Keislaman Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman Majelis Ulama Indonesia (LPBKI-MUI) gelar agenda Workshop Produk Tashih LPBKI MUI di Hotel Cosmo Amaroossa Jakarta, (14/12).

Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid tersebut dihadiri langsung oleh Prof. Dr. H. Utang Ranuwijaya, MA selaku Ketua Dewan Pimpinan MUI, Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si selaku Ketua LPBKI–MUI, Dr. H. Amirsyah Tambunan, MA, selaku Sekretaris Jenderal MUI serta beberapa narasumber lain yang akan mengisi agenda Workshop tersebut.

Selain silaturahim, dalam kesempatan ini juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara LPBKI–MUI dengan Yayasan Amanah Kita. Dalam kerjasama itu juga sekaligus penyerahan Buku Ensiklopedia Utama (Ensiklopedia Ulama Terpilih Indonesia).

Buku diserahkan langsung oleh Bapak H. Mohammad Hartono A Limin selaku Ketua Yayasan Amanah Kita kepada Prof. Dr. H. Utang Ranuwijaya, MA selaku Ketua Dewan Pimpinan MUI dan didampingi oleh ketua LPBKI – MUI serta tim peneliti.

Pada sosialisasi Buku Ensiklopedia Utama (Ensiklopedia Ulama Terpilih Indonesia) ini, Prof.Dr. Mohammad Baharun MA selaku Ketua Pengarah dan juga tim penulis Buku Ensiklopedia Utama (Ensiklopedia Ulama Terpilih Indonesia) mengatakan bahwa dalam pemilihan daftar Ulama-Ulama yang masuk di dalam buku ini memiliki beberapa kriteria tertentu yang sudah ditentukan oleh para tim.

“Ulama–ulama yang tertulis di dalam buku ini dipilih dengan kriteria keterpilihan tertentu yang sudah ditentukan oleh tim,” ujar Baharun.

Beberapa kriteria yang disebutkan, pertama: Ulama tersebut harus sudah wafat, karena ulama yang sudah wafat ini sudah selesai dengan dirinya dan tidak beralih profesi.

Kedua, ulama yang memiliki disiplin ilmu yang bervariasi, tidak monoton pengaasuh pesantren, tetapi ada pula ulama yang tidak memiliki pesantren namun memiliki karya buku. Selain itu ada juga ulama ahli balagho, penyair dan lain sebagainya.

Ketiga, ulama–ulama yang berasal dari keterwakilan daerah.

Peluncuran Buku Ensiklopedia Utama ini datang dari kegelisahan Prof. Mohammad Baharun terkait kehidupan dunia yang saat ini sedang dihadapkan dengan pesatnya perkembangan digital.

“Dunia saat ini sedang dihadapkan dengan pesatnya perkembangan digital. Saya khawatir kedepannya akan mengalami degradasi dalam aqidah dan ahlak umat islam,” ujarnya.

Dengan adanya Buku Ensiklopedia ini, beliau berharap, nantinya dapat menjadi pegangan dan juga dapat membantu generasi bangsa untuk belajar dari pemikiran para ulama yang sudah terkumpul di dalam buku tersebut.

(Dhea Oktaviana/Angga)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia