JAKARTA — Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan agung menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat dari Allah SWT.
Demikian yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), Buya Amirsyah Tambunan, kepada MUIDigital, Sabtu (26/2/2022).
“Setiap tahun umat Islam seluruh dunia peringati peristiwa ini. Karena merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam ,”ujarnya.
Buya Amisrya lantas mengungkapkan dua hikmah dari peristiwa Isra Miraj ini bagi umat Islam.
Pertama, meningkatkan kualitas spritual karena peristiwa Isra dan Miraj merupakan peristiwa yang menakjubkan ketika Allah memperjalankan Nabi Muhammad SAW, dari Masjidil Haram ke masjid Aqsa.
“Kemampuan akal sehat memahami peristiwa ini sangat terbatas. Sehingga, dasar spiritual meyakini peristiwa tersebut,” sambungnya.
Kedua, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan hitungan jarak 1239 KM.
“Isra Miraj adalah dua peristiwa yang berbeda di mana Isra adalah perjalanan jarak antara keduanya disebut sekitar 1.239 kilometer,” paparnya.
Buya Amisryah menuturkan, kala itu, diperkirakan perjalanan tersebut bisa ditempuh dengan memakan waktu satu bulan dengan menggunakan kuda atau unta.
Buya Amirysah menambahkan, jarak perjalanan tersebut diperkirakan seperti Medan-Bandar Lampung. Dengan demikian, lanjutnya, secara akal sehat sangat sulit memahami dengan kecepatan ketika menggunakan kendaraan unta atau kuda.
Namun, kata dia, saat ini kita menggunakan kecepatan gelombang dan cahaya yang dapat diterima dengan akal sehat seperti pengiriman pesan singkat lewat handphone.
Buya Amirsyah berpesan kepada umat Islam, agar memahami peristiwa Isra dan Miraj ini dengan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sedangkan dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, Buya Amirsyah berharap, umat Islam mampu untuk menguasainya terutama teknologi.
“Jadi dengan memahami peristiwa Isra dan Miraj, umat Islam dapat memperkuat iman dan taqwa kepada Allah. Sedangkan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam harus menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai manusia,” pungkasnya.
(Sadam Al-Ghifari/Fakhruddin)
Leave a Reply