JAKARTA– Komisi Hubungan Luar Negeri MUI mengusulkan ada pertemuan ulama Indonesia dan Suriah saat menerima kedatangan Duta Besar Suriah untuk Indonesia, Abdulmonem Anam di Kantor MUI Pusat, Rabu (06/04).
Hadir pada pertemuan tersebut dari MUI antara lain Wakil Sekjen MUI Bidang HLNKI Habib Ali Hasan Bahar, Ketua Komisi HLNKI MUI Bunyan Saptomo, serta Sekretaris Komisi HLNKI MUI Andy Hadianto.
Ketua HLNKI MUI, Bunyan Saptomo memaparkan, MUI ingin melakukan kerjasama dengan Suriah yaitu Majelis Ifta’ Suriah. Bunyan mengatakan, MUI merupakan organisasi besar yang di dalamnya ada perwakilan dari NU, Muhammadiyah, Persis, Mathlaul Anwar, dan organisasi-organisasi keislaman lainnya. Ini membuat MUI sebagai organisasi besar dan harus mengakomodasi semua orams Islam di Indonesia.
Pada pertemuan itu, Sekretaris Komisi HLNKI MUI, Andy Hadiyanto, mengusulkan kepada Dubes Suriah agar ada pertemuan secara daring antara ulama Suriah dengan ulama Indonesia.
Andy mengatakan, tujuan pertemuan itu salah satunya untuk mengarusutamakan Islam wasathiyah di kedua negara. Dengan begitu, maka program kontra radikalisme maupun kontra Islamophobia bisa berjalan dengan baik.
Pertemuan itu, ujar Andy, bertujuan agar ada saling tukar pengetahuan dan pengalaman antar ulama. Latar belakang kedua negara yang berbeda akan saling melengkapi satu sama lain.
Selain itu, di bidang ekonomi, pertemuan tersebut nantinya bisa mendukung konferensi internassional soal produk halal dan ekonomi syariah. Pertemuan tersebut juga bisa membuka kesempatan mendapatkan beasiswa bagi kedua belah pihak.
“Pertemuan secara daring melalui zoom tersebut semoga bisa menyepakati kepentingan kedua belah pihak melalui draft MoU. Sehingga rencana-rencana di atas dapat segera terwujud, ” ujarnya.
Dubes Suriah untuk Indonesia, Abdulmonem, menyambut baik usulan pertemuan ulama dua negara tersebut. Menurutnya, MUI sebagai organisasi besar mampu menjembati perbedaan ormas Islam yang beraneka ragam di Indonesia. (Andy/Azhar)
Leave a Reply