Ajip Rosidi di Mata Tokoh: Bukan Sastrawan Biasa dan Pemikir Islam Luar Biasa

JAKARTA—Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kembali menggelar kajian mengenai tokoh sastrawan, budaya dan Islam. Sebelumnya LSBPI MUI telah mengkaji tokoh Minang Buya Hamka dan KH Sahal Mahfudz yang berasal dari Pati, Jawa Tengah.

Kali ini, LSBPI MUI mengkaji sosok asal Sunda Ajip Rosidi, yang dikenal dengan sebutan kang Aip. Anggota LSBPI MUI, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, mengatakan bahwa sosok Kang Aip merupakan seorang pemikir Islam yang luar biasa dan bukan sastrawan biasa.

‘’Tokoh unik, umum dikenal sastrawan dekat dengan Gerakan Islam sangat kental seperti Pak Nasir, penggerak korps mubaligh Bandung, bukan hanya sekadar sastrawan biasa,’’ kata pria yang juga Ketua PP Persis Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan, dikutip MUIDigital, Senin (25/4).

Tiar mengenang sosok Kang Aip sebagai penulis biografi M.Natsir yang sangat luar biasa. Dia juga menilai, sosok Kang Aip merupakan sastrawan yang genius dan brilian yang pernah dimiliki oleh Indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, Wildan Hasan menceritakan awal perkenalannya dengan Kang Aip saat membaca karyanya yang menulis biografi tentang M. Natsir. Padahal, beliau lahir dan tinggal belasan tahun di Majalengka, Jawa Barat, yang menjadi daerah asal Kang Aip.

Menurutnya, hal ini menjadi ironi dan permasalahan pada generasi sekarang yang kurang mengenal sejarah dengan tokoh daerah.

‘’Problem generasi sekarang terkait hubungan intelektual hubungan sejarah dengan tokoh bersejarah ini,’’ ujarnya.

Meskipun sekarang ini, ia telah membaca dan mengoleksi beberapa buku karya Kang Aip Rosidi di antaranya Hidup Tanpa Ijazah, Lekra Bagian dari PKI, Surat-surat ti Jepang, Haji Hasan Jeung Karya-karyana, dan Budak Sunda dan Harimau Sunda. Bahkan, ia berencana membuat rumah kebudayaan Kang Aip di Majalengka.

Sastrawan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Mochammad Irfan menilai, sosok Kang Aip memiliki puisi naratif yang luar biasa, terutama tentang kebobrokan masyarakat dan aparatnya.

’’Puisi naratif Kang Aip luar biasa tentang kebobrokan masyarakat. Perminitif mulai dari masyarakat dan aparatnya, mulai dari budaya koropsi,’’ tuturnya.

Selain itu, Kang Aip juga dinilai sebagai seorang yang sangat berintegtitas dalam kejujuran, terutama terkait dengan plagiasi. Mochammad Irfan yang bertemu dengan Kang Aip saat disertasi ini melihat Kang Aip begitu ekpresif.

Ia juga penggemar hasil karya Kang Aip. Salah satunya novel yang ditulis oleh Kang Aip tentang Perjalanan Penganten. Menurutnya, novel ini sangat bagus karena seperti auto biografi tetapi dalam bentuk novel. (Sadam Al Ghifary/Angga)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia