JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong para artis dan orang yang ahli membuat film (sineas) untuk memproduksi film anak yang bernilai Islami.
Hal ini disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin, saat menerima audiensi dari DNA Prodaction di Aula Buya Hamka, Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2022) lalu.
Kiai Jeje juga menyampaikan apresiasi terhadap film anak religius. Salah satunya hasil produksi DNA Prodaction yaitu Kun Anta.
“Apresiasi terhadap muncul film ini. Catatan sebagai rasa kegembiraan semoga mendapat apresiasi dari MUI, berdasarkan pesan yang disampaikan dalam film ini,” kata kiai Jeje kepada MUIDigital, Sabtu (11/6/2022).
Kiai Jeje menuturkan, Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI juga memiliki program LSBPI award untuk memberikan penghargaan terhadap seni budaya dan peradaban Islam. “Kategori sastra, musik, film, dan ornament Islam,” tambahnya.
Kiai Jeje menilai, dakwah dalam dunia film Kun Anta memiliki makna yang sangat besar dalam mengkampanyekan dakwah lapangan.
Wakil Ketua Umum PP Persis ini menambahkan, yang dimaksud mangkampanyekan dakwah lapangan ini adalah mengkampanyekan dakwah yang mencintai lingkungan dan memberikan penghargaan terhadap satwa.
Sementara itu, Ketua LSBPI MUI, Habiburrahman El Shirazy berharap film ini bisa menembus 10 juta penonton sehingga, kata pria yang akrab disapa Kang Abik ini, bisa tampil di box office.
Kang Abik juga berharap, akan muncul film-film anak yang lain. Cerita yang mengangkat tentang anak sangat jarang.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh LSBPI untuk mendongkrak cerita anak adalah dengan melakukan lomba cerita pendek atau cerpen.
Pada saat itu, kata kang Abik, diikuti 500 peserta dan bekerja sama dengan Republika. Sebanyak 20 pemenang dalam lomba cerpen ini akan diterbitkan oleh Republika.
Selain itu, penulis novel “Ayat-ayat Cinta” dan “Ketika Cinta Bertasbih” ini mendorong agar membuat film tentang back groud pesantren yang harus dibuat dengan bagus.
“Karena pesantren juga perlu menembus kalangan orang kaya. Kita harapkan DNA menjadi dengan nama Allah,” kata kang Abik.
Pada kesempatan yang sama, Direktur DNA Rina Novita menjelaskan, Kunta Anta artinya jadilah dirimu sendiri. “Film ini sebagai film dunia anak. Film anak sangat jarang,” kata dia.
Rina mengungkapkan, proses shooting film ini mengundang para penonton untuk menyaksikan shooting dari film ini. Bahkan, para penonton yang datang berasal dari berbagai daerah.
Rina mengatakan, proses shooting film Kun Anta berada di pesantren Sukabumi, air terjun dan lingkungan hutan.
Selain itu, Rina menjelaskan bahwa film ini mendatangkan orangutan karena film ini memiliki pesan untuk menyayangi binatang.
“Ada dramatisasi dengan adegan yang menggambarkan keharuan tersendiri. Dibuka dengan adzan, juga doa oleh keluarga Kong Hu Chu. Ditutup dengan Quran untuk menyangi lingkungan,” ungkapnya.
Kunta Anta sendiri telah beredar dalam film serial TV dan sudah mencapai 223 episode. (Sadam Al-Ghifari, ed: Nashih)
Leave a Reply