Makassar, muisulsel.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, melalui Komisi Dakwah, menyampaikan nasihat tentang pengentasan kemiskinan di Sulsel. Nasihat MUI Sulsel di sini sifatnya mengajak ke arah perubahan lebih baik, mengingatkan, dan saling membangun.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel,
Dr H Usman Jasad MPd, mengatakan, untuk mengubah kehidupan masyarakat ke arah yg lebih baik, Allah berfirman, Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu merubah dirinya sendiri (Qs Ar Rad: 11).
Menurut Usman Jasad, orang yang harus berubah ialah, pertama, pemimpin.
“Mereka harus mengutamakan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi. Pemimpin juga harus mampu mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia dan diperuntukkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat,” kata Usman Jasad kepada muisulsel.com, Rabu (22/6/22).
Kedua, lanjut Usman, yang harus berubah ialah rakyat. “Masyarakat harus mengubah pola pikirnya. Tidak boleh malas. Mereka harus bekerja dan disiplin.”
Ketiga, pendidikan. Perlu perbaikan pendidikan untuk sejahtera. Pemerintah harus membuka akses bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Pemangku dunia pendidikan juga harus mengubah kurikulum ke arah penanaman pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
BACA JUGA:
MUI Sulsel dan Disdik Pemprov Teken MoU Pengentasan Buta Aksara Alquran
Ini Masalah Uang Panai yang Dirumuskan Tim Fatwa MUI Sulsel
Ulah Brutal Masih Terjadi, MUI Sulsel Ingatkan Maklumat Adab Mengantar Jenazah
Usman mengutarakan, modal paling penting untuk meraih semua hal tersebut di atas yaitu ketaqwaan kepada Allah Subhana wa taala.
Pemimpin dan rakyat harus bertakwa dan dekat dengan Allah sebagai dzat yang mengatur kehidupan ini.
Allah berfirman: Sekiranya penduduk suatu negeri itu beriman dan bertaqwa, maka pastilah kami turunkan berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka akibat apa yang mereka kerjakan. (Qs Al A’raf :96).
Jeneponto, Pangkep, dan Luwu
Data angka kemiskinan Kabupaten Jeneponto masih tertahan di posisi nomor satu Sulawesi Selatan. Data berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel per Maret 2022.
BPS merilis, seperti dipublikasikan fajar.co.id, Jeneponto urutan teratas dengan persentase 14,28 persen. Kemiskinan tertinggi kedua yakni Kabupaten Pangkep dengan persentase 14,28 persen.
Ketiga, Kabupaten Luwu Utara 13,59 persen, disusul Kabupaten Luwu 12,52 persen, dan kelima yaitu Kabupaten Enrekang 12,47 persen.
Angka kemiskinan Jeneponto terbilang sering. Misal saja, selama periode kedua Iksan Iskandar jadi bupati, Jeneponto secara beruntun berperingkat kemiskinan tertinggi nomor wahid.
Data BPS pada 2019, angka kemiskinan Jeneponto tercatat 54 ribu jiwa, 2020 terdata 53 ribu jiwa, dan 2021 sebanyak 52 ribu jiwa. Angka persentasenya di kisaran 14 persen dari jumlah penduduk.
Persentase kemiskinan Jeneponto mencapai 14,88 persen sesuai data 2019. Angka ini diklaim berada di atas rata-rata angka kemiskinan Sulsel yaitu 8,69 persen. Pula di atas rata-rata nasional 9,82 persen.
BPS Sulsel dua kali merilis angka kemiskinan dalam setahun: rilis bulan Maret dan September.
BPS: Angka Kemiskinan Sulsel Turun
Kepala BPS Sulsel Suntono, Sabtu (11/6/2022), mengatakan, data per September 2021, angka kemiskinan di Sulsel turun.
Dikutip dari sindonews.com, Senin 13 Juni 2022, pada Maret 2020 angka kemiskinan Sulsel 8,72 persen. Pada bulan September 2020 berada pada angka 8,99 persen. Naik.
Data BPS pada tahun 2021, angka kemiskinan Sulsel turun. Pada bulan Maret kemiskinan tercatat 8,78 persen dan bulan September berada pada angka 8,53 persen.
Jika dibandingkan Maret 2021, angka tersebut menurun 0,25 persen poin dan menurun 0,46 persen poin dibandingkan September 2020.(BPS Sulsel/Fajar/Sindo/muisulsel/Irfan/ile)
The post Nasihat Komisi Dakwah MUI dan Angka Kemiskinan Sulsel appeared first on MUI SULSEL.
Leave a Reply