JAKARTA — Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin, membuka secara resmi acara Multaqa, FGD, dan Rakornas LSBPI-MUI 2022, di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta, Selasa (2/8).
Pada sambutannya, Kiai Ma’ruf menyampaikan selamat dan mengapresiasi MUI, khususnya LSBPI-MUI, yang telah mengadakan acara yang menurutnya sangat penting ini.
“Rangkaian kegiatan kali ini menoreh sejarah baru bagi MUI, untuk pertama kalinya MUI menggelar pertemuan atau multaqa seniman dan budayawan muslim se-Indonesia yang dikemas secara luring dan daring,”ujarnya.
Kiai Ma’ruf mengatakan bahwa FGD dalam acara ini sekaligus menjadi rintisan menuju kongres kebudayaan umat Islam yang akan diadakan pada tahun 2023.
“Dengan harapan mampu melahirkan strategi kebudayaan bagi umat dan bangsa untuk menjawab tantangan zaman yang penuh dengan disrupsi,”harapnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Ma’ruf juga menyampaikan hadis Nabi yang diriwayatkan Bukhari-Muslim.
Dalam hadis itu, kata Kiai Ma’ruf, Nabi meminta Hasan bin Tsabit ra. agar merangkai syairnya untuk menumbangkan kepongahan para penyair musyrikin yang saat itu sangat gencar menghina dan melecehkan Allah dan Rasul-Nya.
Menurutnya, ini bukan hanya penghargaan dari Rasulullah untuk Hasan bin Tsabit, namun juga doa dari Nabi untuk semua penyair, sastrawan, seniman, dan budayawan muslim yang menulis dan menciptakan karyanya untuk membela Allah dan Rasul-Nya serta membela kebajikan dan kebenaran.
Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf memaparkan bahwa pada kenyataannya, tidak sedikit para dai dan mubaligh muslim yang merupakan seniman ulung atau paling tidak menggunakan seni sebagai perantara dakwah.
Begitupun sebaliknya, imbuh Kiai, banyak seniman yang sejatinya adalah dai atau memiliki fitrah sebagai penyeru kebajikan.
Misalnya Buya Hamka, Ketua Umum MUI pertama merupakan seorang ulama yang juga pujangga. Atau Asep Sunandar Sunarya dalam wayang goleknya yang terkenal di tanah Pasundan, sering menyelipkan dakwah dalam lakon yang dipentaskannya.
“Banyak juga kita temukan karya-karya sastrawan dan budayawan, seperti puisi, cerpen ataupun novel yang sarat akan nilai dakwah,” ujarnya.
Kiai Ma’ruf juga menyampaikan bahwa Multaqa ini bukan hanya hajat LSBPI-MUI, tapi pada sejatinya merupakan hajat besar bagi para seniman dan budayawan Islam di Indonesia.
“Di dalam Multaqa ini, saya berharap, tercipta sinergi antar seniman dan budayawan muslim untuk membentengi bangsa ini dari budaya-budaya destruktif, sekaligus tercipta kekuatan kreatif yang melahirkan banyak gagasan dan karya bagi bangsa ini,”ujarnya.
Sekjen Majelis Hukama Muslim yang diketuai langsung oleh Grand Syekh al-Azhar, lanjutnya, pernah menyatakan bahwa sudah saatnya dunia Arab belajar toleransi dari kehidupan yang hamonis kepada umat Islam di Indonesia.
“Kehidupan yang harmonis di tanah air kita antara lain juga ada peran dari para seniman, sastrawan, dan budayawan,”ungkapnya.
Terakhir, Kiai Ma’ruf berharap para seniman dan budayawan Indonesia memilih roh dakwah seperti Hasan bin Tsabit ra., sehingga akan mendapatkan berkah doa Rasulullah SAW. (Ilham Fikri/Angga)
Leave a Reply