JAKARTA— Sekretaris Lembaga Seni, Budaya, dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI, Tiar Anwar Bachtiar, menyebut bahwa Syaikh Yusuf Qaradawi menawarkan pemikiran untuk meletakkan sejarah Islam lebih proporsional.
Dalam salah satu karyanya yang berjudul Tarikhuna al Muftaro ‘Alaih), Yusuf Qaradawi berupaya mengajak pembacanya agar tidak mengawali membaca sejarah Islam dengan pandangan negatif. Ia mencontohkan dalam kasus Bani Umayyah, banyak sekali narasi sejarah yang memandang buruk tentang Bani Umayyah.
“Seolah-olah sejarah Islam itu buruk sekali, seolah-olah yang namanya Bani Umayyah itu tidak ada baik-baiknya, konflik para sahabat seolah membuat kita menjadi tidak perlu lagi mengambil pelajaran dari mereka,” ungkap Tiar Anwar memaparkan pemikiran Yusuf Qaradawi dalam diskusi Historiografi Sejarah Islam, Ahad (02/10).
Dalam kegiatan yang digelar LSBPI MUI itu, Tiar menambahkan, pemikiran Yusuf Qaradawi itu memiliki landasan kuat karena beliau begitu mendalami sejarah Islam. Setidaknya ada 200 buku Yusuf Qaradawi yang berisi analisis sejarah Islam.
“Ini menandakan bahwa Syaikh Yusuf Al Qaradawi adalah orang yang sangat paham dengan sejarah Islam, ” ujar Doktor Sejarah Universitas Indonesia itu.
Tiar memaparkan, pandangan Yusuf Qaradawi itu mampu menempatkan sejarah Islam secara lebih proporsional. Banyak pula kebaikan-kebaikan dalam sejarah peradaban Islam yang perlu diungkap.
“Kejelekannya ada, tapi itu tidak dominan, lebih dominan kebaikannya. Inilah maksud beliau ketika menulis buku Tarikhuna al-Muftaro Alaih yang bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Distorsi Sejarah Islam, ” pungkasnya. (Sadam Al-Ghifari/Azhar)
Leave a Reply