Sambutan

Assalamu’alaikum,
Selamat Datang di Darul Funun El-Abbasiyah

Darul Funun El-Abbasiyah (DFA) adalah salah satu institusi pendidikan Islam bersejarah di Indonesia. Termasuk salah satu dari Sumatera Thawalib yang sangat berpengaruh pada sejarah pergerakan awal revolusi Indonesia (The Kaum Muda movement), yang kemudian menghasilkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah pergerakan revolusi awal Indonesia.

Darulfunun memulai aktifitasnya pada tahun 1920 oleh Syekh Abbas Abdullah dengan nama Sumatera Thawalib Padang Japang, kemudian berganti nama menjadi Darulfunun El-Abbasiyah pada tahun 1931 dikarenakan Syekh Abbas tidak mau pendidikan dibayang-bayangi oleh Politik. Sumatera Thawalib Padang Japang juga mengkordinasikan beberapa sekolah Thawalib di sekitar Payakumbuh dan Lima Puluh Kota. Beberapa sekolah Thawalib yang dikordinasikan adalah Sumatera Thawalib Situjuh Bandar Dalam dan Air Tabit dibawah asuhan Syekh Mustafa Abdullah dan Sumatera Thawalib Banuhampa dibawah asuhan Syekh Abbas Abdullah sendiri. Sekolah di Padang Japang ini pada awalnya adalah surau yang dirintis pada tahun 1854 dengan nama Pengajian Surau Gadang oleh Syekh Abdullah “Datuk Jabok” (1830-1903) dan kemudian setelah beliau meninggal surau ini sempat vakum dan kemudian dilanjutkan oleh salah seorang anak beliau Syekh Abbas Abdullah “Beliau Ketek” (1883-1957) setelah beliau kembali dari perantauannya di haramain, dimasa beliau ini reformasi-reformasi sistem pendidikan dan modernisasi pergerakan & pendidikan islam terjadi.

Pada masa keemasannya DFA dikenal sebagai satu-satunya ataupun pionir terdepan yang merintis pengajaran pengetahuan agama dan umum, yang menjadikannya magnet bagi pelajar-pelajar dari penjuru sumatera, tanah air dan hingga semenanjung melayu (Pattani, Malaysia, Mindanao, dsb.).

Pola pengembangan pendidikan sains dan agama ini kemudian disebarkan dan dikembangkan oleh siswa didiknya, tercatat Buya Zainuddin Labay dengan Diniyah School Padang Panjang yang kemudian dikembangkan kembali oleh K.H. Imam Zarkasyi dengan Gontor dan Rahmah El-Yunusiah dengan Diniyah Putri, di Kabupaten Lima Puluh Kota sendiri berkembang Training College oleh Buya Nasruddin Thaha yang juga penyusun UU Perkawinan Republik Indonesia, Buya Zainuddin Hamidy dengan Ma’had Islamy Payakumbuh, KH Sulaiman Rasyid guru besar Fikih UIN Yogyakarta dan masih banyak lainnya.

Setelah sempat luluh lantak dan tidak terurus akibat perang yang berkepanjangan, kehilangan dokumen dan catatan-catatan sejarah, saat ini DFA setapak demi setapak dibangun kembali dengan usaha dan bantuan para dermawan dan sukarelawan sekalian (semoga Allah melimpahkan kelapangan rezki bagi saudara-saudara sekalian), baik dari ninik mamak, orang nagari, keluarga besar Syekh Abdullah, para alumni, dan para hamba-hamba Allah yang insyaallah dirahmati-Nya.

Saat ini, tantangan lokal maupun global yang harus dihadapi masyarakat Indonesia semakin kompleks, sehingga membutuhkan SDM-SDM multidimensional yang tidak hanya berkualitas secara IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tetapi juga IMTAK (Iman dan Takwa), yang menguasai bidangnya dan juga berpegang teguh terhadap nilai-nilai keagamaan yang luhur, yang ditekankan oleh Islam.

Dengan dijiwai oleh semangat untuk turut bertanggung jawab menghasilkan SDM-SDM berkualitas, Darul Funun El-Abbasiyah bertekad untuk terus berkembang dan menghasilkan SDM-SDM berkualitas yang insyaallah bermanfaat bagi masyarakat, dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Insyaallah Darul Funun El-Abbasiyah senantiasa terjaga keistiqomahannya serta terpeliharanya langkah-langkahnya pada jalan yang diridhoi Allah, amin.

Wassalamu’alaikum
an. Yayasan Darul Funun El-Abbasiyah
Tan Abdullah A Afifi, ST MT (Nadzir Wakaf Darulfunun)

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia