Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menilai kepemimpinan perempuan di Indonesia semakin penting terutama dalam membangun negara. Karena itu, pada Kamis (12/12) Komisi PRK MUI menggelar workshop kepemimpinan perempuan lintas agama.
Hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan ormas perempuan masing-masing agama. Pembicara dari ormas perempuan Islam diwakili Mursyidah Thahir, dari Kristen Evi Parsky Kawet, dari Katolik Lusia Willar, dari Hindu Ketut Oka Harmini, dari Budha Tristina Handjaya, dan dari Khonghucu Leliany Lontoh.
Masing-masing pembicara tersebut menyuarakan tentang model kepemimpinan perempuan di masing-masing agama. Di dalamnya juga terungkap ciri khas menarik dari masing-masing agama.
Ketua Komisi PRK MUI Pusat, Azizah menyampaikan bahwa workshop kepemimpinan perempuan lintas agama ini salah satunya bertujuan mensinergikan organisasi perempuan lintas agama di Indonesia. Selama ini dia menilai kondisi organisasi perempuan agama satu dengan yang lain sudah berjalan damai dan harmonis. Namun, kondisi itu menurutnya perlu diperkokoh lagi dengan sinergi dalam penyelenggaraan program seperti saat ini.
“Kita dalam forum ini ingin memahami kekhasan Organisasi Kemasyarakatan perempuan lintas agama, mengetahui peran dan kedudukannya, meningkatkan pengetajuan tentang pola kepemimpinan perempuan di dalamnya,” ujarnya, Jumat (13/12) saat dihubungi mui.or.id.
“Kita juga ingin memperkuat kerjasama dalam bidang sosial keagamaan dengan organisasi kemasyarakatan perempuan lintas agama,” imbuhnya.
Dosen UIN Jakarta ini menambahkan, workshop ini akan menghasilkan buku bertema kepemimpinan perempuan lintas agama di Indonesia.
“Buku itu selanjutnya akan disosialisasikan kepada organisasi peserta workshop,” katanya.
Workshop bertema Kepemimpinan Organisasi Kemasyarakatan Perempuan Lintas Agama di Indonesia ini dihadiri 100 peserta yang mewakili organisasi perempuan lintas agama. (Azhar/Thobib)
Leave a Reply