Mengapa Rehabilitasi Pecandu Napza Gagal? Ini Penyebabnya Menurut Pakar

JAKARTA— Tidak sedikit dari para pecandu penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza) yang sudah melewati tahap rehabilitas kembali terjerumus dalam lingkaran narkoba lagi. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Menurut Sekretaris 1 Ikatan Konselor Indonesia, Ifdil, SHI, S,Pd, MPd, PhD, Kons, hal ini disebabkan karena pemilihan metode rehabilitas yang kurang tepat. Dia menyarankan pemilihan metode rehabilitas baiknya disesuaikan dengan level nafs (nafsu) pada setiap individu.

“Dalam penyembuhan kasus kecanduan napza ini harus menggunakan metode yang tepat. Bisa menggunakan konseling, ada juga yang menggunakan langkah psychotherapy. Ini disesuaikan dengan level nafs masing-masing individu,” kata Ifdil dalam FGD Virtual Seri II Ganas Annar MUI pusat via Zoom, Rabu (7/10) pagi.

Dia menyebutkan ada empat tingkatan nafs yang terlebih dahulu harus diidentifikasi dalam diri pecandu narkoba sebelum dilakukan rehabilitasi. Keempat tingkat nafs tersebut adalah nafsu ammarah, nafsu lawwamah, nafsu mulhamah, dan muthmainnah.

Ifdil menjelaskan, nafsu amarah bisa disebut dengan ego, atau api. Amarah merupakan nafsu yang paling rendah, paling buruk dan paling jahat tingkatannya dibandingkan dengan nafsu-nafsu yang lainnya.

Yang kedua adalah nafsu lawwamah, yaitu nafsu yang cepat menyadari perbuatannya, baik perbuatan terpuji maupun menyesali perbuatan tercela. Yang ketiga adalah nafsu mulhamah. Nafsu ini mempunyai sifat rendah hati terhadap sesamanya dan selalu merasa rendah diri dihadapan Tuhannya.

Terakhir adalah nafsu muthmainnah. Nafsu muthmainnah ini biasanya ditandai dengan sifat yang sabar, selalu ingin beribadah terus menerus sehingga urusan yang lainnya sering terlupakan.

Menurut Ifdil, setelah ditemukan indikasi tingkatan nafs yang dimiliki seseorang, barulah langkah pemilihan treatment akan dilakukan. “Adalah tidak mungkin jika seseorang dengan tingkat nafs amarah diberi rehabilitas ceramah atau ngaji. Jadi memilih treatment harus sesuai kebutuhan nafs nya,” ujar Ifdil.

Treatment yang paling utama diberikan kepada pecandu Napza adalah penanaman konsep ruhani. Memberi makan spiritualitas nafs adalah cara terbaik untuk meningkatkan level nafs sampai pada tingkatan muthmainnah. “Ini bisa dilakukan dengan cara penanaman kerohanian namun harus disesuaikan dengan kebutuhan nafsnya,” ujar dia (Nurul/Nashih)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia