Tim Majalah MUI Sumut Kunjungi Pesantren Tertua di Sumatera Utara

tim-majalah-mui-sumut-kunjungi-pesantren-tertua-di-sumatera-utara

muisumut.com, Penyabungan, Tim Majalah MUI Sumut berkunjung ke pesantren Musthaffawiyah yang merupakan pesantren bersejarah dan tertua di Sumatera Utara, yang berlokasi di Desa Purba Baru, Kab. Mandailing Natal, Rabu (2/2).

Pesantren ini berumur sekitar 110 tahun terhitung sejak berdirinya pada 12 November 1912.

Didampingi H. Alwin Tanjung, M.Th (Kabid Infokom MUI Madina) sekaligus pengajar di pesantren tersebut, tim Majalah MUI Sumut pun tiba di pesantren Mustafawiyyah dan disambut oleh guru dan fokir serta fayatat (sebutan untuk santri dan santri).

Kepada ayah Mukhlis selaku perwakilan dari pesantren Musthafawiyah, Tim infokom yang melalui  Dr. Akmaluddin, M. Hum selaku Kabid Infokom MUI Sumut menyampaikan bahwa kedatangan Tim  bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang pesantren Musthafawiyah dan akan dituliskan di Majalah Media Ulama MUI Sumut Periode pertama di tahun 2022

“Kita ingin mendapatkan informasi tentang pesantren tertua ini dan akan dipublikasikan di Majalah Media Ulama MUI Sumut periode pertama di tahun 2022 serta channel youtube MUI Sumut” ucapnya.

Mendengar hal tersebut, Muklis mengatakan bahwa suatu kehormatan bisa dikunjungi oleh perwakilan dari MUI Sumut

“Kedatangan MUI Sumut merupakan kehormatan bagi pesantren Mustafawwiyah, sebab MUI merupakan kumpulan ulama dan masih menyempatkan untuk datang ke pesantren kami ini,” ungkapnya.

Mukhlis mengatakan bahwa saat ini pesantren mustafawwiyah merupakan pesantren dengan santri terbanyak yakni sekitar 15.000santri dan 290 pengajar beserta staf administrasi.
Bukan hanya dari Indonesia, pesantren ini juga memiliki santri dari negeri jiran Malaysia.

Lebih lanjut, Mukhlis mengaku bahwa perbedaan santri pesantren Mustafawiyah dengan pesantren lainnya yaitu kebebasan kepada santri dalam membentuk karakter kepribadian para santri.

“Aturan kami disini bisa dikatakan tak seketat pesantren lain. Yang paling pokok adalah jangan melenceng dari syariah. Selebihnya kami membimbing dengan terus memotivasi para santri sehingga santri merasa dekat dengan kami para pengajar. Kira-kira ada yang melampaui batas, kami nasehati dan terus kami bina dengan memberikan nasihat yang sifatnya persuasif”, akuinya.

Dari metode pembelajaran, pesantren Musthafawiyah memang lebih mengedepankan santrinya untuk menguasai kitab kuning dan ilmu tauhid

“Kami tidak memaksa santri kami untuk dapat belajar bahasa asing. Yang jelas dasarnya kami ajarkan, jika ada yang berminat untuk mendalami maka pengajar kami siap membimbing para santri”, ucap Mukhlis.

Diakhir pertemuan, Tim Majalah Media Ulama MUI Sumut memberikan plakat dan majalah Media Ulama MUI Sumut periode 2021 secara simbolis kepada pesantren Musthafawiyah sebagai buah tangan dari MUI Sumut.

Usai melihat langsung pesantren tertua itu, Tim Majalah MUI Sumut juga menziarahi makam Syekh Mustafa Husein Nasution selaku pendiri pesantren Musthafawiyah.



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia