FOKUS, muisulsel.com — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Prof DR KH Najamuddin MA berharap umat Islam tidak mempermasalahkan perbedaan penentuan awal Ramadan 1443 Hijriyah. Hal ini disampaikan di sela konferensi pers di Sekertariat MUI Sulsel, Jumat (18/3/2022).
Sedangkan MUI Sulsel menunggu hasil keputusan sidang Isbat Kementerian Agama untuk penentuan 1 awal Ramadan 1443 hijiriah tahun 2022.
“Setelah kita lakukan pertemuan di kantor Kementerian Agama di Makassar dengan beberapa organisasi Islam, sudah mengambil keputusan bahwa tetap kita menunggu sidang Isbat,” ujarnya.
Menurutnya, memang dalam penentuan 1 Syawal dan 1 Ramadan penentuan dengan metode masing-masing-masing, ada cara Rukyatul Hilal dan Hisab. Rukyat dengan pengamatan langsung naiknya bulan sedangkan Hisab mengandalkan ilmu astronomi melalui teknologi.
Ia menjelaskan, dari pengalamannya selama tinggal di Mesir, sesuai hasil riset Universitas Al-Azhar, memakai cara hisab dengan menggunakan kemajuan teknologi dan bisa ditentukan secara ilmiah.
Untuk metode hisab itu punya berbagai cara, namun biasanya punya perbedaan hasil perhitungannya sehingga menjadi pertanyaan. Karena adanya perbedaan belum bersatu hasilnya, maka diambil keputusan kembali pada asal, Rukyat.
Sementara itu, Wakil Ketua MUI Sulsel DR KH Mustari Bosrah MA menambahkan, MUI merupakan mitra dari pemerintah tentu mengikuti keputusan pemerintah soal penentuan awal Ramadhan pada awal April nanti.
Kendati ada organisasi Islam yang terhimpun dalam MUI saat pertemuan ada yang tidak ikut pemerintah, pihaknya tetap menghargai perbedaan dengan menjunjung tinggi rasa toleransi.■ Irfan
The post MUI Sulsel Harap Umat Toleransi Sikapi Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan appeared first on MUI SULSEL.
Leave a Reply