Oleh : KH Sholahuddin Al-Aiyub, Ketua Panitia Pengarah Kongres Halal Internasional dan Ketua MUI Bidang Ekonomi Syariah dan Halal
Mulai hari ini, Selasa 14 Juni 2022 sampai Jumat 18 Juni, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan MUI Pusat, MUI Provinsi Bangka Belitung, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Bangka Belitung, mempunyai gawe besar. Kongres Halal Internasional pada 14-18 Juni di Bangka Belitung.
Kegiatan ini tentu mempunyai relevansi dan tujuannya yang sangat strategis. Dengan mengangkat tema “Akselerasi Peningkatan Kontribusi Produk Halal dan Pariwisata Halal dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Produsen Halal Dunia” kongres ini merupakan salah satu bentuk dukungan MUI kepada pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia.
Agenda Kongres ini salah satunya untuk menyongsong apa yang sudah dicanangkan pemerintah, bahwasanya pada 2024 nanti Indonesia akan menjadi pusat halal dunia.
Sebagaimana kita ketahui bersama Indonesia adalah negara besar yang sangat potensial menjadi leader dalam produk halal dan wisata Islam. Kita punya sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia unggul yangg mumpuni. Kita juga mempunyai jumlah penduduk Muslim terbesar dunia yang sangat potensial menjadi market produk halal. Kita punya tujuan wisata yang melimpah, pantai, gunung, konservasi alam, tempat bersejarah, dan sebagainya.
Kita kutip misalnya Data Global Islamic Economy Report 2020/2021 yang menyebutkan bahwa pengeluaran konsumen Muslim untuk makanan dan minuman halal, farmasi dan kosmetik halal, serta pariwisata ramah Muslim dan gaya hidup halal pada 2019 mencapai nilai 2,2 triliun dolar AS. Sementara konsumsi produk halal Indonesia pada 2019 mencapai 144 miliar dolar AS.
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai konsumen terbesar di sektor ini. Sedangkan dalam sektor pariwisata, Indonesia menduduki posisi ke-6 dunia dengan nilai transaksi sebesar 11,2 miliar dolar AS. Pada sektor busana Muslim, total konsumsi di Indonesia mencapa 16 miliar dolar AS dan sektor farmasi dan kosmetika halal Indonesia menempati peringkat ke-6 dan ke-2 dengan total pengeluaran masing-masing 5,4 miliar dolar A dan 4 miliar dolar AS.
Pemerintah sudah mencanangkan road map Indonesia sebagai produsen halal terkemuka dunia pada 2024 nanti. Kelompok masyarakat dan pegiat halal juga banyak. Karena itu, yg dibutuhkan ialah sinergi (at-tansiq), kolaborasi (at-ta’awun), saling penguatan (at-taqwiyah) para pemangku kepentingan, pelaku industri, pegiat, dan masyarakat luas dalam rangka mendorong segera terwujud indonesia sebagai produsen halal terkemuka di dunia.
Berangkat dari fakta inilah ada dua isu penting dalam KHI 2022 ini yaitu isu terkait halal dan juga pariwisata halal. Dua hari pertama, kegiatan akan difokuskan di Bangka Belitung dengan membicarakan hal-hal strategis terkait dengan halal dan pariwisata halal.
Pada hari selanjutnya, rangkaian acara akan didistribusikan di kabupaten kota Bangka Belitung. Hal tersebut sekaligus sebagai promosi terkait objek pariwisata halal dan perkembangan UMKM halal yang ada di Bangka Belitung. Tujuan utama diselenggarakannya acara ini adalah untuk melakukan konsolidasi dengan para stakeholder, baik itu pemerintah maupun para pelaku ataupun pegiat halal.
Agenda Kongres halal Internasional ini merupakan salah satu agenda yang sangat penting, karena nantinya para pelaku dan juga pegiat halal akan bertemu langsung guna mengambil kebijakan terkait halal maupun pariwisata halal. Hal-hal yang selama ini menjadi kurang jelas bisa dikonsolidasikan dan hal-hal yang perlu dikonsolidasikan di forum ini akan dikonsolidasikan.
Keterlibatan peserta dari dalam dan luar negeri pun menjadi niscaya dan sangat krusial dalam agenda KHI kali ini. Peserta terdiri dari komisi fatwa seluruh Indonesia, pegiat halal seluruh Indonesia, LPPOM seluruh Indonesia, lembaga pemeriksa hah seluruh Indonesia, para pemangku kepentingan halal dan pariwisata halal seluruh Indonesia, serta lembaga sertifikasi halal Internasional.
Kehadiran peserta KHI 2022 dari luar negeri dipandang sangat penting. Industri halal dan pariwisata halal luar negeri sangat erat kaitannya dengan perkembangan umat Islam dan bangsa lain di dunia. Sebab, industri halal maupun pariwisata halal juga menjadi perhatian masyarakat dunia yang bukan Islam.
Harapannya, KHI 2022 ini akan menghasilkan dan menetapkan Resolusi Halal Dunia. Resolusi Halal Dunia tersebut bisa menjadi pengikat moral serta menguatkan komitmen seluruh kepentingan. Baik industri halal, produsen halal, maupun pariwisata halal di Tanah Air dan dunia akan terikat dengan komitmen tersebut.
Resolusi ini akan menjadi panduan dan inspirasi bagi semua pihak yang ingin mengembangkan halal dalam berbagai aspek. Pembahasan dan penetapan Resolusi Halal Dunia ini akan melibatkan 30 peserta yang mewakili berbagai unsur mulai dalam sampai luar negeri. Resolusi ini tentu menjadi harapan kita bersama untuk saling sinergi lintas lembaga, kementerian, baik di dalam dan luar negeri, bersama-sama mewujudkan industri halal yang tidak hanya positif di kehidupan dunia tetapi juga bernilai ibadah. Selamat berkongres.
Leave a Reply