Bulukumba, muisulsel.com – Nabi Muhammad saw pernah bersabda, Al Ulama’ Waratsatul Anbiya, ulama itu adalah Pewaris Para Nabi.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bulukumba telah resmi terbentuk. Hal ini ditandai dengan pelantikan Para Pengurus MUI Bulukumba yang di nahkodai Drs. KH. Tjamiruddin, M.Pd.I yang merupakan Ketua Umum MUI Bulukumba incumbent untuk masa bakti 2022-2027.
Pelantikan MUI Bulukumba dipimpin langsung oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan AG. Prof. Dr. KH. Najamuddin, Lc., MA. Dimana SK MUI Sulsel dibacakaan langsung oleh Sekretaris Umum MUI Sulsel Dr. KH. Muammar Baru, Lc, MA di aula kampus STAI Al Ghazali Bulukumba, Ahad (25/09/2022)
Pelantikan dan pengukuhan pengurus tersebut mengusung tema “Konsolidasi dan Sinergi Ulama & Umara Dalam Menjaga Umat Melalui Islam Wasatiyah di Bumi Panrita Lopi. Selain Pengurus MUI Sulsel, Pelantikan komisi-komisi yang diSKkan oleh MUI Sulsel juga rangkaian di dalamnya.
Dalam Pembacaan naskah surat keputusan tersebut susunan pengurus MUI Bulukumba terdiri dari 8 komisi, antara lain; Komisi Fatwa, Komisi Ukhuwah Islamiyah, Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, Komisi Pendidikan dan Kaderisasi, Komisi Pengkajian Penelitian dan Pemberdayaan Ekonomi, Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga, Komisi Komunikasi Informasi dan Pemeliharaan Dokumen, dan terakhir Komisi Hubungan Antar Umat Beragama.
Mengawali sambutan perdananya Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Bulukumba mengatakan bahwa konsep yang dilakukan oleh MUI Bulukumba yaitu memanfaatkan dai-dai muda dari berbagai Ormas. “Kami merekrut para dai muda dari berbagai ormas dan kami berpesan agar para Dai tidak mengangkat pembahasan-pembahasan bid’ah pada ceramah-ceramah umum sebab ini adalah hal yang sensitif,” tuturnya.
Kami pun telah mengajak salat subuh berjamaah pada masyarakat baik dari POLRI, TNI maupun lainnya dan masjidnya berpindah-pindah sehingga salat subuh itu sama ramainya dengan salat Jumat.
Di sisi lain, Ketua Umum MUI Sulawesi Selatan juga mengatakan dalam sambutannya bahwa MUI harus sensitif terhadap isu-isu yang berkembang dalam masyarakat dan memberikan pencerahan. “Ulama itu sebaiknya terjun langsung ke masyarakat untuk menanggapi isu-isu yang berkembang serta memberikan pencerahan, seperti memberikan fatwa soal budaya uang panai serta isu-isu lainnya,” tegasnya.
Ia pun menambahkan bahwa ulama itu adalah pewaris nabi, oleh sebab itu ulama harus ikhlas dan tulus melayani umat. Ulama tidak digaji, tidak ada tunjangan, tidak ada sertifikasi, atau hal lainnya, sehingga jika ada rezeki yang didapatkan ya Alhamdulillah. Kalau tidak ada, Naudzubillah.
Selanjutnya, Ia pun berkata bahwa ulama itu mempunyai tiga tugas pokok. Pertama adalah Khadimul Ummah Pelayan Umat, yang kedua adalah Sadiqul Hukumah Mitra Pemerintah dan yang terakhir adalah Wadiul Ummah Pelindung Umat.
Wakil Bupati Bulukumba yang turut hadir memberikan ucapan selamat dan dalam sambutannya mengatakan, “Atas nama Pemerintah Kabupaten, kami menyampaikan selamat dan sukses atas pelantikan dan pengukuhan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bulukumba. Ucapan terima kasih atas kesiapan dan kesanggupan kepada seluruh pengurus MUI Sulsel yang telah hadir, tetapi saya sedikit kecewa karena acara pelantikan ini tidak dilakukan di kantor Bupati,” tuturnya
Ia pun sangat mengapresiasi kepada MUI Bulukumba karena ternyata dalam kepengurusan MUI itu terdapat dari berbagai macam latar belakang bahkan dari kalangan wartawan pun bisa menjadi pengurus MUI.
Turut hadir dalam acara pelantikan tersebut, Kapolres Bulukumba, Perwakilan dari Kodim Bulukumba, Kepala Kantor Kemenag Bulukumba, Perwakilan dari Kominfo, dan seluruh pengurus MUI Kabupaten Bulukumba.
Pelantikan MUI Bulukumba ditutup dengan penyerahan buku saku Kumpulan Khutbah Ekonomi dan Syariah dari MUI Sulsel kepada ketua umum MUI Bulukumba oleh Ketua Umum MUI Sulsel secara simbolis. (NAP)
The post MUI Bulukumba Resmi Dilantik, ini Tanggapan Wakil Bupati. appeared first on MUI Sul Sel.
Leave a Reply